- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dia Adalah Pahlawan Kehidupan. Sahabat di Kala Musibah Datang.


TS
cintayanglain
Dia Adalah Pahlawan Kehidupan. Sahabat di Kala Musibah Datang.
Quote:

Aku mau menulis salah satu teman sewaktu kuliah dulu. Namanya Lastri. Kebetulan kini jadi tetangga kampung. Dia berprofesi sebagai agen asuransi. Profesi yang cukup dibenci dan dijauhi. Nomor hp nya sering ganti-ganti saking seringnya diblock oleh orang lain.
Tenang, aku nggak akan cerita soal asuransinya. Nanti aku ikutan diblock oleh kalian juga repot

Selama ini mayoritas dari kita memposisikan diri berseberangan dengan agen asuransi. Aku pun begitu. Jadi aku nggak tahu bagaimana kehidupan dia. Yang aku tahu, dia rajin nawarin produk-produk asuransinya. Jelasin manfaat yang akan didapat jika kita membeli asuransinya.
Tapi kesadaran berasuransi sebagian besar dari kita memang masih minim. Aku pun demikian. Kalau masih sehat, masih muda, untuk apa sih beli asuransi? Toh udah ada BPJS Kesehatan.
Lastri, dan agen-agen asuransi lain di luar sana tidak salah memprospek kita untuk membeli produk asuransinya. Kita pun berhak untuk menolaknya. Kita maunya asuransi itu seperti bakso. Nggak perlu lah ditawarin terus menerus, nanti kalau kita butuh dan pengen, kita yang akan mencarinya. Setuju?
Lastri pun banyak cerita, bagaimana dia ditolak, dijauhi oleh keluarga dan teman-temannya. Karena profesinya ini. Tapi, tak semua menjauhinya. Ada juga yang mencari-cari dia, bahkan bisa menelpon tengah malam. Dia lah para nasabah yang ingin mengajukan claim karena musibah yang menimpa mereka. Seperti sakit, kecelakaan, penyakit kritis, hingga kematian.
Di sinilah, saat banyak sebagian dari kita yang menjauhinya. Tapi, saat kita datang ke tempat orang yang terkena musibah, kita paling banter bawa buah, atau pun sumbangan uang ya tidak seberapa. Kalau mau banyak ya patungan. Tapi, Lastri temanku ini, dan Lastri Lastri lain di luar sana, datang ke tempat orang yang terkena musibah membawa formulir claim polis asuransi. Yang mana ini sangat meringankan beban bagi mereka yang sedang terkena musibah. Karena nominalnya juga lumayan besar. Sesuai dengan permintaan mereka, saat mereka membeli produk asuransinya.
Ada kalimat Lastri yang begitu mengena di hatiku. Seorang janda yang ditinggal pergi selama-lamanya oleh suaminya, tentu dia menangis. Apa sih yang ditangisi selain suaminya secara fisik? Nafkah yang diberikan mendiang suaminya selama ini. Saat suaminya meninggal, bagaimana dengan nafkahnya? Kemungkinan besar akan terputus, kecuali mereka adalah pengusaha. Meski tetap saja akan berbeda ada dan tiada suaminya.
Lastri pun memberi masukan kepadaku. Idealnya, seorang kepala rumah tangga atau pencari nafkah utama di sebuah keluarga, meninggalkan polis asuransi yang nilainya jika didepositokan bunga perbulannya itu sama dengan uang yang ia berikan ke keluarganya selama ini. Sehingga, saat musibah itu datang entah itu sakit kritis, cacat tetap total, apalagi amit-amit meninggal, yang mana karena kondisi ini si pencari nafkah tidak lagi bisa memberi nafkah pada keluarganya, maka keluarganya standar hidupnya tidak akan turun. Secara ekonomi, kondisinya sama dengan saat masih produktif.
Aku pun jadi merasa berasalah, karena aku pun pernah memblokir nomor dia. Tapi lihat pemikirannya. Aku rasa Lastri dan Lastri Lastri lain di luar sana layak mendapat predikat sebagai Pahlawan dalam Kehidupan. Yang keberadaannya dibutuhkan saat kita terkena musibah.
Semoga thread ini bermanfaat.
Spoiler for Lastri:
Quote:
Lastri (paling kiri) - Dokpri
Diubah oleh cintayanglain 17-01-2021 12:41
0
168
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan