- Beranda
- Komunitas
- Female
- Sista
Malaikat Tanpa Sayap Adalah Ibuku, Saatnya Kupersembahkan Surat Untuk Ibu


TS
muyasy
Malaikat Tanpa Sayap Adalah Ibuku, Saatnya Kupersembahkan Surat Untuk Ibu
Assalamu'alaikum Gansis

Selamat sore dan selamat rehat, ya. Thread kali ini, aku akan menceritakan sosok ibuku yang sangat perhatian. Ya, semua ibu yang ada ada di dunia ini pasti sangat perhatian pada anak-anaknya.
Aku sempat membayangkan, kenapa waktu cepat sekali berputar. Aku ingin seperti dulu. Menjadi anak kecil yang dimanja, selalu bercerita tak tentu arah, belajar dan mengaji di temani oleh ibu.

Sekarang beda lagi. Karena aku sudah berkeluarga. Tidak sepenuhnya seharian penuh bersama ibu. Membangun rumah pun, harus di samping rumah ibuku. Aku tak mau jauh dengan ibuku. Beliau adalah wanita pertama yang membuatku jatuh
cinta.
Ibu tak pernah mengeluh. Pekerjaan rumah ataupun ke ladang selalu dikerjakan dengan giat. Dulu, apapun aktivitas yang aku lalukan, tidak dibolehkan selain menyapu rumah. Memasak pun dilarang karena takut jika aku terkena pisau atau menangis karena merasakan perihnya bawang. Perhatiannya itu membuat aku menangis jika selalu mengingatnya.

Di bulan yang spesial ini, aku mengingat akan satu hal yang membuat aku begitu semangat mengingat kejadian ini. Ibu juga tak lupa mengingatnya. Padahal, sudah beberapa tahun lamanya.
Kejadian itu di saat aku belum menikah. Pas ingat jika besok adalah Hari Ibu. Aku yang tidak mempunyai kreatifitas tentang membuat kue dan saat itu aku jadi koki dadakan.
Meminjam buku resep kue pada tetangga dan memilih kue yang akan kubuat. Karena alat-alatnya aku tidak punya, terpaksa membuat kue seadanya, yaitu kue bawang. Namanya pemula, pasti ada saja hasil yang tak memuaskan. Entah itu resepnya yang salah atau aku yang memberi bahan pada adonannya tidak tepat. Saking semangatnya, kue bawang yang aku buat ternyata tidak sesuai ekspektasi. Adonannya kebanyakan mentega, jadi pas digoreng malah meluber. Awalnya kue bawang berbentuk bulat, kini seperti bubur mentega.
Tidak menunggu lama, aku membuang semua bahan dan adonan kue bawang. Kecewa, pasti iya. Ternyata aktivitasku saat itu sudah diketahui oleh ibu. Ibu yang tiba-tiba memelukku untuk memberi semangat dan berterima kasih dengan segala upayaku membahagiakannya.
Beliau berkata, "terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membuat kue untuk ibu. Walau kuenya tidak jadi, tetapi ibu sangat senang jika kamu tersenyum seperti ini."
Air mataku pun meleleh. Aku masih cengeng sampai saat ini. Ya, aku tidak bisa membayangkan apa jadinya aku tanpa ibu. Ibu adalah seluruh hidupku. Ibu adalah segalanya bagiku.
Kucoba menorehkan isi hati ini lewat puisi untuk ibu.

Sekarang, keinginanku ingin mengajak ibu keliling ke kota. Mencari kuliner yang sangat disukainya. Hanya satu makanan yang sampai saat ini menjadi primadona dan tidak pernah mengganti dengan makanan apapun yaitu bakso. Namun, bukan itu saja. Aku juga ingin memberitahukan pada dunia jika ibuku saat ini adalah ibu yang paling terhebat. Suka cita menikmati pemandangan dan duduk di taman dengan bercerita tentang masa kecil. Walaupun sudah beberapa kali bercerita, tetapi aku tidak bosan mendengarkannya. Sesederhana itu yang aku mau. Bukan yang lain.
Dan, ini adalah surat untuk ibu tercinta. Rasa hatiku bisa tercurahkan lewat surat ini. Kalau bicara langsung, sudah nangis duluan.

Quote:
Untuk semua Ibu yang ada di dunia ini, semoga sehat selalu dan tetaplah bahagia. Aamiin
Gresik, 18 Desember 2020
Sumber narasi : oppri
Sumber gambar : oppri & PicsArt
Diubah oleh muyasy 18-12-2020 12:15






wanitatangguh93 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
969
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan