Ibu, sosok wanita tegar yang jasanya tak pernah bisa terbalas sampai kapan pun. Hanya doa yang bisa aku panjatkan di setiap selesai shalat. Semoga Allah memberkahi umurnya, dan merahmati kehidupannya.

Jika ada yang bertanya siapa yang paling aku cintai selain Allah dan Rasul-nya? Maka jawabannya adalah ibu. Untuk berbagai alasan, untuk berbagai kebaikan yang pernah ia berikan. Bagiku, ibu adalah belahan jiwa. Aku akan ikut sakit saat ia terluka dan kecewa. Bahkan ketika penyebab kekecewaan itu adalah aku. Aku merasa kecewa pada diri sendiri. Aku marah pada diri sendiri karena penyesalan yang begitu dalam.



Hai, Agan dan Sista. Bagaimana kabarnya? Semoga Gansist dan ibunya, serta seluruh ibu di dunia diberikan kesehatan oleh Allah swt.

Jujur saja, melihat ada event surat cinta untuk ibu, aku merasa bahagia sekali.

Ibu adalah insan yang paling kucintai di dunia ini. Aku bingung jika harus menuliskan tentang kenangan terindah yang pernah terjadi bersama ibu, karena setiap detik bersamanya itu berharga. Bahkan jika ibu tak di rumah, aku adalah orang yang paling dulu bertanya beliau ke mana?



Baiklah, aku akan cerita salah satu kenangan terindah saat bersama ibu.

Saat itu ada kegiatan Pramuka di sekolah tempat ibuku berjualan. Siswanya rame ngumpul di situ semua. Ada berbagai macam acara, hingga malam sampai semingguan.

Aku bantu-bantu ibu jualan di kantin sekolah dari siang sampai malam. Mulai dari menggoreng gorengan, melayani pembeli, dan lain sebagainya. Alhamdulillah waktu itu laku banyak, lebih dari biasanya dan kami mendapat untung yang lumayan. Ibu terlihat bahagia sekali. 

Selebihnya saat aku mengantar ibu ke pasar untuk belanja keperluan jualan. Ini adalah hal rutin yang kulakukan, aku merasa bahagia jika ibu bahagia.

Jika aku punya waktu seharian dengan ibu apa yang ingin sekali dilakukan?

Jika punya waktu dan kemampuan berupa materi, aku ingin ngajak ibu jalan-jalan. Ibu tipe orang yang jarang wisata, maklum saja kami tinggal di kampung dan dengan rutinitas mencari rezeki seadanya. Jadi, aku pengen banget ngajak ibu refreshing seharian, sekalian ajak beliau nyicipin kuliner yang ada di tempat-tempat wisata yang belum pernah dicicipinya. Itu keinginan yang paling dalam. Semoga tercapai.



Teruntuk ibu,

Maafkan jika aku banyak salah. Aku yang tak pandai menjaga perasaan, maafkan. Sungguh, ketika aku membuatmu kecewa, percayalah bahwa ada tangisan yang diam-diam kusembunyikan, karena kecewa pada diri sendiri, menyesal telah mengecewakanmu.

Maafkan aku yang belum bisa banyak membantu. Sejujurnya, jika ada beban yang engkau pikul, aku juga merasa pilu, karena lemahnya diri tak bisa membantu.

Selama ini, putrimu sedang berjuang dengan hobi menulis. Aku inginkan doa dan ridha darimu agar suatu saat bisa menjadi penulis yang sukses.

Untuk sekarang, tak ada yang tahu jika aku menulis, selain adik bungsu. Karena, untuk menunjukkan pada ibu, pada dunia 'aku sebagai seorang penulis,' aku belum punya nyali. Rasanya masih malu, minder.

Aku ingin terus bersamamu, hingga ajal menjemput, kemudian aku akan menunggu takdirku. Selanjutnya, semoga di Surganya kita dipertemukan kembali, sekeluarga. Aamiiin.



Ditulis oleh @ElviHusna
Opini pribadi
Gambar : Dokumentasi pribadi