Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

thedreamcrusherAvatar border
TS
thedreamcrusher
Buah Kesabaran


Sabar adalah perasaan tidak mudah putus asa dari segala cobaan dan permasalahan yang kita hadapi. Sekarang pertanyaannya apakah kita mampu melakukannya?

Ini adalah pengalaman yang tidak akan kulupakan, pengalaman yang menguji kesebaranku untuk bisa bertahan dan menjadi lebih baik. Tahun ini pasti banyak orang yang mendapatkan masalah ataupun cobaan, dimulai dari segi ekonomi maupun untuk mengejar mimpi, dari yang ingin sekolah tinggi sampai membangun usaha sendiri terhalang oleh pandemi.

Termasuk aku yang terkena imbas dari pendemi covid 19. Tahun ini aku sudah mempersiapkan rencana matang setelah tamat SMA yaitu mengejar impian sedari kecil ingin menjadi polwan, merupakan suatu kebanggan bisa menggunakan seragam itu dan berbakti kepada negeri.

Mengenai hal itu, aku sudah membicarakannya dengan orangtua dan mereka sangat mendukung terutama papa, ia mengusulkan untuk masuk ke pelatihan atau semacam les polisi dan tentunya dengan bayaran yang lumayan besar. Aku tidak akan menyia-nyiakan harapan papa, karena ini juga adalah kesempatan untuk menggapai mimpiku.

Aku merasa cukup percaya diri untuk bisa lulus karena selama ini aku berusaha untuk merawat tubuh agar selalu sehat dan tentunya menghindari makanan-makanan yang terlalu berlemak.

Selama melakukan pelatihan aku selalu bersungguh-sungguh, dukungan dan doa dari keluarga membuat ku senantiasa bersemangat. Seolah impian sudah di depan mata jadi tidak ada lagi waktu untuk bermalas-malasan. Bukan hanya penguasaan teori, tetapi aku juga rajin berolahraga dimasa pandemi ini.

Kurang lebih 1 bulan berlalu, kesempatan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, tes polisi sudah dibuka. Memang tahun ini sangat berbeda karena adanya virus corona, aku selalu berhati-hati dimanapun berada agar tidak tertular.

***

Setelah satu bulan juga lamanya melakukan berbagai tes, seperti tes psikologi, pengetahuan, fisik, dll. Sampailah hari pengumuman kelulusan, hari itu aku bangun pagi-pagi dengan semangat untuk menyambut kelulusan.

Sesampainya disana ku lihat papan pengumuman yang sudah ramai di kerubungi, ku coba mencari namaku sambil berdesakan, terus melihat kiri-kanan, atas-bawah. Dan ternyata aku tidak lulus alias gagal. semangat yang membara langsung sirna, dada ku berdegup kencang, aku masih tidak bisa percaya.

Pihak kepolisian lalu memberikan rincian hasil ujian atau tes kemarin, ternyata penyebab aku gagal karena mengalami ambeien. Aku tidak tahu sejak kapan dan juga tidak pernah memeriksanya ke dokter.

Seharian itu aku hanya menangis dikamar, bagaimana tidak sudah berapa banyak biaya, waktu, dan usaha yang kuhabiskan. Dilain sisi aku berusaha untuk sabar dan mencari peluang lain untuk melanjutkan pendidikan.

Setelah hari-hari yang mengecewakan, orangtuaku menyarankan untuk kuliah ke IPDN. Aku terima saja karena bingung dan lebih baik dari pada manganggur.
Setelah beberapa minggu kemudian hasil tes masuk IPDN akhirnya keluar, aku tidak terlalu berharap untuk lulus. Tapi ternyata masih diberi kesempatan, kabar baik sekaligus kabar buruk datang berbarengan.

Kabar baiknya aku dinyatakan lulus dan buruknya aku malah positif corona, tentu saja hal ini membuat keluarga ku terkejut, padahal seperti sehat-sehat saja. Itulah dibalik setitik kebahagiaan yang baru saja ku dapatkan terselip satu cobaan lagi.

Aku menduga pasti tertular pada saat tes polisi kemarin, karena begitu ramai orang yang datang dari berbagai daerah dan berkumpul disatu tempat. Tapi untungnya pihak IPDN masih memberikanku kesempatan selama dua minggu untuk isolasi dirumah, jika selama dua minggu masih tetap dinyatakan positif maka aku langsung gagal.

Aku berusaha untuk tenang namun masih sedikit takut dengan penyakit ini, tak banyak yang bisa ku lakukan hanya dengan berdiam diri didalam kamar.
Lagi-lagi cobaan datang menghampiri, setelah para tetangga tahu bahwa aku positif corona, mereka langsung menjauhi keluarga ku.

Dan mereka menceritakan hal-hal yang berlebihan, bahkan parahnya adik ku diusir ketika bermain dengan anak tetangga, mereka memarahi adikku dan mengusirnya dengan kurang ajar. Tidak sampai disitu bahkan mama yang keluar untuk membeli bahan makanan pun di ganggu dengan pembicaraan mereka tentang ku.

Menurutku wajar jika mereka bersikap seperti itu karena takut, dan ini adalah salahku. Sekarang keluarga ku terkena imbasnya, aku benar-benar tidak mau keluar dari kamar karena takut papa, mama dan adik-adikku tertular.

Puncaknya, papa sudah tidak tahan lagi dengan para tetangga yang mengoceh dan menghina kami, ia keluar dan meneriaki mereka yang sedang asyik bergunjing ria. Siapa juga yang tahan jika keluarganya dihina, kemudian mama dengan cepat menenangkan papa yang sudah emosi.

Lagi-lagi aku menangis, ini salahku.
Dibalik cobaan ini papa dan mama masih senantiasa memberikan semangat, mereka selalu memberikanku yang terbaik. Tidak ingin terlalu berlarut dalam kesedihan, aku mencoba kembali sabar sama seperti gagal masuk polisi.

Aku harus yakin untuk bisa sembuh dan akan membanggakan mereka.

Sudah dua minggu berselang, kemudian aku pergi untuk mengecek kesehatan. Dan benar saja allah masih memberikanku kesempatakan dan membalas kesebaran ini, aku dinyatakan negatif. Tidak ada lagi kalimat yang pantas ku ucapkan selain rasa syukur.

Beberapa hari kemudian aku pamit untuk berangkat ke kampus IPDN, pada saat pamit aku menyempatkan untuk berterimkasih kepada kedua orangtuaku yang tidak pernah lelah dan selalu memberikan yang terbaik.

Sekarang aku merasa jauh lebih baik dan kuat, bukan hanya fisik tapi juga mental. Kedepannya aku akan selalu ingat dan yakin, seperti apapun kondisi yang kualami kesabaran adalah kunci terbaik.

Pengalaman ini mengingatkanku kepada surat Al-Baqarah ayat 286
Yang sebagian artinya: “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.

Kita tidak bisa mengukur cobaan atau beban yang sedang dirasakan oleh orang lain, belum tentu kita sanggup jika menjadi dirinya, jadi stop untuk meremehkan cobaan atau ujian yang sedang mereka hadapi. Karena sesungguhnya kita memiliki batasan-batasan dan kesanggupan yang berbeda.

Yakinlah untuk bisa melewati semua cobaan hidup dan menuai buah kesabaran
Diubah oleh thedreamcrusher 29-12-2020 14:30
kakusafAvatar border
bukhoriganAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
380
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan