- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Rusia Berhasil Uji Coba Rudal Balistik Antar-benua dari Kapal Selam


TS
samsol...
Rusia Berhasil Uji Coba Rudal Balistik Antar-benua dari Kapal Selam

Empat rudal Bulava tersebut diluncurkan dari kapal selam Vladimir Monomakh kepunyaan Armada Pasifik Rusia yang berlokasi di bawah air di Laut Okhotsk.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan keempat rudal tiruan tersebut berhasil mecapai sasaran di lapangan tembak Chiza di wilayah Arkhangelsk yang jauhnya mencapai 5.471 kilometer.
Kapal selam Vladimir Monomakh adalah salah satu kapal selam bertenaga nuklir kelas Borei sebagaimana dilansir dari Daily Mail.
Rusia sendiri memiliki empat kapal selam kelas Borei dan masing-masing mampu membawa 16 rudal Bulava.
Keempat armada kapal selam ini dimaksudkan Rusia sebagai inti kekuatan nuklir dari komponen Angkatan Laut Rusia selama beberapa dekade mendatang.
Pada 2018, kapal selam lain dari jenis yang sama melakukan meluncurkan empat rudal Bulava yang dimaksudkan sebagai demonstrasi kekuatan penangkal nuklir Rusia.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melapor kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa peluncuran tersebut mengakhiri latihan skala besar dari kekuatan nuklir strategis Rusia yang dimulai pada Rabu (9/12/2020).
Manuver terbaru dari Rusia tersebut juga memperlihatkan kapal selam bertenaga nuklir milik Rusia lainnya yang melakukan latihan peluncuran ICBM dari Laut Barents.
Selain itu, ICBM itu berbasis darat juga diluncurkan dari fasilitas Plesetsk di barat laut Rusia.
Tak cukup sampai di situ, Rusia juga memamerkan dua pesawat pengebom strategis Tu-160 dan Tu-95 yang menembakkan rudal jelajah pada target di Samudra Arktik.
Aksi Rusia tersebut berlangsung setelah Rusia memperluas latihan militernya dalam beberapa tahun terakhir.
Apalagi, hubungan Rusia dengan Barat semakin merenggang sejak era Perang Dingin usai karena pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Moskwa pada 2014.
Serangkaian latihan peluncuran rudal tersebut juga dilakukan kurang dari dua bulan sebelum perjanjian kontrol senjata antara Amerika Serikat (AS) dengan Rusia berakhir.
Perjanjian kontrol senjata antara kedua negara adidaya tersebut bernama New Strategic Arms Reduction Treaty (START) dan akan berakhir pada Februari 2021.
Sebenarnya, Moskwa dan Washington telah membahas kemungkinan perpanjangan New START. Namun, kedua belah pihak gagal mencapai kata sepakat.
New START ditandatangani pada 2010 oleh mantan Presiden AS Barack Obama dan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Perjanjian tersebut membatasi kepemilikian hulu ledak nuklir dari kedua negara yakni tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir.
Setelah Moskwa dan Washington menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty yang ditandatangani pada 1987, New START adalah satu-satunya kesepakatan yang mengendalikan kepemilikan senjata nuklir antara kedua negara.
Jika New START benar-benar berakhir dan kedua negara tidak memperpanjangnya, akan menimbulkan kekhawatiran untuk stabilitas global karena tidak ada kontrol terhadap kepemilikan senjata nuklir antara AS dan Rusia.
https://www.kompas.com/global/read/2...l-selam?page=2
Rusia makin menakutkan gan

@sorken
@netizen62
@johanbaikatos
Diubah oleh samsol... 13-12-2020 19:47


37sanchi memberi reputasi
1
424
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan