Dalam hidup seseorang ada peran ibu yang menentukan hidupnya, baik secara langsung maupun tidak langsung karena hal itulah sukses berasa dalam genggaman.

Istilah dibalik kesuksesan ada dua wanita itu betul ada seorang istri dan peran dan doa seorang ibu.

Ibu buat ane adalah pahlawan, sahabat, sekaligus guru juga chef handal dimana masakan ala ibu sangat paling dirindukan.


Hal yang paling ane ingat adalah ibu sangat aware dengan proses belajar saat masa-masa sekolah dulu.

Apalagi saat mau ujian sekolah, ibu selalu membangunkan ane di tiap sepertiga malam untuk shalat dan belajar.

Uniknya, ibu ane sangat menghargai dengan apa yang sudah ane pelajari. Beliau mau mendengarkan dan bertanya layaknya seorang murid apa-apa yang sudah ane pelajari.


Alhasil apa yang ane jelaskan kepada beliau membuat ingatanku terhadap pelajaran semakin baik karena sering diulang.

Selain itu, ane belajar tentang menjadi anak yang mandiri. Dimana saat usia kelas 5 SD ane sudah bisa belajar pekerjaan ibu rumah tangga seperti ngepel, cuci piring, cuci baju, setrika bahkan masak.

Ternyata disaat tanggal 3 November 2005, ibu meninggal karena sakit kanker rahim yang di deritanya selama 2 tahun.

Kepergian beliau begitu cepat saat ane masih duduk di bangku SMA kelas 3. Disitulah ane mengerti hikmah dibalik ibu yang telah mengajarkan semuanya seakan-akan mempersiapkan anaknya untuk mandiri apabila beliau tiada.

Kenangan tentang ibu juga orangtua pernah ane tuangkan ke dalam buku Parentouch yang ane tulis bersama teman-teman komunitas Nulisyuk yang naik cetak bulan November 2020.


Jika ane dikasih kesempatan satu hari untuk bersama beliau adalah ane ingin mengucapkan terimakasih kepada beliau, meminta maaf karena belum bisa membahagiakan beliau dan ingin mengajak beliau berangkat haji atau umroh.

Rinduku pada beliau tidak akan lekang oleh waktu, seperti kasih sayangnya yang tidak dapat tergantikan dengan apapun.