- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dudung Bupati Kedua di Jatim yang Meninggal karena COVID-19
TS
mimin.gadungan.
Dudung Bupati Kedua di Jatim yang Meninggal karena COVID-19
Quote:
Dua kepala daerah Pemprov Jatim meninggal positif COVID-19. Selain Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin juga positif COVID-19.
Meninggalnya Bupati Situbondo, H DadangWigiarto, karena positif COVID-19 cukup mengagetkan. Sebab, sebelumnya disebut bupati dua periode itu kondisinya membaik sejak dirawat di RSUD dr AbdoerRahemSitubondo.
Bupati H Dadang Wigiarto, meninggal COVID-19 sekitar pukul 16.30 WIB, Kamis (26/11/2020). Siang tadi, Bupati Dadang kondisinya cukup stabil. Meski masih dalam masa observasi oleh tim dokter.
Sebelum terkonfirmasi positif, Bupati Dadang sempat melakukan berbagai aktivitas kedinasan. Baik di dalam maupun di luar Kota Situbondo. Salah satunya, menghadiri acara World Clean Up Day dalam rangka HUT Korpri, di Desa Kilensari Kecamatan Panarukan, pada Sabtu (21/11) lalu.
Bupati Dadang juga ikut dalam gerakan penghijauan, dengan menanam bibit pohon di sekitar TPI Desa setempat. Namun, saat itu Bupati Dadang tetap berbesar hati, hingga terus beraktivitas.
"Kalau terpaparnya di mana, kita tidak tahu. Cuma waktu acara HUT Korpri di Panarukan itu, bapak bupati memang sempat mengeluh kalau badannya serasa agak tidak nyaman," kata Sekda Pemkab Situbondo, H Saifullah, Rabu (25/11/2020).
Meninggalnya Bupati Situbondo, H DadangWigiarto, karena positif COVID-19 cukup mengagetkan. Sebab, sebelumnya disebut bupati dua periode itu kondisinya membaik sejak dirawat di RSUD dr AbdoerRahemSitubondo.
Bupati H Dadang Wigiarto, meninggal COVID-19 sekitar pukul 16.30 WIB, Kamis (26/11/2020). Siang tadi, Bupati Dadang kondisinya cukup stabil. Meski masih dalam masa observasi oleh tim dokter.
Sebelum terkonfirmasi positif, Bupati Dadang sempat melakukan berbagai aktivitas kedinasan. Baik di dalam maupun di luar Kota Situbondo. Salah satunya, menghadiri acara World Clean Up Day dalam rangka HUT Korpri, di Desa Kilensari Kecamatan Panarukan, pada Sabtu (21/11) lalu.
Bupati Dadang juga ikut dalam gerakan penghijauan, dengan menanam bibit pohon di sekitar TPI Desa setempat. Namun, saat itu Bupati Dadang tetap berbesar hati, hingga terus beraktivitas.
"Kalau terpaparnya di mana, kita tidak tahu. Cuma waktu acara HUT Korpri di Panarukan itu, bapak bupati memang sempat mengeluh kalau badannya serasa agak tidak nyaman," kata Sekda Pemkab Situbondo, H Saifullah, Rabu (25/11/2020).
Selain Bupati Dadang, pejabat lain meninggal positif COVID-19 yakni Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin. Pria yang akrab disapa Cak Nur itu meninggal di RSUD Sidoarjo sekitar pukul 15.10 WIB, Sabtu (22/8/2020).
Dirut RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan menceritakan kronologi meninggalnya pria yang juga Wakil Bupati Sidoarjo. Menurutnya, almarhum sudah mengalami keluhan sejak sepulang dari Jakarta dan minta diperiksa.
"Memang hari Rabu (19/8) sepulang dari Jakarta saya ditelepon untuk minta foto thorax. Keluhannya kan batuk, panas," beber Atok kepada wartawan saat di Pendopo Bupati Sidoarjo.
Pihaknya kemudian melanjutkan pemeriksaan paru dengan foto thorax. Pemeriksaan itu dilakukan sekitar pukul 02.00 WIB dan diketahui ada pneumonia di parunya. Karena hasil tersebut, Atok kemudian menyarankan untuk dilakukan rawat inap di rumah sakit. Tapi, Cak Nur menolaknya dan hanya minta obat. Sebab sorenya harus menghadiri rapat paripurna.
"Saya foto sekitar pukul 2 ternyata ada pneumonia. Kemudian saya tawarkan dirawat inapkan. Tapi bilang 'waduh nanti sore pukul 6 ada rapat paripurna. Saya minta rawat jalan saja'. Beliau hanya minta obat," terangnya.
Karena menjalani rawat jalan, Atok kemudian berinisiatif menanyakan kabar Plt Bupati Sidoarjo itu melalui apliaksi percakapan pada Kamis (20/8) dan Jumat (21/8). Namun saat itu tidak dibalas oleh Cak Nur.
"Hari Kamis Jumat kan libur. Saya WA beliau menanyakan kondisinya. Mungkin istirahat tidak sempat dijawab. Tadi pagi, saya dihubungi bilang mau diopname. Akhirnya pukul 9.00 kami jemput ke rumah dinas. Akhirnya kami infus. Kami periksa semua," tuturnya.
Saat masuk rumah sakit, lanjut Atok, pihaknya sudah mengetahui bahwa Cak Nur telah terpapar COVID-19. Hal itu didasarkan pada hasil swabnya positif.
Selama di rumah sakit, Cak Nur harus diinfus. Sebab selama 2 hari tidak mau makan. Dan saat menjelang siang, Cak Nur kemudian bersikeras turun dari bed untuk melaksanakan salat zuhur.
"Beliau bersikeras untuk turun sambil duduk ingin salat zuhur. Saat itu sesak mendadak. Ya akhirnya kami dengan anastesi dan pasang ventilator. Setelah dipasang stabil. Tapi jantung berhenti mendadak," tandas Atok.
SUMBER
Dirut RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan menceritakan kronologi meninggalnya pria yang juga Wakil Bupati Sidoarjo. Menurutnya, almarhum sudah mengalami keluhan sejak sepulang dari Jakarta dan minta diperiksa.
"Memang hari Rabu (19/8) sepulang dari Jakarta saya ditelepon untuk minta foto thorax. Keluhannya kan batuk, panas," beber Atok kepada wartawan saat di Pendopo Bupati Sidoarjo.
Pihaknya kemudian melanjutkan pemeriksaan paru dengan foto thorax. Pemeriksaan itu dilakukan sekitar pukul 02.00 WIB dan diketahui ada pneumonia di parunya. Karena hasil tersebut, Atok kemudian menyarankan untuk dilakukan rawat inap di rumah sakit. Tapi, Cak Nur menolaknya dan hanya minta obat. Sebab sorenya harus menghadiri rapat paripurna.
"Saya foto sekitar pukul 2 ternyata ada pneumonia. Kemudian saya tawarkan dirawat inapkan. Tapi bilang 'waduh nanti sore pukul 6 ada rapat paripurna. Saya minta rawat jalan saja'. Beliau hanya minta obat," terangnya.
Karena menjalani rawat jalan, Atok kemudian berinisiatif menanyakan kabar Plt Bupati Sidoarjo itu melalui apliaksi percakapan pada Kamis (20/8) dan Jumat (21/8). Namun saat itu tidak dibalas oleh Cak Nur.
"Hari Kamis Jumat kan libur. Saya WA beliau menanyakan kondisinya. Mungkin istirahat tidak sempat dijawab. Tadi pagi, saya dihubungi bilang mau diopname. Akhirnya pukul 9.00 kami jemput ke rumah dinas. Akhirnya kami infus. Kami periksa semua," tuturnya.
Saat masuk rumah sakit, lanjut Atok, pihaknya sudah mengetahui bahwa Cak Nur telah terpapar COVID-19. Hal itu didasarkan pada hasil swabnya positif.
Selama di rumah sakit, Cak Nur harus diinfus. Sebab selama 2 hari tidak mau makan. Dan saat menjelang siang, Cak Nur kemudian bersikeras turun dari bed untuk melaksanakan salat zuhur.
"Beliau bersikeras untuk turun sambil duduk ingin salat zuhur. Saat itu sesak mendadak. Ya akhirnya kami dengan anastesi dan pasang ventilator. Setelah dipasang stabil. Tapi jantung berhenti mendadak," tandas Atok.
SUMBER
MUKE GILE BRAY
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
554
Kutip
5
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan