Gorontalo selalu punya cerita unik hingga bersejarah, dengan slogan serambi Madinah yang disandangnya tentu menyimpan banyak kisah.
Seperti halnya kisah atau cerita yang akan saya utarakan. Ini hanyalah secuil dari berbagai kisah yang ada di bumi Gorontalo.
Gorontalo yang terletak dalam provinsi Sulawesi, dahulunya merupakan bagian dari provinsi Sulawesi Utara menjadi provinsi baru di Indonesia pada tahun 2006.
Banyak yang perlu diulik dari provinsi satu ini. Mulai dari tempat-tempat wisata yang indah memukau seperti Pulo Cinta, Pulau Saronde, Benteng Otanaha yang berada di atas bukit, Bukit Layang tempat untuk menikmati keindahan kota Gorontalo di atas ketinggian pada malam hari, pesona alam bawah laut di Taman Laut Olele, Mesjid Walimah yang berkubah emas, Danau Limboto, Teluk Tomini, serta Mesjid Hunto peninggalan Kesultanan Amay. Pakaian adat, tarian daerah, aneka kuliner Gorontalo, kuliner Limboto serta daerah lainnya hingga kisah-kisah yang terjadi di balik kejayaan kerajaan di Gorontalo. Semua itu merupakan hidden gem di bumi Serambi Madinah ini.
Seperti halnya kisah-kisah berikut.
Kita mengenal Gorontalo dengan sebutan negeri para Sultan.
Ada banyak cerita tentang kerajaan-kerajaan di Gorontalo yang dahulunya bernama Hulontalo.
Salah satunya adalah asal mula Kesultanan Amay terbentuk.
Quote:
Kesultanan Amay
Kesultanan ini dikisahkan berasal dari kegigihan dari seorang raja yang bernama Amay yang jatuh cinta dan ingin menikahi putri dari Raja Palasa yang bernama Owutango.
Raja Palasa bersama putrinya memberi syarat atas pernikahan tersebut yaitu Raja Amay dan seluruh rakyatnya harus memeluk agama islam.
Dengan keyakinan serta perjuangan Raja Amay untuk menikahi Putri Owutango semua syarat yang diajukan disetujuinya.
Hingga pada akhirnya Raja Amay memeluk agama Islam dan memberi perintah pada rakyatnya melakukan hal sama. Tapi sebelum seluruh rakyatnya beragama islam maka Raja Amay melakukan Sumpah Bontho pada rakyatnya yaitu dengan menyembelih babi, darah babi tersebut diletakkan di kening pengikutnya.
Saat itulah mereka terakhir kali memakan babi. Konon kisahnya jika melanggar maka pelanggar akan gila dan sakit parah.
Inilah awal mula Kerajaan Hulontalo berganti menjadi Kesultanan Amay dan Raja Amay bergelar Ta Olongia Lopo Isilamu (Raja yang mengislamkan negeri) dan sebagai mahar dari pernikahan itu adalah mesjid Hunto di Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.
Mesjid Hunto Sultan Amay
Quote:
Kisah air abadi (Air Butu)
Kisah tentang air abadi atau air Butu yang secara harfiah berarti air pecah. Sumber air ini terletak di Kelurahan Lekobalo, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.
Air Butu
Berdasarkan kisah para leluhur masyarakat Gorontalo. Air Butu berasal dari semedi seorang raja yang daerahnya mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih.
Konon kabarnya air Butu adalah air yang muncul dari sebuah batu yang mengeluarkan cahaya. Di mana jawaban dari semedi itu adalah petunjuk kepada raja yaitu tujuh wanita yang masih muda berdiri di atas sebuah batu besar yang berada di pinggiran gunung.
Quote:
Misteri batu telapak kaki raksasa di Pantai Lahilote, Kelurahan Pohe, Kecamatan Kota Selatan
Telapak Kaki Lahilote
Kisah ini mirip dengan cerita Jaka Tarub yaitu seorang pemuda bernama Lahilote mencuri sayap yang merupakan selendang salah satu bidadari bernama Boyilode Hulawa.
Selendang itu disembunyikan dalam sebuah bambu yang akhirnya ditemukan oleh Boyilode Hulawa yang telah menjadi istrinya.
Boyilode Hulawa memilih untuk kembali ke kayangan. Lahilote menyusul istrinya menggunakan rotan dan tinggal di kayangan hingga rambutnya memutih.
Oleh karena peraturan di kayangan yang tidak mengenal penuaan. Lahilote akhirnya turun ke bumi menggunakan tali dari rajutan ubannya dan terjatuh dalam posisi berdiri. Kaki kanannya bertumpu di Pantai Pohe, sedangkan kaki kirinya di Pelabuhan Kwandang.
Telapak kaki ini dikenal sebagai Botu Liyodu Lei Lahilote.
Kisah yang unik yah. Ada banyak kisah tentang Gorontalo yang menjadi catatan sejarah yuk cari tahu.