

TS
Indriaandrian
Ibu, Kenangan Yang Takkan Ku Lupa

Ibu adalah sosok yang istimewa, beliau yang memberikan kehidupan dan nafas pertama untuk anak-anaknya sejak dalam kandungan. Ibu buatku adalah malaikat tanpa sayap yang benar-benar nyata hadir di dunia ini.
Ibuku adalah perempuan tegar yang luar biasa dan banyak menginspirasi dalam hidup. Menjadi yatim sejak kecil menjadikan beliau terbiasa bekerja keras, mencari rupiah sejak jaman sekolah.
Spoiler for my lovely mom:
Salah satu yang sangat menginspirasi dari Ibu adalah beliau hampir tidak pernah mengeluh, meski sakit, lelah dan bermasalah beliau berusaha untuk tidak merepotkan siapapun, bahkan meminta sesuatu atau menyuruh anaknyapun jarang sekali beliau lakukan.
She is a great mother.
Buat Ibu
Bu, ingatkah waktu dulu saat-saat kita sering menghabiskan waktu berdua? Memasak bersama, belanja dan mengobrol tentang banyak hal, betapa banyak nasihat dan inspirasi yang telah ibu berikan.
Bila harus menceritakan tentang kenangan indah kita, tentu banyak sekali bu. Meski sibuk mengajar menjadi guru tapi Ibu masih sempat menjahit dan merajut. Banyak baju semasa kecil yang dibuatkan oleh ibu, ada juga selendang rajutan yang masih kusimpan sampai sekarang.
Teringat bagaimana sabarnya ibu mengajariku merajut, meski aku yang tidak sabaran akhirnya tidak pernah bisa menyelesaikan rajutanku, tapi aku cukup bisa merajut sampai sekarang, bahkan bisa mengajarkan pada anak-anak tentang cara merajut yang benar.
Ingatkah juga tentang kenangan lucu kita,bu? Saat ibu hendak mengantarku ke sekolah, karena terburu-buru topiku tertinggal sehingga aku bergegas masuk mengambil topi. Tapi baru saja aku kembali hendak naik keboncengan, tiba-tiba saja ibu sudah melesat pergi meninggalkanku yang tertegun bingung.
Seperempat jam kemudian Ibu kembali pulang dengan terkekeh-kekeh. Ternyata Ibu tak sadar kalau aku tertinggal, sepanjang jalan Ibu bicara tapi aku diam saja, saat ibu menengok kebelakang ternyata aku tidak ada di boncengan. Meski akhirnya aku terlambat dan dihukum tapi hari itu menjadi kenangan indah buatku,Bu. Hari yang selalu membuatku tertawa saat mengenangnya kembali.
Ingatkah juga bu, saat berangkat hari pertama ujian semester kelas 10, motor kita tertabrak. Aku yang sempet terlempar dan melihatmu terseret motor, saat itu jantungku seolah dicabut bu. Seumur hidup itu adalah satu-satunya saat aku benar-benar histeris, aku takut bu, teramat sangat takut.
Aku tak peduli sakitku, tak terasa lukaku, walau harus merangkak dan tertatih di tengah jalan saat itu aku hanya ingin membantu ibu.
Taukah betapa leganya saat tau Ibu baik-baik saja, meski terluka tapi ibu masih menenangkanku.
Bu, mungkin selama ini jarang ku ungkapkan perasaanku, tak bisa ku tunjukan padamu tapi sungguh, aku sangat menyayangi ibu, sepenuh hatiku bu.
Melihat ibu sakit, terluka atau sedih raanya seolah Tuhan sedang menghukumku bu, menghukumku karena tak bisa menjaga ibu dengan baik.
Aku teramat sangat menyayangi ibu, apalagi sekarang hanya ibu orangtua yang aku punya, satu-satunya peganganku, penjaga hatiku, kekuatanku. Harapan terbesarku ibu selalu sehat, panjang umur, selalu ada untukku bu.
Keinginanku nanti saat pandemi ini berakhir, aku ingin mengajak ibu jalan-jalan. Kita piknik bu, ke Baturaden, pemandian air panas atau kemanapun yang ibu mau. Kita habiskan hari dengan bersenang-senang. Bersantai menikmati pemandangan, berlibur sekeluarga.
Meski tak banyak yang bisa kuberi, tapi aku akan berusaha menjagamu bu, menemanimu, membuatmu tetap tersenyum meski bapak tak ada lagi bersama kita.
Satu pintaku bu, sehatlah selalu. Tetaplah bersama kami.
Aku menyayangimu Ibu.
Purwokerto, Desember 2020
Bu, ingatkah waktu dulu saat-saat kita sering menghabiskan waktu berdua? Memasak bersama, belanja dan mengobrol tentang banyak hal, betapa banyak nasihat dan inspirasi yang telah ibu berikan.
Bila harus menceritakan tentang kenangan indah kita, tentu banyak sekali bu. Meski sibuk mengajar menjadi guru tapi Ibu masih sempat menjahit dan merajut. Banyak baju semasa kecil yang dibuatkan oleh ibu, ada juga selendang rajutan yang masih kusimpan sampai sekarang.
Teringat bagaimana sabarnya ibu mengajariku merajut, meski aku yang tidak sabaran akhirnya tidak pernah bisa menyelesaikan rajutanku, tapi aku cukup bisa merajut sampai sekarang, bahkan bisa mengajarkan pada anak-anak tentang cara merajut yang benar.
Ingatkah juga tentang kenangan lucu kita,bu? Saat ibu hendak mengantarku ke sekolah, karena terburu-buru topiku tertinggal sehingga aku bergegas masuk mengambil topi. Tapi baru saja aku kembali hendak naik keboncengan, tiba-tiba saja ibu sudah melesat pergi meninggalkanku yang tertegun bingung.
Seperempat jam kemudian Ibu kembali pulang dengan terkekeh-kekeh. Ternyata Ibu tak sadar kalau aku tertinggal, sepanjang jalan Ibu bicara tapi aku diam saja, saat ibu menengok kebelakang ternyata aku tidak ada di boncengan. Meski akhirnya aku terlambat dan dihukum tapi hari itu menjadi kenangan indah buatku,Bu. Hari yang selalu membuatku tertawa saat mengenangnya kembali.
Ingatkah juga bu, saat berangkat hari pertama ujian semester kelas 10, motor kita tertabrak. Aku yang sempet terlempar dan melihatmu terseret motor, saat itu jantungku seolah dicabut bu. Seumur hidup itu adalah satu-satunya saat aku benar-benar histeris, aku takut bu, teramat sangat takut.
Aku tak peduli sakitku, tak terasa lukaku, walau harus merangkak dan tertatih di tengah jalan saat itu aku hanya ingin membantu ibu.
Taukah betapa leganya saat tau Ibu baik-baik saja, meski terluka tapi ibu masih menenangkanku.
Bu, mungkin selama ini jarang ku ungkapkan perasaanku, tak bisa ku tunjukan padamu tapi sungguh, aku sangat menyayangi ibu, sepenuh hatiku bu.
Spoiler for me and Ibu:
Melihat ibu sakit, terluka atau sedih raanya seolah Tuhan sedang menghukumku bu, menghukumku karena tak bisa menjaga ibu dengan baik.
Aku teramat sangat menyayangi ibu, apalagi sekarang hanya ibu orangtua yang aku punya, satu-satunya peganganku, penjaga hatiku, kekuatanku. Harapan terbesarku ibu selalu sehat, panjang umur, selalu ada untukku bu.
Keinginanku nanti saat pandemi ini berakhir, aku ingin mengajak ibu jalan-jalan. Kita piknik bu, ke Baturaden, pemandian air panas atau kemanapun yang ibu mau. Kita habiskan hari dengan bersenang-senang. Bersantai menikmati pemandangan, berlibur sekeluarga.
Spoiler for best grany:
Meski tak banyak yang bisa kuberi, tapi aku akan berusaha menjagamu bu, menemanimu, membuatmu tetap tersenyum meski bapak tak ada lagi bersama kita.
Satu pintaku bu, sehatlah selalu. Tetaplah bersama kami.
Aku menyayangimu Ibu.
Purwokerto, Desember 2020
Spoiler for mother's day:
Sumber: dokpri
Diubah oleh Indriaandrian 23-12-2020 10:32




franciscafefria dan tien212700 memberi reputasi
2
250
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan