Kasih yang tak terperi dari seorang ibu. Kepeduliannya padaku tak ada cela, meskipun aku berlumur dosa. Dialah sosok yang selalu meyakini, jika aku mampu bertapak di atas kakiku sendiri.
Quote:
Dialah ibu yang menyelamatkanku dari jurang kehinaan.
Seberapa artinya Ibu bagiku?
Quote:
Saat itu aku sedang melakukan banyak dosa. Seperti memiliki tabir dalam mimpinya
–Ibu bermimpi bahwa aku berada terbawa arus sungai yang deras. Ibu dari atas memanggil-manggilku, tapi katanya aku tidak merespon sama sekali. Aku malah menangis meminta tolong, "Ibu ... Ibu ... Ibu ...!"
Sejurus kemudian Ibu berdoa kepada Tuhan dalam mimpinya itu.
Miracle terjadi ....
Surutlah air bah itu dan Ibu mendapatiku di atas sebuah batu besar. Terjulurlah tangan Ibu yang menyelamatkanku.
Dari mimpi itulah Ibu mulai mengoreksi kehidupanku, menguraikan apa yang aku lakukan, hingga Ibu memiliki mimpi yang seperti itu. Sejurus kemudian, dengan mengerikannya Ibu lalu mendesakku untuk mengatakan semuanya!
Singkat cerita aku bersujud di kaki ibu dan memohon maaf.
"Maafkan aku, Ibu ...!" tangisku pecah.
"Iya ... iya ... iya ... kamu adalah anakku. Ibu akan menyelamatkanmu, akan mengembalikanmu menjadi anak Ibu yang kuat. Anak ibu yang membanggakan di suatu saat nanti.
Quote:
Quote:
Aku selalu yakin akan itu. Akan ucapan Ibu adalah doa. Terbitlah makna, Ibu menasehatiku agar selalu berada di jalan-Nya, jalan Tuhan yang ibu bernapas atas rida-Nya.
Ibu ingin aku menjadi manusia sesuai dengan nama yang disematkan dan menjadi panggilanku. Aku bersyukur atas itu semua.
Surat cintaku pada Ibu 👇👇
Quote:
Ini bukan puisi cinta Ibu
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau mengulurkan tanganmu Ibu
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau dan memelukku Ibu
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau mengecup keningku Ibu
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau membelai rambutku Ibu
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau makin menarikku dalam dekapanmu
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau menasehatiku dengan tutur indahmu
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau lantunkan doa permohonan pengampunan dari sucinya bibirmu
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau membuka tabir dan mengetuk pintu langit
Oh, Ibu ... aku adalah anakmu yang pendosa
Di saat itu engkau selalu memelukku
Kau selalu mengatakan kalau aku pantas menjadi anakmu
Citamu Ibu agar aku menjadi manusia yang bermanfaat sesuai namaku.
"Bacalah buku ini anakku!" pintamu kala itu.
"Kamu adalah Qoni!"
Terima kasih Tuhan, telah memberikanku Ibu terbaik di dunia yang kasihnya tak terbatas.
Ngawi, 16 Desember 2020
Pendosa yang berdoa
Warna_Senja