

TS
ika775
Tum Hi Ho

Semua wanita, senang memiliki suami nan romantis. Begitu pula denganku. Dan segala usahamu untuk menyenangkan hatiku, semakin membuat aku jatuh cinta, dan tak ingin jauh darimu.
Sepertinya Allah swt sudah mengatur hidup kita seperti itu ya. Hanya lelaki sederhana yang kupunya. Dan hanya cinta dari engkau, yang membuatku terbang di awang-awang.
"Aku lapar," kataku pagi itu.
Kita baru saja bangun. Dan aku baru saja selesai membuat segelas kopi untukmu.
Kulihat di luar matahari muncul perlahan, memberikan kehangatan sinarnya pada bumi yang masih berselimut kabut. Burung-burung kecil menyambutnya.
"Makanlah... Saya tidak lapar..." jawabmu, sambil menyungging senyum.
Aku suka tatapan itu. Engkau menatapku dengan kasih sayang. Seakan kau menawarkan sejuta kelembutan.
Aku mengerti. Mungkin inilah cara pria berterima kasih kepada pasangannya atas semua kebahagiaan dan dukungan. Apalagi untuk lelaki pemalu seperti dirimu. Engkau tak pernah bisa mengatakannya kan? Seringnya aku melihat sikapmu saja yang berbicara.
Seperti pagi ini. Engkau tak bisa menemaniku menikmati sarapan, tapi engkau memilih duduk juga di dekatku. Sambil menyentuh-nyentuh layar ponsel.
Aku meneruskan suapanku. Terasakan nikmat sekali. Meski aku tak mempunyai menu yang enak dan mewah bagai mereka. Hanya beberapa sendok nasi hangat, ditambah telur dadar sisa semalam.
Perlahan membran telingaku menangkap bunyi yang tak asing. Sebuah irama yang sudah familiar. Sepertinya aku pernah dengar. Tapi kapan?
Ah ya, ini irama lagu India
Sebenarnya aku tak terlalu suka film India. Tetapi tiga tahun yang lalu aku pernah menonton satu judul cerita romantis. Film itu ditayangkan bukan sekali duduk, tetapi berseri. Aku menikmatinya senin sampai jumat, pagi hari saat dua anak kita masih berada di sekolahmya.
Aku merasa kesepian sekali, saat itu. Engkau juga sudah berangkat kerja. Tinggallah aku dan si bungsu yang saat itu masih bayi.
Terkadang sepulang dari membeli sayur-mayur di warung, aku menikmati sarapan nasi kuning sambil nonton serial tersebut.
Tapi apakah lagu yang kudengar kali ini...
Ah, sepertinya bukan. Ini lagu yang berbeda. Coba aku mendengarkan lagi.
Hum tere bin ab reh nahi sakte
Tere bina kya wajood mera
Tujhse juda gar ho jaayenge
Toh khud se hi ho jaayenge judaa
Kyunki tum hi ho
Ab tum hi ho
Zindagi ab tum hi ho
Chain bhi, mera dard bhi
Meri aashiqui ab tum hi ho
Tera mera rishta hai kaisa
Ik pal door gawara nahi
Tere liye har roz hai jeete
Tujh ko diya mera waqt sabhi
Koi lamha mera na ho tere bina
Har saans pe naam tera
Kyunki tum hi ho
Ab tum hi ho
Zindagi ab tum hi ho
Chain bhi, mera dard bhi
Meri aashiqui ab tum hi ho
Tumhi ho Tumhi ho
Tere liye hi jiya main
Khud ko jo yun de diya hai
Teri wafa ne mujhko sambhala
Saare ghamon ko dil se nikala
Tere saath mera hai naseeb juda
Tujhe paake adhoora naa raha hmm
Kyunki tum hi ho
Ab tum hi ho
Zindagi ab tum hi ho
Chain bhi, mera dard bhi
Meri aashiqui ab tum hi ho
Artinya
Aku tak bisa hidup tanpamu
Apalah aku tanpamu
Apalah aku tanpamu
Jika aku terpisah darimu
Maka aku juga akan terpisah dari diriku
Karena hanya kamu
Sekarang hanya kamu
Kehidupanku kini hanya kamu seorang
Ketenanganku juga rasa sakitku
Cintaku sekarang adalah dirimu seorang
Bagaimana hubungan kita ini
Aku tidak bisa jauh darimu walaupun untuk sesaat
Untukmu setiap hari aku bertahan hidup
Semua waktuku hanya untukmu
Tiada sedikitpun waktuku tanpa kehadiranmu
Namamu ada di setiap hembusan nafasku
Karena hanya kamu
Sekarang hanya kamu
Kehidupanku kini hanya kamu seorang
Ketenanganku juga rasa sakitku
Cintaku sekarang adalah dirimu seorang
Dirimu
Dirimu
Hidupku hanya untukmu
Aku telah memberikan hidupku untukmu
Kesetiaanmulah yang telah menjagaku
Menghapus seluruh duka dari dalam hatiku
Bersamamu nasibku terjalin
Setelah mendapatkanmu hidupku sempurna
Karena hanya kamu
Sekarang hanya kamu
Kehidupanku kini hanya kamu seorang
Ketenanganku juga rasa sakitku
Cintaku sekarang adalah dirimu seorang
Lalu aku menjelajah bola mata di hadapanku. Mencari niat yang mungkin disembunyilan di dalamnya. Aku tau engkau biasanya menyukai lagu dari negeri jiran. Engkau akan merasa syahdu. Tapi kali ini?
Ah ya, aku ingat.
Beberapa bulan yang lalu engkau juga memutar lagu Tum Hi Ho di layar ponsel, lalu si bungsu tampak mengikuti ujung-ujung syairnya. Sepertinya si bungsu menyukainya, dan terbawa begitu saja dalam aktifitasnya menggambar kala itu. Aku segera merekamnya dalam format video, bangga.
Kalau begitu ini adalah kali kedua, engkau memutar lagu bernada romantis untukku. Sayang kau tak hafal liriknya, jadi engkau tak bisa menyanyikannya untukku. Benar, kan?
Ingat saja dulu, saat kita baru menjadi pasutri. Kita tinggal di sebuah kost kecil di rantau orang. Tak punya tv untuk mendapatkan hiburan. Justru keadaan seperti ini engkau gunakan untuk memikat hatiku.
Engkau mengambil sebuah gitar, lalu duduk berseberangan denganku. Menyetem sebentar, lalu mulai menyanyikan lagu-lagu romantis. Gombal benar, pikirku tetapi senang.
Aku mendengarkan lagi, lagu Tum Hi Ho yang masih mengalun. Sarapanku sudah habis. Aku menandaskan segelas air putih, biar darahku lancar mengalir.
Merdunya lagu ini. Dan engkau yang memutarnya untukku. Dengan tetap duduk di situ, menemani aku sarapan, meski engkau hanya mengepulkan asap tembakau sambil menghabiskan kopimu.
Aku masih saja merasa terbuai, teringat semalam engkau menyentuhku juga dengan kasih sayang. Hidup ini memang nikmat sekali, asal kita bersyukur.
Aku membuang jauh-jauh segala kesedihan, yang biasa merutuk-rutuk kehidupan yang kita miliki. Bukankah manusia itu akan selalu merasa kurang, walaupun emas permata dalam genggamannya?
"Saya mandi dulu, mau kerja..." pamitmu.
Lalu engkau beranjak mengambil handuk, setelah menciumku sekali.
❤❤❤






husnamutia dan 3 lainnya memberi reputasi
4
552
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan