Uang memang bukan segalanya, tapi dengan uang kita dapat punya kenikmatan dunia seutuhnya. Maka sebagai mahluk bumi yang mempunyai gengsi, mempunyai prestise, mempunyai ego manusia ingin terlihat serba hebat di mata manusia yang lain.

Cara untuk memenuhi gaya hidup seperti itu tentu perlu uang dimana mencarinya ada yang halal dan juga haram, tapi manusia lebih nikmat bila selalu mencari dengan cara cepat, mencari uang dengan tak mempedulikan apa kata orang. Tak perduli dengan dosa, asalkan kenikmatan di dapat itu sebenarnya tujuan utama hidup di bumi.

Kenikmatan, rasa senang, bahagia itu yang semua manusia cari. Mereka selalu berlomba untuk sukses yang ditakar dengan kemewahan yang dimiliki, semakin terlihat mewah dan sultan semakin dikategorikan orang sukses.



Maka Menteri Sosial Juliari P Batubara, yang merupakan kementrian yang harusnya mempunyai rasa sosial dan empati malah terlena dengan kesenangan pribadi.

Dirinya kini menjadi tersangka oleh KPK karena kasus penyimpangan proyek bansos ketika pemerintah mengeluarkannya untuk masalah pandemi Covid-19, dimana dengan adanya proyek ini Juliari diduga menerima suap sebesar 17 Milliar dari perusahaan rekanan yang akan menggarap proyek pengadaan dan penyaluran dana bansos untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Mengungkap banyaknya korupsi di tubuh pemerintah setingkat Menteri, membuat pertanyaan masyarakat awam semakin kritis. Kalau Menterinya saja korupsi, bagaimana dengan bawahannya? Apalagi pembagian bansos hingga ke masyarakat tidak merata? Apakah ada yang jadi tukang sunat ketika dana bansos turun?



Karena banyak masyarakat yang merasa pembagian bansos tidak tepat sasaran, bahkan di tingkat RT dan RW saja ada terjadi clash karena bansos tidak merata. Padahal mereka sudah dimintai KTP dan KK, namun ketika turun hingga RT tidak sesuai dengan data.

Kalau membicarakan masalah korupsi ini terlebih menyangkut hajat hidup orang banyak pemerintah harusnya memberlakukan hukuman mati sesuai dengan Undang-Undang, selama hukum selalu tumpul ke atas tinggal menunggu bangsa yang besar ini akan hancur karena ketidak adilan.

Wah, kok hukuman mati TS hal ini saya kutip dari pernyataan pakar hukum Indonesia.



Dari kutipan diatas jelas, kasus ini bisa menyebabkan sang tersangka menjadi terpidana dengan hukumannya mati karena telah merugikan masyarakat yang sedang dilanda pandemi, hingga banyak terjadi PHK dan banyak juga yang tak bisa bekerja dengan gaji yang layak.

Bansos yang diharapkan ternyata hanya angin surga karena dinilai tak merata, problem ekonomi membuat mereka terpuruk.



Jadi bagaimana, setujukah kalau hukuman mati diberlakukan untuk tindakan korupsi sang Mensos? Atau dimaafkan saja toh bukan uang kita yang dicuri, monggo tanggapannya juragan. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik,klik
Pic : google