[Harry sayang, aku punya kabar gembira untukmu. Aku hamil! Kau senang, 'kan? Aku sangat mencintaimu, Harry]

Bagai tersambar petir di siang bolong, aku sangat terkejut saat membaca sebuah surat kecil di saku celana Harry, suamiku.

Sakit hati ini.

Tega-teganya Harry selingkuh di belakangku. Bahkan sekarang wanita itu tengah hamil.

Brengs*k!

Napasku tersengal. Tangan ini terkepal, menahan amarah.

Bergegas kuhampiri Harry yang tengah ada di dapur. Kau harus mati, Harry!

Kuhujamkan sebuah pisau besar tepat di pinggang belakang pria itu.

Harry tersentak. Mengerang. Jatuh tersungkur.

"Ka-kau ke-kena-pa, Bella?" Pria brengs*k itu masih banyak bicara rupanya.

"Berani-beraninya kau selingkuh, Harry! Bajing*n kau!" Aku Cumiik histeris.

"Eerh … ma-maksud-mu a-apa?"

"Ini! Ini surat dari selingkuhanmu, 'kan? Dia hamil, 'kan?! F*ck you, Harry!"

Kutancapkan lagi pisau itu, kali ini tepat di dada Harry.

Pria itu tampak tersedak.

Wajahnya penuh cipratan darah.

"I--itu su-surat ka-mu … a-apa ka-kau lup-pa, Bel-la …."

Aku terkesiap.

Hati ini mencelos. Napasku sesak.

Perlahan, kuperhatikan sekali lagi surat kecil yang sudah berlumuran darah itu. Di pojok kertas terdapat sebuah kalimat yang membuat diri ini ingin berteriak.

[From your lovely wife, Bella]

Sial!

Aku sepertinya terlupa meminum obat alzheimer malam tadi.

AAAAAARRGH!

#end

Sidoarjo, 28-11-2020