YoExploreIDNAvatar border
TS
YoExploreIDN
Fakta Sungai Bengawan Solo

“Bengawan.. Solo..” kalau melihat dua kata tersebut, rata-rata pasti langsung mendengungkan lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang pada tahun 1940. Lagu ini memang terinspirasi dari Sungai Bengawan Solo dan Kereta Api Bengawan Solo. Dalam lagu maha karya tersebut, Gesang bercerita tentang aliran sungai Bengawan Solo dan Kereta Api Bengawan Solo. Salah satu tempat wisata di Solo ini ternyata bukan sekedar sungai biasa lho. Inilah 3 Fakta Bengawan Solo!

Sungai Terpanjang di Pulau Jawa
Selain spesial karena menjadi inspirasi dalam lagu legendaries, sungai Bengawan Solo ternyata memang sangat spesial. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa. Dengan panjang sekitar 548,53 km, sungai Bengawan Solo melintasi dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai Bengawan Solo memiliki dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Sewu, Wonogiri dan Ponorogo. Untuk muaranya sendiri ada di daerah Gresik. 

Arti Bengawan Solo
Bengawan dalam bahasa Jawa memiliki arti sungai yang besar. Nama ini sangat sesuai dengan Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa dengan ukuran sungai mencapai 16,100 km2. Dahulu, sungai ini bukanlah bernama Bengawan Solo. Ada tiga nama yang pernah melekat pada sungai ini sebelum akhirnya resmi menjadi sungai Bengawan Solo. Nama-nama tersebut adalah Wuluyu, Wulayu, dan Semanggi yang dieja Semangy dalam naskah bahasa Belanda abad ke-17. 

Arah Aliran Sungai Berubah 180 Derajat
Ternyata sungai Bengawan Solo dulu memiliki aliran yang berbeda dengan aliran yang sekarang. Sebelumnya terdapat aliran sungai yang mengalir ke arah selatan dan diduga berasal dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang. Namun aliran sungai Bengawan Solo masa kini yang terbentuk kira-kira empat juta tahun yang lalu, justru mengalir ke arah utara. Hal ini dikarenakan proses pengangkatan geologis akibat lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa sehingga aliran sungai itu berubah arah. Dahulu, pantai Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai muara dari sungai Bengawan Solo pada masa purba, yaitu menuju Samudra Hindia.

Sungai Bengawan Solo Purba
Sungai Bengawan Solo Purba yang dulunya membentang sejauh dua puluhan kilometer masih dapat kita lihat jejak keberadaanya. Kawasan Gunung Sewu merupakan salah satu tempat dimana kita dapat melihat bukti peninggalan sungai Bengawan Solo Purba. Terdapat kawasan cekungan yang dulunya merupakan bekas dari aliran sungai tersebut. Cekungan tersebut berakhir pada muaranya di kawasan Pantai Sadeng yang kini menjadi kawasan wisata. Namun karena  terjadinya pergeseran lempeng, sungai tersebut mengering dan akhirnya menghilang sejak empat juta tahun yang lalu, hanya jejak aliran sungainya saja yang masih bisa ditemukan. 

Tempat Tinggalnya Rengkik, Jambal dan Jendil
Sungai Bengawan Solo menjadi tempat tinggal dari banyak jenis ikan. Mulai dari Rengkik, Jambal dan Jendil. Tiga jenis ikan ini merupakan beberapa menu kuliner favorit masyarakat sekitar. Ikan jendil merupakan salah satu jenis ikan asli sungai Bengawan Solo. Memiliki tubuh berlendir dan berwarna putih hijau, ikan jendil sekilas mirip dengan ikan patin yang hidup di sejumlah sungai Sumatera. Ikan dengan bentuk agak kecil memanjang ini sangat disukai karena lemaknya relatif sedikit dan tekstur daging yang lembut. Pada musim kemarau, sungai Bengawan Solo yang surut menjadi tempat favorit para pemancing untuk membawa pulang ikan-ikan yang melimpah. Para pemancing biasanya menggunakan umpan dari cacing, jangkrik, ulat daun, atau makanan campuran. Ada juga beberapa jenis ikan lain seperti bade atau tawes, areng-areng, garingan, wade, gabus, nila, hingga lempuk.


khoirul48Avatar border
khoirul48 memberi reputasi
1
422
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan