

TS
aisber
Mulianya Hati Seorang Ibu
Ibu, Aku Menyayangimu

Penulis : @aisber
Sumber gambar : dokumen pribadi

Quote:
Ibu adalah pelita di kala kita tersesat dalam kegelapan, dia adalah lentera di saat kita terjebak dalam ruangan tanpa penerangan. Ibu adalah malaikat tak bersayap, kasih sayangnya sangat tulus dengan pengorbanan yang tak lagi terhitung.
Quote:
17-12-2020
Surat Untuk Ibu, dari Aku, Anakmu yang Suka Membantah Saat Diajak Bicara
Assalamu'alaikum, Bu. Pertama sekali yang ingin aku katakan adalah kata maaf.
Ya, maaf karena sudah terlalu sering aku lupa bahwa engkau adalah mahluk mulia yang seharusnya disayangi dan dihormati. Engkau adalah wanita berhati lembut, maka seharusnya, aku pun harus bersikap lembut padamu.
Ibu, maaf, jika selama ini sudah terlalu banyak dosa yang kulakukan terhadapmu, maaf jika aku belum bisa menjadi anak yang baik.

Bu, aku sungguh bersyukur bisa menjadi salah satu bagian dari kehidupanmu. Sungguh bersyukur karena menjadi salah satu yang kau cintai, dan sungguh, aku pun juga mencintaimu, Ibu ….
Aku tak pandai merangkai kata-kata, Bu. Tapi, sebisa mungkin aku akan menyuguhkanmu kata-kata manis agar engkau senang kala membacanya.
Bu, setiap berada dekat denganmu, bagiku itu adalah momen kebersamaan paling indah. Tak ada yang dapat menandinginya, semua kebersamaan denganmu di waktu dulu pun, bagiku adalah kenangan paling indah. Bahkan, terlalu indah jika hanya untuk dikenang saja.
Namun, entah kenapa khayalku teringat akan satu masa di mana, saat kita pergi berkunjung ke rumah kakak, meski perjalanannya sangat jauh dengan menempuh bus selama dua hari, tetapi aku sangat bahagia kala itu. Ahh, aku lupa entah di usia ke berapa waktu itu diajak ke sana, tetapi sungguh, aku benar-benar bahagia.
Sesampainya di rumah kakak, kita pun disambut dengan hangat peluk keluarga kecil kakak. Mereka sangat antusias menyambut kita, Bu.
Di kala itu, aku benar-benar bahagia apalagi melihat wajah Ibu yang sangat ceria bisa berkumpul dengan anak cucu, bahagiamu, adalah bahagiaku juga, Ibu.

Duhai wanita tersayangku, andai saja ada waktu seharian penuh bersamamu, maka aku akan memilih untuk mengajak Ibu berkeliling kota, kita akan berboncengan menggunakan sepeda motorku, aku akan membawa Ibu ke mana pun yang Ibu mau.
Lalu kita akan mampir untuk makan bersama, kita akan makan kari kambing kesukaan Ibu. Hmm, pasti enak banget ya Bu?
Setelah itu kita akan ke mana? Aku akan mengajak Ibu untuk berbelanja pakaian meski aku sudah menebak kalimat apa yang akan Ibu ucapkan.
"Nggak usah, pakaian, Ibu masih ada."
Aku sudah tahu Ibu, maka, aku akan tetap membelikanmu minimal hanya satu set pakaian.
Bu, aku tidak bisa memberikanmu kejutan mewah, aku bukanlah seorang pengusaha.
Bu, aku sadar tak punya cukup waktu untuk sering-sering menemanimu, aku adalah seseorang yang sudah dewasa dan memiliki pekerjaan. Aku bukan anak kecil yang dulu masih sering bergelayut manja di pundakmu, Bu.
Tapi, sebisa mungkin akan meluangkan waktu meski hanya sebentar, sebisa mungkin aku akan memberikanmu yang terbaik.

Bu, aku tak akan berjanji, tetapi, jika aku mampu, aku akan membelikan Ibu satu buah handphone, bukankah itu keinginan Ibu?
"Cuma untuk hiburan saja, pengen rasanya. Nanti bisa hubungin teman-teman lama lagi." Itu kata-kata yang Ibu ucapkan, membuatku ingin sekali memenuhinya. Namun, apalah daya harga handphone tak semudah membeli permen. Maaf ya, Bu. Sabar ya, uangnya aku kumpulin dulu.

Di akhir surat ini, aku ingin bilang padamu, Ibu. Bahwa aku sangat mencintaimu, juga akan berusaha untuk terus membuatmu tersenyum bahagia.
I love you!
Surat Untuk Ibu, dari Aku, Anakmu yang Suka Membantah Saat Diajak Bicara
Assalamu'alaikum, Bu. Pertama sekali yang ingin aku katakan adalah kata maaf.
Ya, maaf karena sudah terlalu sering aku lupa bahwa engkau adalah mahluk mulia yang seharusnya disayangi dan dihormati. Engkau adalah wanita berhati lembut, maka seharusnya, aku pun harus bersikap lembut padamu.
Ibu, maaf, jika selama ini sudah terlalu banyak dosa yang kulakukan terhadapmu, maaf jika aku belum bisa menjadi anak yang baik.

Bu, aku sungguh bersyukur bisa menjadi salah satu bagian dari kehidupanmu. Sungguh bersyukur karena menjadi salah satu yang kau cintai, dan sungguh, aku pun juga mencintaimu, Ibu ….
Aku tak pandai merangkai kata-kata, Bu. Tapi, sebisa mungkin aku akan menyuguhkanmu kata-kata manis agar engkau senang kala membacanya.
Bu, setiap berada dekat denganmu, bagiku itu adalah momen kebersamaan paling indah. Tak ada yang dapat menandinginya, semua kebersamaan denganmu di waktu dulu pun, bagiku adalah kenangan paling indah. Bahkan, terlalu indah jika hanya untuk dikenang saja.
Namun, entah kenapa khayalku teringat akan satu masa di mana, saat kita pergi berkunjung ke rumah kakak, meski perjalanannya sangat jauh dengan menempuh bus selama dua hari, tetapi aku sangat bahagia kala itu. Ahh, aku lupa entah di usia ke berapa waktu itu diajak ke sana, tetapi sungguh, aku benar-benar bahagia.
Sesampainya di rumah kakak, kita pun disambut dengan hangat peluk keluarga kecil kakak. Mereka sangat antusias menyambut kita, Bu.
Di kala itu, aku benar-benar bahagia apalagi melihat wajah Ibu yang sangat ceria bisa berkumpul dengan anak cucu, bahagiamu, adalah bahagiaku juga, Ibu.

Duhai wanita tersayangku, andai saja ada waktu seharian penuh bersamamu, maka aku akan memilih untuk mengajak Ibu berkeliling kota, kita akan berboncengan menggunakan sepeda motorku, aku akan membawa Ibu ke mana pun yang Ibu mau.
Lalu kita akan mampir untuk makan bersama, kita akan makan kari kambing kesukaan Ibu. Hmm, pasti enak banget ya Bu?
Setelah itu kita akan ke mana? Aku akan mengajak Ibu untuk berbelanja pakaian meski aku sudah menebak kalimat apa yang akan Ibu ucapkan.
"Nggak usah, pakaian, Ibu masih ada."
Aku sudah tahu Ibu, maka, aku akan tetap membelikanmu minimal hanya satu set pakaian.
Bu, aku tidak bisa memberikanmu kejutan mewah, aku bukanlah seorang pengusaha.
Bu, aku sadar tak punya cukup waktu untuk sering-sering menemanimu, aku adalah seseorang yang sudah dewasa dan memiliki pekerjaan. Aku bukan anak kecil yang dulu masih sering bergelayut manja di pundakmu, Bu.
Tapi, sebisa mungkin akan meluangkan waktu meski hanya sebentar, sebisa mungkin aku akan memberikanmu yang terbaik.

Bu, aku tak akan berjanji, tetapi, jika aku mampu, aku akan membelikan Ibu satu buah handphone, bukankah itu keinginan Ibu?
"Cuma untuk hiburan saja, pengen rasanya. Nanti bisa hubungin teman-teman lama lagi." Itu kata-kata yang Ibu ucapkan, membuatku ingin sekali memenuhinya. Namun, apalah daya harga handphone tak semudah membeli permen. Maaf ya, Bu. Sabar ya, uangnya aku kumpulin dulu.

Di akhir surat ini, aku ingin bilang padamu, Ibu. Bahwa aku sangat mencintaimu, juga akan berusaha untuk terus membuatmu tersenyum bahagia.
I love you!
Penulis : @aisber
Sumber gambar : dokumen pribadi






wanitatangguh93 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
657
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan