Kaskus

News

karawangportalAvatar border
TS
karawangportal
Pejuang Kemerdekaan Asal Minahasa (Part 3)
Pada bagian ketiga ini ada Letkol Adolf Lembong, Kolonel Warouw, dan AF Lasut.

Ketujuh, Letkol Adolf Gustaaf Lembong.

Namanya diabadikan menjadi nama jalan di Bandung. Lembong lahir di Ongkau, Mindanau Selatan, pada tanggal 19 Oktober 1910, meninggal dunia di Bandung, pada tanggal 23 Januari 1950. SUMBER

Pada tahun 1943, Lembong berangkat ke Filipina menjadi anggota pasukan sekutu ABDA (American, British, Dutch, Australia), dengan pangkat Letnan. Bergerilya selama beberapa tahun di hutan.

Kemudian, pada tahun 1947 dengan pangkat Kapten, bersama rombongan tentara sekutu lainnya, menuju Jawa Timur untuk diserah-terimakan kepada NICA. Pangkat Lembong diturunkan menjadi Letnan.

Akhirnya Lembong bergabung dengan Laskar KRIS (Laskar Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi). Pada tahun 1948, Lembong diangkat jadi Komandan Brigade XVI Pasukan Seberang berpangkat Letnan Kolonel. Lembong sempat ditawan oleh Belanda di Ambarawa.

Pengalamannya selama menjadi tentara sekutu di Filipina, sangat berharga. Oleh karena itu, Lembong pernah dipanggil Mabes TNI. Lembong kemudian mendapat promosi jadi Atase Militer RI di Filipina.

Sebelum itu, Lembong sempat diangkat sebagai Kepala Bagian Pendidikan Militer TNI-AD di Bandung. Namun, beliau tidak sempat memegang jabatan itu, karena sekitar seribu tentara APRA pimpinan Westerling menyerbu Bandung dan membantai beliau saat berada di kantornya di Markas Staf Kwartier Siliwangi.

Kedelapan, Kolonel Jacob Frederik Warouw (Joop)

Nama panggilannya Joop. Beliau lahir di Batavia pada tanggal 8 September 1917, meninggal dunia di Tombatu pada bulan Oktober 1960.

Joop sangat aktif di PERISAI(Pemuda RI Sulawesi) di tahun 1945. Beliau menjabat sebagai Wakil Pimpinan, merangkap merangkap Kepala Barisan sejak Oktober 1945, kemudian meningkat menjadi salah satu Komandan Barisan Istimewa PERISAI.

Pada tahun 1946, Joop menjabat sebagai Kepala Staf Divisi VI Tentara Laut RI (TLRI) di Lawang, Jawa Timur, dengan pangkat Letnan Kolonel. Ketika itu usianya sekitar 28 tahun.

Pada 1946-1948, Joop menjadi Wakil Komandan/Kepala Staf ALRI Pangkalan X di Situbondo Jatim (ex Divisi VI ALRI). Setelah itu Joop menjabat sebagai Komandan Brigade XVI di Yogyakarta pada tahun 1948-1950.

Dari Komandan Brigade XVI Yogyakarta, Joop kemudian menjabat sebagai Komandan Komando Pasukan (Kompas). Tahun 1950-1952 sebagai Komandan Kompas B untuk wilayah Sulawesi Utara dan Maluku, bermarkas  di Manado.

Kemudian menjadi Komandan Kompas D untuk wilayah Maluku Selatan, bermarkas di Ambon. Selanjutnya, Joop menjabat sebagai Komandan Kompas A untuk wilayah Sulawesi Selatan, bermarkas di Makassar. Usai menjabat sebagai Komandan Kompas, pada tahun 1952-1953, Joop menjabat sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorium-VII untuk kawasan Indonesia Timur.

Kemudian mendapat promosi menjadi Panglima Tentara dan Teritorium-VII Wirabuana, dengan pangkat Kolonel. Kariernya berlanjut hingga menjadi Atase Militer Kedubes RI di Beijing, pada tahun 1956 hingga 1958.

Kesembilan, Arie Frederick Lasut.

Saudara kandung Willy Lasut yang akrab disapa Arie ini, lahir di Kapataran, Tondano, pada tanggal 6 Juli 1918, dan meninggal dunia di Pakem, Yogyakarta, pada tanggal 7 Mei 1949.

Lasut menjadi salah satu pimpinan laskar KRIS di Yogyakarta, sebagai Komandan Kompi Berdiri Sendiri dalam Brigade XVI Kesatuan Reserve Umum Kesepuluh, disingkat KRU-X.

Pada tanggal 16 Maret 1946, ketika berusia 28 tahun, Lasut diserahi tugas sebagai Kepala Jawatan Tambang dan Geologi RI di Bandung.

Waktu itu pihak Belanda ingin menguasai dokumen dan data tentang masalah pertambangan dan geologi di Indonesia. Lasut diancam agar mau menyerahkan dokumen itu. Namun beliau tak takut. Karena tidak berhasil, pihak Belanda mengubah taktik dengan membujuk dan menjanjikan pangkat tinggi serta gaji besar. Upaya ini pun gagal total.

Sejak itu Lasut berpindah-pindah tempat tingal. Terakhir beliau ke Yogyakarta.

Ketika Belanda menduduki Yogyakarta di tahun 1949, Lasut ditangkap dan dibawa ke desa Pakem di utara Yogyakarta. Seregu tembak KNIL mengeksekusinya pada tanggal 7 Mei 1949.

0
284
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan