- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Plot that is difficult to understand


TS
Rebek22
Plot that is difficult to understand
Quote:
Quote:
1. Cute Killer
Uraida, 14 Tahun
19Agustus , 2012
Dulu ayahku pernah menceritakan sebuah kisah, entah apa judulnya aku benar-benar lupa akan hal itu, dan serius pak tua itu memang selalu memberi judul yang aneh dan panjang untuk semua cerita karangannya, sehingga lebih mudah mengingat isi cerita dari pada judulnya. Baik lah, kesampingkan masalah judul yang jelas kisah itu bercerita tentang seorang penyair bijak dan seorang pengembala. Memori mengenai kisah tersebut nampak agak buram dalam benakku, hanya beberapa bagian yang aku ingat, al-kisah, di sebuah padang rumput duduk lah dua orang Pria, yang satu satu merupakan seorang penyair dan yang satunya lagi adalah pengembala kikuk. si penyair tiba-tiba bertanya kepada pengembala " Apa kau tau, di mana letak bakat seseorang? " Si pengembala itu menggeleng memberi tanda jika dirinya tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, si penyairpun tersenyum, kemudian menjawab " letaknya ada di sana " ujarnya sembari menunjuk punggung si pengembala, setelah itu..... Blank, hanya segitu yang dapat kuingat, berulang kali aku coba menggali ingatan demi ingatan mengenai kisah itu, akan tetapi percuma memori itu sepertinya sudah benar-benar hilang, Kisah itu di ceritakan ayah saat aku masih kelas 3 SD, sementara sekarang aku sudah di penghujung tahun kedua sekolah menengah pertama.
Ah, cukup sudah mengenang kisah lama itu, akupun menarik nafas panjang, lalu menghempaskannya. niatnya mengusir bosan ternyata malah menjadi beban, mata ini kembali melirik arlogi yang melekat di lengan kiriku, pukul sebelas siang, sudah setengah jam aku duduk di sini, rasa bosan sudah bergelayutan di mana-mana sehingga apa saja yang aku temui di meja bisa berubah menjadi maininan, pulpen, penggaris, hingga tumpukan kertas, semua aku mainkan, mulai dari memutar-mutar pulpen, mengayun-ayunkan penggaris, hingga melipat kertas yang entah apa isinya menjadi pesawat-pesawatan, sampai pada akhirnya sebuah suara mengejutkanku dan membuat pulpen yang sendari tadi kumainkan terlempar entah kemana, aku segera berakting polos, membenarkan posisi duduk, menyilangkan lengan di atas meja, kemudian menundukan kepala, Berakting jadi anak baik.
" kamu lagi? Aduh Rai, kamu enggak bosen apa masuk ke sini terus " ujar seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba muncul dari arah pintu, sesaat dia nampak menepuk jidaknya usai mengetahui sosok yang tengah menunggunya adalah diriku, wanita itupun masuk ke dalam ruangan lalu berjalan cepat menghampiriku.
" lagi? " yup memang sudah beberapa kali aku terjebak di ruangan ini, atau mungkin jauh lebih layak di bilang sering ( lebih dari lima kali itu sering kan? ) ruangan ini merupakan salah satu ruangan khusus yang di peruntuk bagi anak-anak berkelakuan spesial, atau jika di artikan dalam bahasa realita adalah "bermasalah". tentu saja ! Ruangan apa lagi kalau bukan ruang Bimbingan konseling , atau biasa disingkat "BK". anak mana yang tidak mengetahui ruangan ini ? tempat yang sebisa mungkin di hindari semasa sekolah, karena ruangan tersebut merupakan tempat anak-anak bermasalah di tindak lanjuti atas segala perbuatannya, masuk sekali seolah ada cap besar di keningmu bertuliskan "trobel maker" apa lagi jika berulang kali? Mungkin tulisan di cap tersebut akan berubah menjadi " most wanted "
Aku menarik nafas panjang, " kenapa harus dia lagi " pikirku sembari memperhatikan sesosok wanita yang tadi mengoceh prihal diriku, ada dua guru BK di Sekolahku, tapi entah mengapa selalu dirinya yang di beri kesempatan mengurus masalah yang aku buat, wanita tadi nampak memegangi keningnya menandakan ketidak habis pikirannya karena aku lagi lah yang duduk di kursi panas ini, lagi dan lagi. Sesampainya di hadapanku dia segera duduk, kemudian menatapku dengan agak tajam.
kami hanya terpisah sebuah meja yang penuh dengan arsip , arsip-arsip tersebut tersusun amat rapih di tepi-tepi meja, (sebenarnya sudah ada yang berubah bentuk menjadi pesawat kertas) menandakan pemiliknya merupakan sosok yang telaten, guru BK itu menatapku dengan tatapan yang kian menajam dan sukses membuatku sedikit terintimidasi. walaupun tatapnnya tajam entah mengapa raut wajah tetap terlihat santai, matanya mengalihkan pandangan ke arah laci mejanya, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam laci tersebut, aku menebak-nebak apa yang akan guru BK ini keluarkan, surat skorsing kah? Atau malah lebih parah ? Surat pernyataan jika aku di keluarkan? Wajar bukan jika aku berfikir demikian? Mengingat aku merupakan salah satu top score dalam hal memasukan diri sendiri ke dalam ruang BK "Ah bakalan panjang nih urusan" pikirku jika benar-benar surat tadi yang keluar, namun siapa sangka yang ia keluarkan bukan lah sebuah selembaran, melainkan buku tebal bertuliskan absensi siswa di bagian covernya, aku menarik nafas lega, mungkin karena bukan skorsing yang kali ini menjadi hukumanku, syukurlah.
" lega ya yang ibu keluarin bukan surat skorsing?" tanyanya dengan nada mengejek, aku hanya diam sambil menunduk, menerapkan jurus andalan yang cocok untuk di terapkan di saat seperti ini " pura-pura menyesal ".wanita itu terlihat menarik nafas panjang kemudian menghempaskannya sekaligus, nampaknya penat sekali guru itu ketika matanya melihatku.
" Siap di sidang ?" tanyanya, aku segera menjawab dengan anggukan, raut santai masih terukir jelas di wajahnya, mungkin itu yang menjadi salah satu kelebihan jika di sidang olehnya. tidak ada ucapan ngegas atau raut penuh amarah yang seolah-olah hendak menerkam seperti guru BK yang satunya lagi, sesekali aku mencuri pandang ke arah wajahnya yang tetap berbalut santai itu, perlu di akui jika wajahnya memang cantik, parasnya manis malah cenderung sangat manis, lesung pipinya terlihat jelas sehingga kesan imut terpampang jelas pada wajahnya, sekalipun usia kami berbeda cukup jauh kecantikan yang wajahnya pancarkan selalu berhasil membuat anak muridnya tersipu( aku jelas termasuk ) rambutnya hitam pekat dan panjang sepunggung, lekuk tubuhnya "waw" sepertinya tidak perlu di jelasknan lagi, aku sangat yakin dulunya dia merupakan primadona sekolah (bahkan saat jadi gurupun dia tetap menjadi primadona baik itu di kalangan guru maupun Murid) sayangnya postur tubuhnya terbilang pendek, hanya sekitar 165 cm, mungkin bagi sebagian orang kesan cantiknya akan sedikit berkurang akibat tinggi badannya itu, namun di sisi lain keimutannya malah melonjak drastis, entah mengapa guru mungil nan imut itu malah harus berprofesi sebagai guru BK yang notabanetnya galak?, padahal akan lebih cocok jika dia menjadi guru mata pelajaran, pasti enak melihatnya mengajar di iringin dengan keimutannya yang mungkin mampu membuat muridnya diabetes karena terlalu manis. ada hal lucu dari wanita itu, karena tubuhnya pendek, dia selalu mencoba menutupi masalah tinggi badannya dengan mengenakan sepatu ber hak ( sekalipun percuma), tinggiku masih cukup jauh melebihinya sekalipun itu sudah mengandalkan hak sepatunya yabg tinggi, Namanya Bu Hera, entah siapa nama lengkapnya yang jelas dia salah satu guru BK di sekolahku, wanita itu memiliki sebuah julukan di kalangan para murdi yaitu cute killer, manis, imut, tapi luar biasa kejam.
beberapa kali aku harus berhadapan dengannya karena masalah - masalah yang pernah aku perbuat, sehingga dia cukup familiar denganku, begitu juga sebaliknya. hal tersebut entah mengapa malah membuat kami dekat, aku cukup sering ngobrol dengannya di luar ruang BK, kadang aku kebetulan menaiki angkot yang sama dengannya sepulang sekolah, rumahnya satu arah denganku sehingga secara otomatis percakapan pasti terjadi, tidak jarang juga aku berpapasan dengannya ketika hendak menuju kantin, kadang dia meminta tolong kepadaku untuk di belikan sesuatu di sana, tentu saja aku menyanggupi lagi pula aku paham jika cute killer bukannya malas. suasana kantin pasti seketika akan sunyi senyap jika seorang guru BK datang, padahal yang bersangkutan hanya ingin membeli makanan bukan hal lain yang berhubungan dengan kedisiplinan, ya bagaimanapun kesan galak selalu menyertai mereka. bu Hera sadar akan hal itu dan merasa enggan untuk mengganggu waktu santai para murid dengan kemunculannya, oleh karena itu dia kadang meminta tolong kepadaku, yang memang sengaja menghampirinya setiap istirahat, niat baiknya tentu tidak boleh di abaikan bukan? Usai membelikan pesanannya, aku sengaja ikut duduk dengannya di depan teras ruang BK, lalu memulai obrolan ringan dengannya, dia selalu menanggapi obrolan itu, malah kadang-kadang dialah yang membuka obrolan.
Bu Hera sudah siap membuka persidangan, seimut apapun dirinya jika sudah dalam persidangan wajahnya akan tetap terlihat menyeramkan, atmosfir meja tempatku duduk sedikit menegang, kursi yang sendari tadi nyaman aku duduki entah mengapa mulai terasa panas, inikah yang di maksud kursi panas? kakiku yang tadinya tidak bisa berhenti bergerak lantaran bosan seketika menjadi diam, seberusaha mungkin aku mempertahankan posisi jurus pura-pura menyesal ini, tetap menundukan kepala seolah benar-benar telah menyesali apa yang telah aku perbuat (padahal sama sekali tidak) dan diam menunggunya bicara, berharap ada rasa iba yang muncul di hati cute killer usai melihatku yang seakan benar-benar merasa bersalah ini, sehingga persidangan dapat sedikit melunak. Sesaat semua terasa hening, belum sepatah kata pun keluar dari mulutnya, leher ini mulai terasa lelah di pakai menunduk, lalu tanpa peringatan tangannya dengan gesit mengayunkan buku absen yang tadi dirinya keluarkan dari laci hingga menghantam ujung kepalaku, kejam bukan?
"aw " aku merintih kesakitan, sekalipun ayunannya itu terbilang pelan tetap saja ketebalan dari buku absen tersebut berhasil membuat kepala ini sedikit pening, oi biasanya dia menggunakan penggaris, kenapa sekarang malah benda itu yang jadi senjatanya?
"sakit?" tanyanya dengan nada yang seolah menggodaku, aku menjawabnya dengan menggelengkan kepala, tak lama kemudian satu hantaman mendarat lagi di ujung kepalaku
"sakit?" mulutnya kembali melontarkan pertanyaan yang sama. Akupun pasrah dan mengangguk, jika terus menggeleng aku sangat yakin kepala ini akan benjol, akibat hantaman absensi yang tangannya sarangkan terus menerus ke kepalaku.
" jawab pakai mulut dong " ujarnya lagi
" sakit lah bu" aku mengutarakan rasa sakitku kepadanya dengan nada ketus, sambil mengelus-elus pelan kepalaku yang baru saja jadi korban kekejaman buku absen
" Rai, apa kamu pikir ibu akan melunak hanya karena kamu menunduk dan pura-pura bersalah gitu?" cute killer rupanya sudah mengetahui kepalsuan dari mode pura-pura menyesalku, sial jangankan melunak, akibat mode itu aku malah kena hantam dua kali olehnya
" huft, ibu hebat juga " gerutuku kepadanya, dan mulai menonaktifkan mode pura-pura menyesal.
" haduh dari pada kamu pura-pura menyesal gitu, apa salahnya mencoba merasa menyesal secara sungguh-sungguh"
" apa yang harus saya sesali bu?" tanyaku bingung. cute killer menggelengkan kepala sambil menghempaskan nafas seakan ada beban berat di pundanya.
" baiklah, Uraida kamu tau kesalahan apa yang kamu buat hingga di panggil ke sini?"
Aku hendak menggeleng lagi berpura-pura tidak bersalah ( bagaimanapun seorang terdakwah juga punya hak untuk mengajukan keberatan atas tuduhan yang tertuju kepaadanya bukan? ) tapi tepat di hadapanku wanita paruh baya itu sudah bersiap menghantamkan absensi siswa tadi ke arah kepalaku lagi , seakan dia tau mengenai apa yang tengah aku pikirkan, maka mengangguk sepertinya merupakan pilihan terbik untuk saat ini.
" berantem bu" jawabku
" wih jagoan!!" ujarnya heboh
" akhirnya ibu sadar jika sosok di hadapan ibu ada adalah jagoan"
" sama siapa? "
" kaka kelas kami tercinta, lebih tepatnya anak SMA dari sekolah ini "
" menang? "
"menang lah bu, kalau saya yang kalah , anak-anak SMA itu lah yang akan di panggil ke ruang Bk ,bukan saya, yah emang dasarnya peraturannya aneh, gak peduli yang mulai siapa yang jelas yang menang, podium kemenangannya tuh di sini bu, di ruang BK dan yang bonyok merupakan korban sekalipun mereka yang mulai" ujarku sedikit sombong.
" ah masa? "
" ya bu logikanya gini bu, mereka ramai-ramai, dan mereka dua tingkat di atas saya, kir-kira siapa yang seharusnya menang kalau kami berkelahi? Sayangnya mereka ternyata keroco, mereka yang mulai, mereka yang kalah, tapi mereka yang ngadu "
Bu hera terlihat sedikit tertawa " seperti biasa, jawaban kamu nyeleneh, tapi masuk akal" cute killer masih meneruskan tawanya " itulah sebabnya saya selalu mau ngurus masalah kamu,di saat pak arya sudah sangat muak melihat kamu, nah berterima kasih lah pada saya" lanjutnya
"saya harus berterima kasih bu?" tanyaku
"iyalah, sudah lebih dari sepuluh kali kamu keluar masuk ruang BK, dalam sepak bola hetrik aja empat kali, lah kamu? Sepuluh kali lebih, uniknya selalu saja dengan kasus yang sama, berantem, seharusnya kamu sudah layak di skorsing malahan kalau sama pak Arya seharusnya kamu sudah di keluarkan karena tidak kunjung merasa kapok, tapi kalau sama saya? Ya kamu paling hanya akan di hukum hormat ke tiang bendera nanti pada saat jam istirahat siang" cute killer nampak menjabarkan hukuman apa yang nanti akan aku terima
" hukuman itu lagi bu?" ujarku lemas lantaran tau jika siang nanti aku akan berjibaku dengan panas dan rasa malu akibat hukuman dari si cute killer ini.
" selamat menikmati Rai" ujarnya dengan senyum yang justru terlihat menyeramkan
Bagiku hukuman tersebut merupakan hukuman yang paling berat, bayangkan saja, setiap kali waktu hukuman jemur itu di terapkan si cute killer akan dengan santainya menceramahiku ketika tubuh ini tengah berjuang berusaha untuk tetap menahan posisi hormat, dan berdiri selama satu jam di bawah teriknya sinar mentari siang yang sempurna berada di atas ubun-ubun kepala, agar hukumanku terasa lebih berat, sering kali dia sengaja mengodaku dengan cara uniknya, sembari memayungi dirinya yang tiada henti mengoceh tentang kedisiplinan, mulutnya akan nampak asik meminum sebotol es, yang mana sesekali ia sengaja mendramatisir cara minumnya dengan selalu mengakhiri tegukan sambil ber"ahhhhhh" ria tentu saja tujuannya adalah menggodaku yang kehausan, serius hal tadi selalu sukses membuatku tambah haus dan kian menderita.
" enggak bisa di ganti bu hukumannya? " ujarku mengajukan keberatan
"hmmm ok jadi enaknya sekarang di hukum apa ya kamu?"
"lebih baik di maafkan bu, sesungguhnya memberi maaf itu merupakan perbuatan mulia" ujarku yang sukses membuat sebuah pukulan buku absen bersarang lagi di kepalaku
" sejak kapan kamu jadi ustadz begitu?" tanyanya dengan di barengi sedikit tawa
" love and peace to the better word"
" oh mau di keluarkan saja berarti? Bagi saya itulah jalan cinta dan damai "
" jangan begitu bu "
"baiklah jadi kamu mau di maafin dan tidak di hukum?"
Aku berlagak layaknya ahli kungfu mengepal kedua tanganku di depan dada lalu menunduk sambil mengucapkan "hait" kepadanya, berharap dia sedikit tertawa dengan tingkahku agar hukumannya tidak terlalu kejam( sekalipun percuma). membebaskanku dari hukuman? "Mustahil" pikirku
" apa kamu menyesali apa yang telah dirimu perbuat?"
" apa yang harus di sesali bu?"
" membuat anak orang bonyok"
" hah dia kaka kelas saya bu, kalau punya urusan karena tidak senang di buat bonyok datang lah sendiri, bukannya malah ngadu ke guru, besok saya samperin rumahnya sambil bawa doktor sunat, biar sekalian saja di habisi kemaluan mereka , biar jadi perempuan" aku agak kesal mengingat sosok yang membuatku terdampar di tempat ini, rasanya membuat mereka mencium aspal saja tidak cukup, mungkin nanti akan ku buat mereka merasakan harumnya lantai rumah sakit
" rai kamu sedang bicara di depan guru lho" tegur cute killer atas ucapanku yang memang agak keterlaluan, aku menunduk namun bukan berpura-pura lagi, kali ini aku sungguh menyesal karena menlontarkan kata-kata yang kurang pantas di hadapan guruku sendiri.
" maaf bu"
" iya enggak apa-apa, baik lah kamu bilang kamu minta tidak di hukumkan? Dan di maafin" tanyanya yang dengan segera ku balas dengan anggukan kepala " baiklah ibu maafin"
" beneran di maafin dan tidak di hukum bu?" aku kaget lisannya mengucapkan kata-kata yang sungguh tidak terduga.
" kali ini kamu ibu maafin" jawabnya pendek, jelas saja diriku kaget mendengar ucapannya tadi, aku yakin dia tidak salah bicara, karena kalimatnya sudah lisannya ulang dua kali, mataku menatap wajahnya yang tetap terlihat santai, diapun membalas tatapanku, kemudian mengukir sebuh senyuman kecil khas dirinya yang sekali lagi terlihat luar biasa manis dan membuatku tersipu, ah aku diabetes.
"serius bu?" tanyaku kaget mendengar ucapannya
" yup, ibu serius"
Pasti besok jakarta hujan badai, aku berfikir sejenak, "Pasti ada tipu muslihat di sini, mana mungkin dia mau membebaskanku dari hukuman?" aku masih terdiam sedikit mecoba memutar otak mencoba berfikir jenis muslihat apa yang akan cute killer terapkan, apa dia marah karena ucapan kotorku tadi dan tengah mempersiapkan hukuman yang lebih luar biasa?
"ehhh ibu sakit ya?" tanyaku memastikan keadaannya, siapa tau kewarasannya tiba-tiba hilang? Bisa saja kan?
"kamu enggak percaya ibu mau membebaskan kamu dari hukuman?"
" ya soalnya secara teori enggak mungkin ibu yang notabanetnya seorang guru BK membebaskan seorang murid yang sering masuk ke ruangan ini dari hukuman?"
" saya mendapat laporan unik tentang kamu dalam kasus perkelahian ini"
" maksudnya?"
" anak SMA yang kamu hajar itu, mereka sering memalak anak smp bukan?"
Aku mengangguk, dari mana dia mengetahui perihal pemalakan itu? Memang baru-baru ini anak SMA yang di maksud itu sering kali memalak adik kelasnya, mereka sekumpulan anak yang mulai memasuki fase pemberontakan, semua itu bisa di lihat bahakan dari gelagatnya yang mulai bangga menjadi kaka kelas, wajah mereka sengaja di buat nampak sangar, seragam sekolah di kenakan secara tak karuan, nongkrong tidak jelas di pinggir jalan sambil berbicara kasar, bahkan sesekali merokok dan sengaja di umbar agar terlihat keren, puncak dari kelakuan mereka adalah dengan mulai memalak adik kelasnya, banyak teman kelasku yang sudah jadi korban, rata-rata mereka yang bertubuh kecil lah yang menjadi sasaran, kasus pemalakan itu belum sampai kepada pihak guru karena anak SMA itu mengancam jika korbannya sampai melaporkannya maka mereka tidak akan segan-segan untuk menghabisi si korban, para korbanpun seketika berhasil di buat bungkap oleh ancaman tersebut.
Diubah oleh Rebek22 04-12-2020 11:17
0
389
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan