Awalnya saya sempat bingung dengan kata-kata "surga di telapak kaki ibu." Karena bapak pun banyak berperan penting. Tetapi setelah saya dikaruniai buah hati, sejak saat itulah pemahaman akan kata-kata tersebut tercerahkan.



Sebagai anak pertama dari 6 (enam) bersaudara, ada satu rasa cemburu dalam hati, karena saya harus berbagi rasa, ada adik yang harus engkau urus.


Perasaan yang tidak harus saya miliki, cemburu dengan adik sendiri. Masih teringat ketika kecil, saya berebut gunting dengan adik, tetapi mama lebih membela dia, akhirnya dengan rasa amarah saya merelakan benda tersebut untuk adik.


Kecemburuan yang sangat lucu bila harus mengingatnya, padahal saya sangat menyayangi adik-adik.



Kenangan indah yang tidak pernah saya lupakan, memori yang selalu menguar bila ada kekesalan atau sikap dari mama yang tidak sejalan, membuat amarah reda.


Ketika kecil saya digigit serangga_semut api-api, saat itu kaki saya bengkak, dan sangat gatal, membuat tidur terganggu.


Saya membangunkan mama yang sedang tertidur pulas, hanya untuk menggaruk kaki, kebetulan saat itu posisi di ruang tamu, sambil duduk, ketika mama ketiduran, saya terus merengek agar jangan berhenti.


Kebetulan jam dinding di rumah saat itu berganti tanggal ketika jam 00.00, untuk mengalihkan perhatian saya, mama menyuruh untuk memperhatikan jam dinding, yang sebentar lagi akan berganti.


Sesekali mama terlelap dalam tidurnya, mama begitu sabar menggaruk kaki ini. Saya tetap memperhatikan pergantian tanggal di jam dinding.


Akhirnya tiba jam 00:00 pergantian tanggal pada jam dinding, rasa senang bisa menyaksikan pergantian tanggal tersebut (kebahagiaan saat masa kanak-kanak sungguh sederhana).



Mama yang sedang terlelap dalam tidurnya, saya bangunkan karena rasa senang dapat menyaksikan yang menurut saya kecil adalah kejadian yang langka, karena memang jam tidur tidak lebih dari jam 22:00.


Kejadian yang sederhana tetapi bagi saya kecil begitu indah, bisa bersama menikmati pergantian hari tanpa ada orang lain yang mengganggu, hanya kita berdua.



Seandainya posisi berganti, mungkin saya akan lebih memilih tidur di kasur. Kasih Ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan, itulah pepatah yang sangat mewakilkan.


Seandainya ada kesempatan bisa seharian dengan mama tercinta, saya akan mengikuti apa yang mama lakukan, bukan mama yang mengikuti kehendak saya.


Lepas dari gadget masing-masing, mengulang kejadian tersebut, bukan untuk menggaruk kaki ini, tetapi untuk menikmati pergantian hari denganmu, dari membuka mata sampai mata terpejam.


Sebuah kegiatan yang menjadi harapan, saya dan mama bisa ibadah ke tanah suci bareng, meskipun di sana akan fullibadah, tetapi itulah harapan mama untuk saat ini. Suatu ibadah yang tertunda karena pandemi, entah sampai kapan.


Meskipun saya tidak bisa menceritakan di thread ini, saya banyak belajar arti sebuah kesabaran darimu, apapun badai yang menyerang dalam rumahtangga, mama tetap setia berada di samping papa.


Engkau wanita hebat dan kuat, serta memiliki kesabaran yang luar biasa, bahkan saya tidak ingin berada di posisimu.


Hanya doa yang terus tanpa henti kupanjatkan buatmu.