- Beranda
- Komunitas
- Anime & Manga
- Anime & Manga Haven
Sadar gak? Beberapa Hal Dalam Anime Jadul yang Kini mulai Ditinggalkan


TS
hyperzectrooper
Sadar gak? Beberapa Hal Dalam Anime Jadul yang Kini mulai Ditinggalkan
Apakah agan lebih suka anime jaman dulu atau anime jaman sekarang? 
Pernahkah agan pernah mikir kenapa anime jadul kayak Dragonball atau Tsubasa dulu bisa terlihat keren padahal jaman dulu proses membuat anime masih jauh lebih sulit dan mahal dan teknologinya juga terbatas. Selain karena nostalgia alias bias masa kecil tapi bisa juga karena anime-anime dulu masih menerapkan hal-hal yang akan ane bahas berikut.
Ane gak begitu banyak tahu sejarah dan proses produksi anime, dan informasinya pun karena gak formal jadi agak susah didapat(se-reliable2nya paling dari tvtropes
). Jadi mohon maaf dan mohon koreksi kalau tulisan ane agak sotoy, bias, atau banyak yang keliru.
Karena tritnya panjang, mending bookmark dulu gan, biar bacanya pelan-pelan.

Pernahkah agan pernah mikir kenapa anime jadul kayak Dragonball atau Tsubasa dulu bisa terlihat keren padahal jaman dulu proses membuat anime masih jauh lebih sulit dan mahal dan teknologinya juga terbatas. Selain karena nostalgia alias bias masa kecil tapi bisa juga karena anime-anime dulu masih menerapkan hal-hal yang akan ane bahas berikut.
Ane gak begitu banyak tahu sejarah dan proses produksi anime, dan informasinya pun karena gak formal jadi agak susah didapat(se-reliable2nya paling dari tvtropes

Karena tritnya panjang, mending bookmark dulu gan, biar bacanya pelan-pelan.

Quote:
Eye Catch

Eye catch atau sering juga disebut commercial bumper adalah segmen pendek yang muncul tiap sebelum dan sesudah iklan. Hal ini sebenarnya masih sering dilakukan dalam anime modern, walaupun agak jarang dipakai untuk anime-anime serius. Kalau lihat video di atas, eyecatch dalam anime lama durasinya bisa cukup panjang lebihin 5 detik.
Menurut pengamatan ane pribadi, pola eyecatch/bumper di anime ane bagi 4 macem.
1. Nampilin gambar aja dengan sedikit atau tanpa animasi. Kadang gambarnya dibuat berganti-ganti tiap episode kayak One Punch Mansisen 1.
2. Nampilin judul serta musik dan animasi, sering dipakai di anime 80an sampe sekitar tahun 2004. Agak mirip sama tipe 1. Contohnya Gundam SEED dan Magical Doremi.
3. Mirip tipe 1 tapi ditambah teks informasi tertentu sesuai episodenya. Contohnya JJBA, Pokemon, Deathnote, dan Attack on Titan.
4. Gak ada segmen sendiri buat si eyecatch, tapi judul animenya ditaro langsung di frame adegannya.
Kebanyakan anime sekarang termasuk sebagian franchise anime lama sudah meninggalkan eyecatch dengan tipe kedua, contohnya Dragonball dan Sailormoon yang sekarang hanya nampilin art karakternya tanpa animasi.

*biar hemat karakter ane jelasin dalem gambar aja, kalo gak kebaca open image in new tab aja gan.
Selain Yugioh, eyecatch dalam Toaru Kagaku Railgun & Accelerator juga lebih simpel dibanding pendahulunya Index.
Ada juga franchise yang berhenti menggunakan tradisi eye catch ini, contohnya One Punch Man season 2. Gundam sebagai franchise yang cukup tua bahkan sudah berhenti membuat eyecatch setelah seri SEED (sempat muncul lagi di seri G no Reconquista).

Melihat tren tayangan anime lewat bluray maupun situs streaming yang model iklannya beda dari tv, bukan tidak mungkin segmen eyecatch nantinya semakin ditinggalkan.
Quote:
Narator
Narator menjadi peran yang cukup penting dalam anime 70-80an, biasanya menjelaskan konsep cerita seperti profil karakter, world building serta recap tiap awal episode(contohnya Dragon Balldan One Piece).
Sekarang, selain karena segmen recap yang dihilangkan karena dianggap buang waktu, penggunaan narator juga dianggap merusak suasana. Penjelasan dari sudut pandang karakter umumnya dianggap lebih relatable dibanding harus dibacain sama narator.
Biasanya narator sekarang masih membacakan prolog di awal episode, dan prolognya pun kadang cuma adegan stock footage yang diulang-ulang seperti pada Black Clover dan Pokemon. Dan lebih sering juga narasi dibacakan oleh suara karakternya sendiri, semisal My Hero Academia yang punya 2 narator sekaligus.
Berubahnya tren narator ini bisa dilihat dari anime Jojo Bizarre Adventure, dalam season 1 yang merupakan adaptasi manga 80an narator sesekali menjelaskan keadaan di tengah pertarungan. Namun pada Part 3 dan seterusnya yang mengadaptasi manga 90an, narator hanya muncul dalam flashback ataupun menjelaskan lokasi baru. Bisa aja peran narator di part 6 seterusnya akan dihilangkan.
Tapi, melihat gimana suksesnya Kaguya-sama dalam memanfaatkan peran narator, bukan tidak mungkin narator anime bisa balik bacot lagi kayak jaman dulu.

Quote:
Karakter Laki-laki Suara Perempuan

Salah satu hal menarik di masa akhir 80an hingga 2000an adalah cukup banyaknya karakter laki-laki yang diperankan pengisi suara perempuan. Mungkin wajar kalau yang diperankan adalah-anak-anak, tapi kadang juga yang diperanin malah anak remaja bahkan dewasa.

Contohnya Kenshin Himura, Edward Elric, Gen Shishio, Naruto, Luffy, sampai Son Goku yang keluarga besarnya diperankan orang yang sama

Bahkan, karakter Patrick Star(di season 1-8) dan Plankton di dub Jepang pun diperankan oleh perempuan.


Sekarang dengan banyaknya aktor suara yang langganan memerankan anak-anak, studio tidak perlu memakai jasa aktris lagi untuk memerankan karakter cowok. Kecuali karakter trap ya.

Seperti dalam anime Yu-gi-oh SEVENS, seluruh karakter laki-laki termasuk anak-anak diperankan pemeran pria juga.
Quote:
Sound Effect Dramatis
Sound effect ataupun musik pastinya udah jadi komponen wajib dalam pembuatan film ya apalagi anime. Tapi backsound yang ane bahas disini adalah sound effect yang muncul ketika menampilkan ekspresi kaget.
Lebih jelasnya coba agan lihat contoh anime di bawah. (Ane gak nemu contoh video singkatnya dan gak mungkin juga ane screenshot suara

Spoiler for Captain Tsubasa episode 83:

Resiko dari yutub, sewaktu-waktu videonya bisa ilang.

Di menit 3:40 agan bisa mendengar gak cuma 1 tapi 5 sound effect untuk masing-masing reaction shot yang berbeda.

Seperti kebanyakan tradisi anime jadul, penambahan sound effect(bukan musik) untuk ekspresi karakter umumnya hanya sesekali dipakai kecuali untuk adegan komedi. Salahsatu anime modern yang ane ingat masih memakai ini yakni Re:Zero, bahkan jadi salahsatu hal paling dikenang dari animenya.

Spoiler for backsound khas Re Zero:

Yah, meskipun durasinya pendek mungkin ini lebih cocok dibilang musik ketimbang sound effect

Quote:
Background Dramatis
Selain sound effect, apalagi yang agan perhatikan dari "cuplikan" Tsubasa di atas?
Ketika Tsubasa memakai drive shoot pamungkasnya, warna latarnya berubah berkali-kali sampai 9 warna berbeda.


Biasanya, dalam adegan tertentu backgroundnya akan berubah sesuai adegannya. Misalnya ketika adegan aksi backgroundnya jadi scrolling cepat(sering disebut "speed stripes" atau "speedline") sehingga terkesan sang karakter sedang bergerak cepat.
Variasi lainnya misalnya merah polos untuk menggambarkan kesakitan. Ada juga background putih untuk adegan terharu, dan background hitam untuk adegan yang mikir panjang. Dan masih banyak lagi, apalagi kalau adegan komedi bisa lebih beragam lagi variasinya.

Sampe sekarang pun, penggunaan berbagai macam background baik yang polos, warna-warni maupun jenis speedlinemasih dipakai tapi tidak sesering anime Tsubasa atau Yu Yu Hakusho tadi, kalaupun ada biasanya warnanya dibuat mirip dengan background aslinya. Anime agak low budget seperti I'm Standing on 1.000.000 Lives sendiri ane itungin sekitar 8-10 kali make trik background ini dalam 1 episode, itupun cuma reuse 2 macem warna background aja.
Sedangkan background untuk adegan kaget sekarang paling hanya hitam dan putih saja, dan tentunya jarang digunakan.
Trik gonta-ganti background terutama speedline ini selain ngasih efek dramatis juga jadi salah satu cara menghemat biaya animasi. Karena dapat mengurangi gambar background asli yang perlu dibuat. Selain itu sering dipakai juga untuk membuat karakter seolah2 sedang bergerak padahal cuma make frame kaku. Sudah hemat background hemat animasi pula

Spoiler for speedline di MHA:

Spoiler for speedline di Naruto:

Quote:
Non-Seasonal Anime
Menurut agan apa judul anime terbaik yang pernah agan tonton? Evangelion? Fullmetal Alchemist? Death Note? atau One Piece?
Apapun judulnya ane yakin hampir semua judul yang muncul punya satu kesamaan, yakni punya lebih dari 20 episode.
Dulu jumlah anime per tahun memang belum sebanyak sekarang, dan anime biasanya dibuat untuk kebutuhan share-rating TV. Sehingga wajar kalau 1 musim anime berisi 30+ episode, kalau laku bahkan bisa tayang ribuan episode. Dan gak jarang sebuah anime yang direncanakan masa tayangnya panjang bisa dipotong oleh pihak TV karena kurangnya respon penonton, kayak Gundam(1979) & Ghost at School.


Sebaliknya, ada juga anime seperti Ranma 1/2 dan Samurai X yang harus dihujani filler karena dipaksa tayang sampai hampir balap manganya dan akhirnya ditamatkan sebelum manganya(semoga One Piece gak kayak gini ya

Jaman sekarang, selain antrian tayang yang makin rame, produser ataupun studio juga lebih hati-hati merilis anime baru. Dengan merilis anime musiman dengan episode lebih sedikit (12-13 episode), pihak produksi lebih mudah melihat respon penonton apakah sukses atau tidak sebelum lanjut(biasanya ada target penjualan DVD berapa copy), sehingga tidak capek2 bikin anime panjang yang belum tentu laku. Ditambah lagi, cara seperti ini juga ampuh ngulur waktu untuk adaptasi novel dan manga yang masih on-going.
Dan penonton media DVD ataupun streaming biasanya lebih memilih anime yang pendek.
Quote:
Jam Tayang "Normal" 

Sama seperti TV Indonesia awal 2000an dulu, jam tayang "normal" buat anime di Jepang adalah sore tiap hari(17:00-19:00) dan minggu pagi. Sampe sekarang pun anime "pasaran" seperti One Piece, Boruto, MHA, Black Clovertayang di jam umum tersebut.
Tapi kenapa kebanyakan anime tayangnya tengah malam dari jam 22:00 sampai 1:00?
Padahal yang tayang pun gak semua isinya konten kekerasan atau BB

Spoiler for 7 paragraf:
Beda dari jam pagi-sore yang diatur ketat sama tv biar pemasukan iklannya deras, jam tayang tengah malam biasanya gak peduli amat sama share-rating dan iklan karena tujuan utamanya sebagai publikasi biar orang mau beli DVD, mechandise, dan manga/novel aslinya. Bahkan, justru biasanya pihak produsen anime lah yang membeli jam tayang dari pihak TV, gak beda dari tayangan iklan.
Itu sebabnya anime tengah malam jumlah episodenya cenderung lebih sedikit(12-26 episode). Dan gak perlu terlalu mikirin censorship juga, gak seperti acara pagi macam Dragonballdan Saint Seiya yang sekarang sudah tidak boleh menampilkan gambar darah dan pakaian seksi, atau seperti Evangelion(1995) yang banyak dikritik sampai ditinggal sponsor karena tayang 18:30 malam tapi kontennya terlalu menjurus
.
Dengan kata lain, anime tengah malam biasanya adalah anime yang calon gak laku tayang di TV dan hanya minoritas orang yakni otaku aja yang mau nontonnya.
Tayangan anime tengah malam sebenernya tradisi yang cukup baru yaitu sejak 1997. Walaupun sebelumnya sesekali ada anime yang tayang malam tapi targetnya adalah penonton dewasa(dalam arti bapak-bapak ibu-ibu) bukan fans anime.
Setelah suksesnya sebagian judul seperti Berserk dan Serial Experiments Lain barulah stasiun-stasiun TV lain ikutan bikin slot anime tengah malam juga. Oh iya, Evangelion sendiri di awal penayangannya mendapat rating yang cukup buruk, tapi popularitasnya malah meningkat setelah tayang ulang tengah malam di tahun 1997.
Model acara begini pernah diterapkan di TV Indonesia juga loh, walaupun keadaannya terbalik karena praktek ini justru sudah ditinggalkan sejak 2014an. Tapi nayangin anime tengah malam gini di TV lokal sama aja nyiksa diri, udah keluar duit buat lisensi tapi pemasukan iklan dan DVD gak ada, mending buat Liga Champion dah
.

Back to topic, apakah jam tayang pagi-sore sudah ditinggalkan di dunia anime? Jawabannya relatif.
Meskipun anime di jam-jam tersebut masih banyak sampai sekarang namun sebagian besar judulnya adalah remakean anime-anime lama kayak Gegege Kitaro(yang udah 5 kali dibikin animenya
), Doraemon, Ninja Boy dll. Atau juga franchise yang "mustahil" tamat kayak Yugioh, Pokemon, Sazae-san, dan termasuk Conan & One Piece
. Dan sisanya banyakan anime CG dan stopmotion untuk anak-anak.
Hal ini bakalan bikin anime-anime newcomer bahkan yang sudah tenar macam SAO sekalipun makin nyaman sama jam tengah malam.
Satu lagi, tren episode per season yang sedikit dan anime tengah malam juga jadi kombinasi yang mempersulit anime sekarang tayang di Indonesia, karena semakin susah mencari referensi anime baru mana yang sukses di TV Jepang sana dan tentunya stasiun TV kita gak mau gonta-ganti program acara dengan masa tayang pendek.
Itu sebabnya anime tengah malam jumlah episodenya cenderung lebih sedikit(12-26 episode). Dan gak perlu terlalu mikirin censorship juga, gak seperti acara pagi macam Dragonballdan Saint Seiya yang sekarang sudah tidak boleh menampilkan gambar darah dan pakaian seksi, atau seperti Evangelion(1995) yang banyak dikritik sampai ditinggal sponsor karena tayang 18:30 malam tapi kontennya terlalu menjurus

Dengan kata lain, anime tengah malam biasanya adalah anime yang calon gak laku tayang di TV dan hanya minoritas orang yakni otaku aja yang mau nontonnya.

Tayangan anime tengah malam sebenernya tradisi yang cukup baru yaitu sejak 1997. Walaupun sebelumnya sesekali ada anime yang tayang malam tapi targetnya adalah penonton dewasa(dalam arti bapak-bapak ibu-ibu) bukan fans anime.
Setelah suksesnya sebagian judul seperti Berserk dan Serial Experiments Lain barulah stasiun-stasiun TV lain ikutan bikin slot anime tengah malam juga. Oh iya, Evangelion sendiri di awal penayangannya mendapat rating yang cukup buruk, tapi popularitasnya malah meningkat setelah tayang ulang tengah malam di tahun 1997.
Model acara begini pernah diterapkan di TV Indonesia juga loh, walaupun keadaannya terbalik karena praktek ini justru sudah ditinggalkan sejak 2014an. Tapi nayangin anime tengah malam gini di TV lokal sama aja nyiksa diri, udah keluar duit buat lisensi tapi pemasukan iklan dan DVD gak ada, mending buat Liga Champion dah


Back to topic, apakah jam tayang pagi-sore sudah ditinggalkan di dunia anime? Jawabannya relatif.
Meskipun anime di jam-jam tersebut masih banyak sampai sekarang namun sebagian besar judulnya adalah remakean anime-anime lama kayak Gegege Kitaro(yang udah 5 kali dibikin animenya


Hal ini bakalan bikin anime-anime newcomer bahkan yang sudah tenar macam SAO sekalipun makin nyaman sama jam tengah malam.

Satu lagi, tren episode per season yang sedikit dan anime tengah malam juga jadi kombinasi yang mempersulit anime sekarang tayang di Indonesia, karena semakin susah mencari referensi anime baru mana yang sukses di TV Jepang sana dan tentunya stasiun TV kita gak mau gonta-ganti program acara dengan masa tayang pendek.

Quote:
Postcard Memory

Kalau yang satu ini baru jelas asal sebutan resminya.

Still frame(frame kaku) dengan gambar penuh arsiran yang biasa agan lihat di akhir episode ini dipelopori oleh animator sekaligus sutradara era 60-70an Osamu Dezaki. Seringkali disebut "efek Dezaki" ataupun "freeze frame", namun sang pelopor sendiri menamainya sebagai "Postcard Memory".
Meskipun hanya shot diam gak beranimasi tapi efek Postcard Memory ini ampuh bikin penonton penasaran nunggu kelanjutan cerita.

Contoh Efek Dezaki ala kadarnya dalam beberapa anime

Freeze frame anime modern biasanya hanya dibuat dengan frame biasa yang diberi tambahan arsiran dan sedikit efek filter. Sehingga tidak terlihat semencolok efek Dezaki dalam anime yang masih hand-drawn. Belakangan ane lihat Warlords of Sigrdrifa masih memakai Efek Dezaki ini meski artnya cukup unik tidak arsir-arsir seperti biasa tapi lebih fokus ke pewarnaan.
Quote:
Repeating Cut
"Repeat cut" adalah dimana suatu adegan yang sama diputar berulang-ulang biasanya sampe 3 kali. Contoh paling diingat dari repeating cut ini adalah adegan menendang di anime Tsubasadan Dragon League. Bahkan bisa dilihat dari opening pertama Tsubasa.

Tren yang ini kayaknya lebih umum dipake di acara tokusatsu lawas ya, mengingat pembuatan spesial efek tokusatsu lebih susah dari gambar anime.
Ada 2 macam penggunaan teknik repeat cut ini, pertama yang adegannya beneran cuma diputar-putar ulang. Teknik ini sudah tidak dipakai sejak 2000an karena produksi anime sudah lebih mudah dan murah.
Dan yang kedua adegannya diulang 3 kali tapi dari sudut gambar yang berbeda. Teknik yang kedua ini yang masih sering dipakai sampai sekarang, biasanya untuk adegan klimaks seperti Naruto rasengan ke Pain Tendo.
Ada sodara jauhnya Repeat Cut yaitu Stock Footage, dimana suatu adegan diputer ulang bukan dalam 1 episode yg sama melainkan di dalam episode-episode lain. Contohnya adegan Satoshi lempar Pokeball di anime 1997, Saint Seiya ngeluarin armornya, adegan robot berubah wujud, adegan mahou shoujo berubah wujud, adegan Digimon berubah wujud, dan adegan Yugi berubah wujud

Pokemon dan Yugioh sekarang sudah meninggalkan pemakaian Stock Footage(kecuali adegan special summon). Beberapa anime mecha sekarang(meskipun sedikit) seperti Gundam Build Divers Re:Rise masih make stock footage buat adegan transformasi. Kalau anime mahou shoujo ane kurang tahu, kurang riset

Naruto khususnya Shippuden punya cara unik manfaatin Stock Footage ini, yaitu dengan memperbanyak flashback. Lumayan kan menghemat ongkos dan tenaga produksi 700 episode.

Quote:
Gigi kelinci & Bibir Manyun

Kalau diperhatikan, dalam anime lawas apalagi anime anak-anak hampir selalu ada karakter dengan bentuk gigi tonggos kayak Tokichi dan Boyaki di atas. Selain itu ada juga desain karakter dengan mulut manyun seperti Suneo.

Gak jarang, karakter model ini biasanya ditemani oleh karakter lain yang berbadan gemuk, ataupun cebol. Namun bedanya karakter bergigi kelinci(dan juga yang bibirnya manyun) ini lebih dulu punah memasuki pertengahan 90an, bahkan anime anak-anak maupun komedi sudah jarang menampilkan desain karakter seperti ini. Sedangkan karakter gemuk maupun berbadan pendek masih sesekali muncul pada anime masa kini.

Tapi mungkin, mereka bukan punah tapi hanya ganti gigi.

Dalam anime 2000an ke atas, mungkin agan lebih familiar dengan karakter "gingsul" seperti gambar di atas. Gak sekedar gingsul, gak jarang taringnya juga bisa nonjol kanan kiri atau malah giginya tajem semua. Ada juga model gigi yang diwarnain sama dengan warna kulitnya, contohnya Astolfo.
Desain gigi kelinci sendiri sempat bangkit di dekade 2010an, namun dengan tampilan berbeda. Ketika ada karakter berbicara atau buka mulut hanya sebagian depan giginya yang terlihat sehingga seolah punya gigi kelinci(bukan sampai overbite alias tonggos), contohnya seperti dalam anime Love Live! & K-On!.
Spoiler for K-On!:

Selain mulut, bentuk mata, rambut, dan jambang juga kerap berubah trennya sesuai jaman.
Quote:
Reaksi Jungkir Balik

Agan generasi 90an pasti familiar banget sama adegan satu ini. Adegan jungkir balik kepala di bawah kaki di atas biasa terjadi di adegan-adegan lawak, bisa dibilang ini versi anime dari gestur facepalmalias tepuk jidat.
Hal seperti ini umum banget baik dalam anime lawak maupun genre shonen kayak One Piece dan Dragon Ball. Namun beda dari kebanyakan tradisi anime lama, baik anime serius maupun lawak sudah tidak menampilkan ini lagi. Entah karena keseringan dipakai jadi garing atau karena bikin lawakannya jadi terasa maksa.
Kadang, adegan seperti ini tidak melulu digambarkan sampai kaki di atas. Sering juga si karakter hanya terlihat setengah jatuh kayak contoh di bawah.
Spoiler for manga railgun:
Perhatiin Misaki bilang "You even made me do that clichereaction".

Sering juga kalau di anime sekarang reaksinya digambarkan dengan suasana hening, disusul ekspresi bingung atau marah.
Eits, belom selesai. Bersambung ke halaman bawah gan 

Diubah oleh hyperzectrooper 04-12-2020 10:36






Papa.T.Bob dan 56 lainnya memberi reputasi
57
14.2K
Kutip
160
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan