Nikmati Wisata Seru Dalam Kota Kolaka dan Rasakan Kenyamanannya





Hai haii

Ketemu lagi kita dalam bahasan seputaran lokasi wisata seru dekat rumah, di mana bisa mengirit ongkos dan juga biaya ke sananya. Sudah banyak yang buat threadtentang tema ini, jadi ane juga mau ikutan membahas menariknya berwisata di lokasi yang tidak jauh dari rumah. Adalah lokasi wisata Rumah Adat Mekongga yang selalu menjadi area primadona masyarakat Kabupaten Kolaka, kota di mana ane berdomisili sejak lahir hingga sekarang.



Lokasinya berada di Jalan Pancasila. Kelurahan Latambaga Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka, jalannya searah dari rumah Bapak ane. Kalau berjalan kaki dengan santai maka kita hanya butuh waktu sekitar 9 menit - 12 menit untuk sampai di Kompleks Rumah Adat Mekongga.



Untuk sampai di sini, ane melewati area pelabuhan penyeberangan kapal ferry, yang merupakan jalur transportasi laut menuju propinsi Sulawesi Selatan. Lalu melewati lagi area Islamic Center Kabupaten Kolaka yang kadang dijadikan sentra kegiatan islami ketika memasuki bulan-bulan tertentu, kalau tidak biasa juga dijadikan gedung tempat hajatan pernikahan masyarakat.



Setelah melewati gedung Islamic Center, ane juga melewati area Mesjid Agung Khaera Ummah, di mana mesjid ini lokasinya berdekatan dengan lokasi wisata Rumah Adat Mekongga.



Nah, setelah melewati mesjid agung maka akan terpampang nyata barisan miniatur rumah-rumah adat yang menawan hati.



Untuk masuk ke lokasi rumah adat tidak dipungut biaya tiket maupun biaya parkiran, Gan. Walaupun di sebelah kanan pintu masuk ada pos security, sepertinya juga tidak difungsikan dengan baik sehingga kalau kita hendak masuk ya tinggal masuk saja asalkan portal sudah dibuka.



Setelah masuk, jika kita hendak menginap di salah satu rumah adat tersebut, maka kita sisa melakukan reservasi di pos receptionyang ada di sebelah bangunan utama Rumah Adat Mekongga yang biasa dijadikan aula untuk acara-acara pertemuan adat seluruh pemuka suku di Sulawesi Tenggara, juga dijadikan sebagai wahana pertemuan para pemuka/pejabat daerah lainnya.



Untuk biaya menginap dikenakan costsekitar Rp. 500.000,- per malam. Ketika ane datang, hanya ada segelintir orang yang ane temui, juga ada beberapa kendaraan bermobil yang telah melakukan reservasi untuk menginap. Sengaja ane datang di saat yang sepi agar bisa mengambil angle foto dengan leluasa. Juga kebetulan masih hari kerja jadi aman dari segala keramaian orang-orang yang yang datang berkunjung.



Deretan rumah-rumah adat setiap suku asli yang berada di wilayah Sulawesi Tenggara terbangun dengan kokohnya di atas permukaan laut yang sudah dibentuk menjadi sebuah kolam karena ada batasan jalan dan jembatan warna warni yang melindungi area rumah adat ini dari gempuran air laut dan gelombang pasang.



Di mana di sekitaran jembatan warna warni ini juga biasa dijadikan tempat nongkrong anak muda yang hobby motoran, jadi obyek foto dan menjadi salah satu bagian menarik dari rumah adat yang ane maksud. Bisa dilewati dari arah Hotel Sutan Raja tembus ke depan Rumah Adat Mekongga yang berhadapan langsung dengan Pantai Mandra.



Membahas Rumah Adat Mekongga tentu tidak lepas juga dari posisi Pantai Mandra yang ada di seberang jalan yang sudah dibuat dua jalur, sehingga dari halaman Rumah Adat Mekongga kita masih punya spaceberwisata dengan lega karena tidak harus khawatir dengan arus lalu lintas yang kadang rame di waktu sore dan di saat weekend tiba, apalagi di hari Minggu pagi, wiihh ... halaman pelataran depan rumah adat akan terlihat sangat ramai, di mana masyarakat Kolaka menghabiskan jam paginya di lokasi Pantai Mandra.



Sejak Pandemi Covid-19 menyerang, lokasi wisata ini ditutup sementara oleh pemerintah Kabupaten Kolaka, di mana sebenarnya akses wewenang penguasaan Rumah Adat Mekongga dipegang langsung oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka dalam hal ini Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Kolaka, walau ketika aula Rumah Adat Mekongga hendak dipakai untuk keperluan umum tetap meminta surat izin keramaian di kantor kelurahan tempat rumah adat ini berdomisili yaitu di Kelurahan Latambaga Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka.



Jika ada keramaian di lokasi Rumah Adat Mekongga tanpa sepengetahuan Kantor Dinas Pariwisata dan Kantor Kelurahan Latambaga, maka bersiap-siaplah acara itu dibubarkan oleh pihak Babinsa yang bekerja sama dengan Bhabinkamtibnas wilayah itu.

Ketat juga peraturan di dalamnya, kecuali jika hendak menginap, maka hanya melewati protokoler penjaga Rumah Adat Mekongga saja, tetapi sejak corona menyerang jumlah wisatawan lokal yang datang hanya bisa dihitung jari. Kebanyakan hanya masuk ke area rumah adat biasanya hanya untuk mengambil foto selfiesaja.



Dari rumah ane pribadi, jarak tempuh yang ane lalui hingga sampai di tempat ini tidak lebih dari 10 menit dengan mengendarai sepeda motor. Jika hendak berjalan kaki, hanya memakan waktu sekitar 16 - 20 menitan kita sudah sampai di lokasi ini.



Oh iya, mengenai aturan protokol keamanan, pihak manajemen rumah adat juga sudah mengantisipasi tentang hal ini, di setiap sudut selalu ada disediakan tempat mencuci tangan lengkap dengan sabunnya, kebetulan pas ane datang stok sabun cairnya lagi habis, GanSis. Jadi, kita hanya memakai sabun tangan batangan. By the way, untuk sekadar jaga-jaga di dalam tas juga telah ane siapkan hand sanitizer, jadi tetap aman dengan kondisi memakai masker pas ke tempat ini.



Untuk penyediaan tempat sampahnya juga demikian, bahkan sampai dipisahkan antara tempat sampah kering dan basah. Jadi, memudahkan untuk memilah jenis sampahnya lagi dan tempat sampah ini juga tersedia di beberapa titik. Pada saat ane di tempat itu, terasa benar kenyamanan berada di lingkungan itu, di mana halaman dan pelataran rumah adat yang bersih dari sampah-sampah yang berserakan. Buat Agan dan Sista, tetap selalu jaga kebersihan lokasi wisata di daerah Agan yaak



Untuk mengisi perut yang keroncongan, di sekitar area ini juga tersedia kedai/tempat makan yang pemandangannya langsung menjorok ke laut. Agan dan Sista yang ingin memesan minuman dingin juga bisa di tempat ini, dengan ukuran harga yang menyesuaikan pada tiap jenis makanan dan minumannya, tempat ini jadi sasaran nongkrong yang tentu saja membuat perasaan menjadi nyaman.



Ane tidak pernah bosan datang ke sini, Gan. Disamping jadi tempat ane bersepeda di sore hari, juga jadi tempat ane refreshing di hari Minggu pagi, bersepeda sambil menikmati keramaian pantai dengan latar belakang Rumah Adat Mekongga, jadi ... senangnya dobel, sebelum pandemi berlangsung pun ... tempat ini sudah menjadi lokasi wisata yang menurut ane irit biaya, tetapi penuh dengan hal-hal yang bermanfaat. Disamping bisa me-refresh pikiran ketika melihat keindahan laut juga bisa menikmati keindahan arsitektur rumah-rumah adat setiap suku di Propinsi Sulawesi Tenggara.



Begitu indah, artistik, dan juga menarik bukan? Itulah salah satu destinasi wisata seru yang ada di sekitar rumah ane, selain bisa menghemat biaya juga bisa membuat kita merasa tenang dan nyaman, disela-sela hembusan angin laut dan segarnya pemandangan dari deretan pohon kelapa dan tumbuhan lainnya juga pepohonan pinus yang tumbuh berjejer di area pantai Mandra.



Cintailah potensi wisata daerahmu dan jagalah keindahan alam beserta lingkungannya, jangan membuang sampah di sembarang tempat. Tetaplah menjaga protokol keamanan dan juga selalu laksanakan protokol kesehatan di manapun Agan dan Sista berada. Selalu sediakan botol hand sanitizer dan face maskcadangan di dalam tas bawaan Agan dan Sista, jika bukan kita yang menjaga kesehatan diri sendiri lalu siapa lagi?

Sekian ulasan ane saat berkunjung di salah satu destinasi wisata terdekat sekitar rumah ane, sampai jumpa di ulasan thread ane lainnya. Wassalam.