Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sangatamvanAvatar border
TS
sangatamvan
Badan Saya Gemetar Melihat Wanita di Gunung
Baru saja saya sampai di pos keberangkatan, Dian mengajak saya dan teman lainnya untuk langsung naik gunung. padahal baru aja 15 menit kita sampai setelah datang dari jauh naik bis, ojek online, dan angkutan umum(angkot) untuk sampai ke titik ini.

beruntungnya pada saat itu adalah jam 11.30 siang, di jam-jam ini biasanya panas terik matahari siang terasa sangat menyengat. Itu yang membuat pendakian kita dimulai pada jam 12.30 siang, ketika istirahat selama satu jam itu si Putra aja sempat tidur dulu.

Dijalan pendakian menuju pos 1, saya melewati pohon-pohon,pemandangan yang biasa saja, seperti pepohonan biasa yang ada didekat rumah saya, ini juga karena juga masih di dataran rendah. ada juga batu besar yang kalau dilihat sungguh-sungguh ada pola yang menggambarkan wajah manusia, namun saya hanya melihat sekilas tidak meniliknya. sampai dititik sungai kecil dan sangat dangkal, tapi karena kebersihan dan kesejukannya membuat saya ingin berlama-lama disitu.

Dian yang nggak sabaran dan terburu-buru kaya lagi dikejar setan mengajak saya dan 3 teman lainnya untuk segera sampai di pos 1 karena ingin beristirahat, saya menolak, saya bilang "ntaran dulu, air nya enak(sejuk) nih". kata-kata itu tidak menghentikannya, Dian melanjutkan perjalanan, ia bilang "tuh lian kan pos?" sambil nunjuk "nah itu pos 1, ntar nyusul kesitu". Pos nya ternyata udah nggak jauh dari sungai kecil ini, bisa keliatan jelas. karena Dian dan 2 teman lainnya memilih untuk bergegas ke POS 1, jadi hanya tersisa saya dan Putra di sungai ini.

Setelah beberapa saat mereka pergi, kita berdua juga berencana lanjut pergi, baru aja kaki melangkah sebanyak 2 sampai 3 kali, saya mendengar suara kepakan sayap burung dan memunculkan pertanyaan-pertanyaan "suara apa tuh?", "burung bukan sih?", "tapi kok suara(kepakan) nya kenceng?", "kayanya ukurannya gede". Putra yang juga mendengar suara itu tidak bertanya sama sekali, dia bilang "cuma burung biasa kali".

Sesampainya di Pos 1, kita bisa duduk manis setelah melewati jalur pendakian yang cukup terjal, bertemu Dian dan 2 teman lainnya. istirahat dirasa cukup dan energi kembali pulih kita melanjutkan ke Pos 2. ada satu momen yang saya ingat ketika menuju pos 2, yaitu adanya suara kepakan sayap burung lagi! dan kali ini kami bersama-sama mendengarnya. suara itu ada berlangsung cukup lama, hanya saja suaranya tidak sebesar seperti ketika di sungai kecil tadi. Saya bilang ke teman-teman, kalau suara yang sama juga ada di sungai kecil tadi, namun suara kepakan sayap disana lebih besar dari disini. saya juga mulai berpikir yang aneh-aneh, karena keadaan saat itu masih siang jadi membuat saya memilih untuk melupakan suara dan pikiran itu dan mungkin banyak burung juga digunung ini.

Sampai di Pos 2,terdapat 2 warung mini dan orang-orang yang sedang meminum kopi, saya dan 4 teman lainnya juga minum kopi. bukan cuma warung, tapi ada WC dan space Pos yang cukup luas jadi bisa duduk-duduk ngopi atau rebahan dulu disitu.

Sebelum melanjutkan ke lokasi perkemahan, saya mendapat ide untuk membeli kopi supaya ada stok buat nanti malam dan besok subuh. lalu kita berangkat karena mau sampai di lokasi perkemahan sebelum gelap datang dan nggak mau ngelewatin sunset(matahari terbenam).

Sampailah kita di area perkemahan dengan dataran agak luas, kita pasang tenda disitu. sebenarnya di area sini saja udah bisa lihat matahari terbenam, tapi ya memang kitanya yang mau liat sunset dari puncaknya langsung dan untuk sampai ke lokasi tidak membutuhkan waktu lama karena tidak jauh hanya 10-15 menitan.

Kami berdiam diri di puncak sejak sebelum matahari tenggelam hingga gelap tiba, beruntung sekali saya bisa menyaksikan indahnya matahari. dijalan pulang menuju area perkemahan kita mendengar suara kepakan sayap lagi! Ya, lagi!. suara itu datang dari arah kiri yang kebetulan ada semak dan pepohonan.
bagusnya kita bawa 2 senter, Dian mengarahkan senter ke arah kiri, Sial! nggak ada apa-apa.



itu ngebuat benak saya berpikir yang aneh-aneh,juga mengizinkan rasa takut menyelimuti saya ditambah malam yang gelap dan cuaca gerimis kecil.

Nuansa ini mulai mencair setelah sampai ditenda, Saya dan Putra menyeduh kopi untuk menemani cuaca yang dingin dan gerimis. karena ada 2 tenda yang kita bangun, kami sebelum tidur berkumpul di 1 tenda untuk cerita-cerita seram atau guyonan. kita juga membahas tentang suara kepakan sayap tadi,saya memberitahu mereka kalau tadi di siang sungai kecil dan dijalan menuju pos 2 ada suara yang sama, yaitu suara kepakan sayap.

Karena besok akan bangun pagi, kita memilih untuk tidur. Saya dan Dian tidur di tenda ini,sementara Putra dan 2 orang lainnya tidur di tenda satunya lagi. namun ketika akan tidur, Putra emang agak jail, jadi dia suka buka-buka resleting tenda. saya juga membalas kejailannya dengan membuka resleting tenda dia. saya melihat yang lain sudah tertidur, hanya Putra yang belum. saya balik lagi ke Tenda untuk tidur.

Beberapa saat kemudian saya sudah mencoba memejamkan mata untuk tidur,tapi nggak bisa karena mungkin efek kopi. Saya keluar dan membuka resleting tenda Putra, namun ia sudah tertidur padahal sama-sama minum kopi. ketika saya coba masuk lagi ke tenda, terdengar suara kepakan sayap lagi, kali ini bukan hanya suara tapi memang ada wujudnya dihadapan saya tepatnya diatas pohon.


Ilustrasi

Mata saya menatap dia, dia hanya diam yang juga menatap saya, wajahnya yang seperti itu nggak bakal saya lupain. dia wanita memakai pakaian putih dengan bau busuk. dengan melihatnya saja, seketika badan saya mendadak kaku dan lemas, benar-benar lemas!. mau bergerak saja susah karena sangking kaget dan takutnya.

Saya berusaha masuk kedalam tenda dan menutup resleting, dan menyalakan senter di tenda. sialnya karena efek kopi jadi nggak bisa tidur, benak saya terus mengingatkan kepada wujudnya. saya berusaha membangunkan Dian namun tidak berhasil karena dia anaknya susah dibangunin. saya bahkan tidak berani keluar untuk melihatnya kembali, badan saya gemetaran dengan posisi tidur

Pagi-pagi buta saya dibangunkan kembali oleh Dian, entah berapa lama semalam saya nggak bisa tidur, Dian ngomel ke saya karena lampu yang saya pegang semalam agak redup,wajar saja karena memang dinyalakan semalaman.

Saya bercerita kepada teman-teman tentang kejadian semalam. ada wanita berpakaian putih dengan bau busuknya, diatas pohon dan suara kepakan sayap itu ternyata adalah wanita itu. teman-teman saya ada yang percaya dan nggak percaya, Putra bilang "tadi gue keluar jam 4 pagi, gak liat apa-apa. kalian masih tidur jadi dibangunin aja sekalian" saya sambut ucapan dia dengan "masa sih? mungkin jam segitu udah pergi, asli gue beneran liat!" saya melanjutkan ceritanya sampai cukup detail.

Mendengar cerita itu, Dian tak ingin larut dalam ketakutan, ia menyalakan api unggun untuk menghangatkan badan dan supaya ada cahaya, namun bukan berarti Dian tak percaya dengan apa yang saya alami. tepat jam 5 pagi kopi yang saya seduh habis, lalu melanjutkan perjalanan ke Puncak untuk melihat sunrise(matahari terbit). karena takutnya mau ada kejadian aneh lagi, kita saling mengingatkan untuk menjaga satu sama lain ketika akan pergi ke puncak, bahkan turun dari gunung.

Bersyukurlah kita bisa melihat matahari terbit, itu membuat saya punya pengalaman indah tak terlupakan. dari atas puncak sampai ke pos keberangkatan, tidak ada lagi kejadian aneh lagi. Syukurlah.
Diubah oleh sangatamvan 09-12-2020 03:00
tien212700Avatar border
bukhoriganAvatar border
doelvievAvatar border
doelviev dan 15 lainnya memberi reputasi
14
6.8K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan