Gorontalo, Serambi Madinah, tanah para Sultan


Kawasan Makam Ju Panggola tampak dari depan gerbang

Jika di Aceh mendapat julukan Serambi Mekkah, maka Gorontalo mendapatkan julukan sebagai Serambi Madinah.

Mengapa?

Karena dua daerah itu menjalankan aturan pemerintahan dan segala sisi kehidupan berdasarkan Islam.

Hai, sahabat Kaskuser. Bertemu lagi di thread ane. Kali ini ane akan membahas tentang sejarah lagi nih. Hihi. Ane memang penyuka sejarah, gan. InsyaAllah ini akan menambah sedikit wawasan kita mengenai sejarah.

Cekidot!

Pernah mendengar nama Ju Panggola? 



Jujur saja, sebelumnya ane belum pernah mendengar nama ini. Mungkin bagi masyarakat Gorontalo sudah tak asing lagi dong!

Ju Panggola sebenarnya bukan nama, melainkan sebuah gelar, panggilan sebagai 'orang yang dituakan' dalam bahasa Gorontalo.

Beliau, menurut cerita tetua adalah seorang penjaga negeri Gorontalo, ulama dan juga seorang waliyullah yang masyhur pada abad ke 16. 

Nah, dalam Islam itu ada yang namanya waliyullah dan karamah. Ane percaya ini, karena meskipun tidak dipercayai oleh logika, artinya banyak kejadian para karamah yang tidak masuk akal, tapi itu benar ada dan dipercayai secara supra logis.

Ju Panggola merupakan sosok peyebar Islam di Gorontalo, dan juga berjuang melawan penjajahan Belanda pada masanya. 

Ia juga dikenal sebagai Ilato atau “Kilat”, karena perjuangan melawan penjajah Belanda ia mampu menghilang, dan kembali muncul jika negeri dalam keadaan gawat. Karena jasa-jasanya, Ju Panggola mendapat gelar adat “Ta Lo’o Baya Lipu” atau orang yang berjasa kepada rakyat”, sebagai lambang kehormatan dan keluhuran negeri.

Gansist percaya ini? Kalau ane sih percaya, karena cerita-cerita waliyullah itu memang banyak yang seperti itu. Dengan amalan dan doa mereka, ane yakin bisa sampai seperti itu. Karena mereka diistimewakan. Beda lah dengan kita yang shalat aja gak tepat waktu, wkwk. Ane maksudnya.

Nah, menurut sejarah, Gorontalo merupakan salah satu daerah Indonesia yang lebih dulu merdeka dibandingkan daerah lain. Gorontalo merdeka pada 23 Januari 1942. Itu semua karena Gorontalo adalah gudangnya ilmu.

Banyak versi yang menjelaskan siapa sebenarnya Ilato atau Ju Panggola. Salah satu versi, mengatakan bahwa Ju Panggola adalah Ilato seorang raja pada tahun 1550 - 1585, putra Raja Amai (raja pertama kerajaan Gorontalo) yang pernah memerintah di kerajaan Gorontalo, dan menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan.

Versi lain, ada juga yang mengatakan bahwa Raja Ilato yang membangun Benteng Otanaha itu, sebenarnya adalah Syekh Al Alamah Quthbil Quthb atau Syekh Ali bin Abubakar Al Hasani yang hidup sekitar tahun 1500-an.

Ia merupakan seorang wali yang menyebarkan agama Islam di Gorontalo. Pendapat ini bersumber dari catatan klasik Maktab Daimi sebagai lembaga pencatatan nasab dan statistik Alawiyyin.

Namun, yang pasti, pada sebuah batu prasasti di bukit yang juga merupakan fondasi masjid  Quba, terdapat tulisan 'Masjid Quba, tempat makam Ta’awuliya Raja Ilato Ju Panggola, Ta Lo’o Baya Lipu, 1673 M, wafat Ahad 1 Muharam 1084 H.'

Nah, Ju Panggola wafat pada tahun yang telah disebutkan di atas. Makamnya hingga kini ramai dikunjungi oleh para peziarah muslim lokal bahkan mancanegara.


Karena terletak di atas bukut, peziarah harus menaiki 100 anak tangga untuk sanpai ke makam

Ada legenda yang yang beredar bahwa Ju Panggola itu wafat di Mekkah. Ada juga yang mengatakan ia tidak wafat, tapi menghilang secara ghaib.

Lalu, bagaimana dengan makam di balik mihrab masjid Quba yang di yakini sebagai makam Ju panggola? Menurut Farha Daulima, makam tersebut dibangun oleh warga setempat hanya berkat adanya keajaiban di tanah tempat makam itu kini berada.

Banyak sekali keistimewaan yang ada di makam tersebut. Mulai dari tanah kapur berwarna putih yang harum mewangi, bahkan tanah itu banyak yang mengambil untuk obat atau semacamnya, tapi tetap tidak berkurang.


Makam Ju Panggola tampak dari bagian dalam

Makam Ju Panggola berlokasi di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Makam ini terletak di balik mihrab Masjid Quba Gorontalo, yaitu sebuah masjid mungil, di puncak sebuah bukit dengan panorama yang indah di sekitarnya. Posisinya menghadap Danau Limboto. Wah, keren banget ya. Religiusnya dapet, panoramanya dapet.


Karena letak masjidnya dibpuncak bukit, jadi pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Limboto di bawahnya

Makam Ju Panggola terdapat dalam sebuah bilik berukuran 3 x 3 M, lantainya dari keramik warna putih, sewarna dengan kain kelambu penutup tembok dinding yang menjuntai menyentuh lantai. Sebuah kipas angin menempel di plafon makam.

Nah, inilah saksi sejarah penyebaran Islam di Gorontalo. Mana nih yang dari Gorontalo?

Jika ada kesalahan dan Krisan, mohon share di kolom komentar ya, agar tulisan ini dapat diperbaiki.

Jangan lupa cendol, rate, komen, dan share. See you.


Ditulis oleh @ElviHusna

Narasi pribadi

Sumber dan gambar 12 3 4 5