- Beranda
- Komunitas
- Story
- B-Log Personal
Malam Minggu Kelabu.


TS
wiwikamelia
Malam Minggu Kelabu.
Waktu menunjukan pukul tujuh pagi tapi rasanya masih enggan beranjak dari tempat tidur, badanku rasanya berat dan sakit sekali meski sakitnya tak seberapa dibanding luka hati untungnya saja ini hari minggu jadi aku dapat lebih bersantai. Aku tidak boleh berlarut larut dalam kesedihan. Kesedihan ini tidak boleh menghalangi. Aku bergegas kekamar mandi. Tak lama setelah lama mandi ibu memanggilku menyuruhku sarapan, aku khawatir mukaku yang berantakan ini akan membuat berbagai tanya keluar dari mulut ibu.
“ lita? Kenapa matamu sembab begitu sayang”
“ lita ngga apa apa kok bu, tadi habis nonton drakor sedih ceritanya lita jad ikutan nangis”
“ kamu ini ada ada aja pagi pagi bukanya bantuin ibu malah nonton drakor”
“ yaudah, makan dulu. Paling bentar lagi kamu pergi sama kenzi kan?”
“ engga kok bu”
Hmm benar saja dugaanku, untung ibu percaya dengan ucapanku, andai ibu tahu anaknya ini hatinya sedang kacau tak karuan. Pertanyaan ibu mengena sekali sampai ulu hati, tapi taka pa karena memang orang tidak paham dengan apa yang aku alami. Aku coba menunjukan aku yang baik baik saja meski hati ini tak karuan rasanya.
Selesai makan, aku duduk di balkon sembari menikmati semilir angin yang menyejukan hati dan pikiran. Wajah lelaki itu terbayang bayang terus, betapa terlihat jelas penghiantan yang ia lakukan. Ternyata dibelakangku selama ini ia menduakanku. Entah kenapa aku begitu percaya dengan kata kata manisnya dari mulutnya. Janji kesetiannya yang diucap tidak lebih dari sekedar kata tanpa rasa. Enteng sekali mengumbar janji manis yang ternyata hanya omong kosong.
Orang bilang dia adalah kekasihku, tapi rasanya terlalu muak untuk ku sebut kekasih tak ada pantasnya sama sekali. Bukankah kekasih itu saling mencintai,menyayangi, membahagiakan, dan menjaga hati? Sepertinya aku bukan lagi kekasihnya sebab disini aku mencintai,menyayangi, menjaga hati untuk dia tetapi dia tidak melakukan yang demikian itu terhadapku. Apakah masih disebut kekasih?
"kamu kekasihku, tapi itu dulu sebelum pada akhirnya aku tahu bahwa di belakang ku kamu sedang bersama dengan perempuan yang lain. Malam minggu kita yang seharusnya penuh suka mendadak penuh duka dan luka yang mendalam untukku, yeah hanya unntukku saja tidak untukmu yang sedang begitu berbahagia dengan pilihanmu itu. Rangkaian cerita kita yang panjang ternyata memiliki akhir dan inilah akhir cerita kita Karena ulahmu".
"Aku tidak menyangka bahwa pertemuan tanpa sengaja ini adalah pertemuan terakhir kita. Begitu jelas di depan mata kau bersama perempuan yang lain. Kau tahu aku yang sedang begitu bahagia mendadak sakit begitu luar biasa seperti meregang nyawa mana kala melihat kamu bersamanya. Aku tidak menyaka bisa bisanya pamit pergi bersama teman justru berkencan dan bermesraan dengan perempuan".
"Kurang apa aku selama ini? tidak cukupkah kesetiaanku? Tidak cukupkah rasa cinta dan sayang yang kuberi untukmu? Sudah bosan ? atau sudah menemukan penggantiku yang lebih baik?apakah rupaku tidak cantik? Selama ini kamu ngangep aku apa?"
Tiba – tiba hujan turun hingga menyadarkanku dari lamunan panjang, ternyata tanpa aku sadari air mata ini sudah menetes sedari tadi. Barusan langit begitu cerah lalu tiba tiba hujan turun persis seperti diriku yang sedang begitu berbahagia memilikimu lalu tiba tiba menangis terlara, atau mungkin memang semesta sedang menyamaiku. Percikan hujan itu menyapaku hingga membasahi baju.
Di depan cermin yang biasanya ku pakai untuk berhias setiap kali ingun menemuimu kini ku tatap dengan begitu lekat wajah pucat, mata sembab dan rambut yang berantakan. “kamu ngga boleh sedih, kamu cantik, kamu berhak berbahagia.” Tuturku pada bayangan diri di cermin untuk menyemangati diri sendiri. Senyum tipis melengkung dari bibir yang dari tadi merintih. Hingga akhirnya aku menyadari bahwa dia tidak baik untukku, aku akan baik baik saja tanpanya. Lebih cepat tahu lebih cepat pula selesainya. Seandainya aku tahunya nanti ketikaaku sudah lebih begitu menyayang dan mencintainya serta lebih banyak kenangan yang sudah dilewati bersama pasti aku akan lebih sakit dan terpuruk lagi. Butuh proses panjang untuk memulihkan semuanya untuk menjadi baik.
Tidak ada yang perlu disesali ataupun di tangisi. Berpisah darinya adalah jalan terbaik. Aku memaafkan tapi aku tidak bisa jika kita terus bersama apa yang aku lihat sudah cukup sebagai bukti bahwa kamu bukan orang yang baik untukku.
Terimaksih pernah menjadi bagian dari perjalanku.
Terimaksih malam minggu yang sudah menunjukanku siapa dia sebenarnya.
“ lita? Kenapa matamu sembab begitu sayang”
“ lita ngga apa apa kok bu, tadi habis nonton drakor sedih ceritanya lita jad ikutan nangis”
“ kamu ini ada ada aja pagi pagi bukanya bantuin ibu malah nonton drakor”
“ yaudah, makan dulu. Paling bentar lagi kamu pergi sama kenzi kan?”
“ engga kok bu”
Hmm benar saja dugaanku, untung ibu percaya dengan ucapanku, andai ibu tahu anaknya ini hatinya sedang kacau tak karuan. Pertanyaan ibu mengena sekali sampai ulu hati, tapi taka pa karena memang orang tidak paham dengan apa yang aku alami. Aku coba menunjukan aku yang baik baik saja meski hati ini tak karuan rasanya.
Selesai makan, aku duduk di balkon sembari menikmati semilir angin yang menyejukan hati dan pikiran. Wajah lelaki itu terbayang bayang terus, betapa terlihat jelas penghiantan yang ia lakukan. Ternyata dibelakangku selama ini ia menduakanku. Entah kenapa aku begitu percaya dengan kata kata manisnya dari mulutnya. Janji kesetiannya yang diucap tidak lebih dari sekedar kata tanpa rasa. Enteng sekali mengumbar janji manis yang ternyata hanya omong kosong.
Orang bilang dia adalah kekasihku, tapi rasanya terlalu muak untuk ku sebut kekasih tak ada pantasnya sama sekali. Bukankah kekasih itu saling mencintai,menyayangi, membahagiakan, dan menjaga hati? Sepertinya aku bukan lagi kekasihnya sebab disini aku mencintai,menyayangi, menjaga hati untuk dia tetapi dia tidak melakukan yang demikian itu terhadapku. Apakah masih disebut kekasih?
"kamu kekasihku, tapi itu dulu sebelum pada akhirnya aku tahu bahwa di belakang ku kamu sedang bersama dengan perempuan yang lain. Malam minggu kita yang seharusnya penuh suka mendadak penuh duka dan luka yang mendalam untukku, yeah hanya unntukku saja tidak untukmu yang sedang begitu berbahagia dengan pilihanmu itu. Rangkaian cerita kita yang panjang ternyata memiliki akhir dan inilah akhir cerita kita Karena ulahmu".
"Aku tidak menyangka bahwa pertemuan tanpa sengaja ini adalah pertemuan terakhir kita. Begitu jelas di depan mata kau bersama perempuan yang lain. Kau tahu aku yang sedang begitu bahagia mendadak sakit begitu luar biasa seperti meregang nyawa mana kala melihat kamu bersamanya. Aku tidak menyaka bisa bisanya pamit pergi bersama teman justru berkencan dan bermesraan dengan perempuan".
"Kurang apa aku selama ini? tidak cukupkah kesetiaanku? Tidak cukupkah rasa cinta dan sayang yang kuberi untukmu? Sudah bosan ? atau sudah menemukan penggantiku yang lebih baik?apakah rupaku tidak cantik? Selama ini kamu ngangep aku apa?"
Tiba – tiba hujan turun hingga menyadarkanku dari lamunan panjang, ternyata tanpa aku sadari air mata ini sudah menetes sedari tadi. Barusan langit begitu cerah lalu tiba tiba hujan turun persis seperti diriku yang sedang begitu berbahagia memilikimu lalu tiba tiba menangis terlara, atau mungkin memang semesta sedang menyamaiku. Percikan hujan itu menyapaku hingga membasahi baju.
Di depan cermin yang biasanya ku pakai untuk berhias setiap kali ingun menemuimu kini ku tatap dengan begitu lekat wajah pucat, mata sembab dan rambut yang berantakan. “kamu ngga boleh sedih, kamu cantik, kamu berhak berbahagia.” Tuturku pada bayangan diri di cermin untuk menyemangati diri sendiri. Senyum tipis melengkung dari bibir yang dari tadi merintih. Hingga akhirnya aku menyadari bahwa dia tidak baik untukku, aku akan baik baik saja tanpanya. Lebih cepat tahu lebih cepat pula selesainya. Seandainya aku tahunya nanti ketikaaku sudah lebih begitu menyayang dan mencintainya serta lebih banyak kenangan yang sudah dilewati bersama pasti aku akan lebih sakit dan terpuruk lagi. Butuh proses panjang untuk memulihkan semuanya untuk menjadi baik.
Tidak ada yang perlu disesali ataupun di tangisi. Berpisah darinya adalah jalan terbaik. Aku memaafkan tapi aku tidak bisa jika kita terus bersama apa yang aku lihat sudah cukup sebagai bukti bahwa kamu bukan orang yang baik untukku.
Terimaksih pernah menjadi bagian dari perjalanku.
Terimaksih malam minggu yang sudah menunjukanku siapa dia sebenarnya.
Diubah oleh wiwikamelia 05-12-2020 16:47
0
120
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan