Duh, di Indonesia tanah air ku tercinta memang banyak orang ramah tapi keramahan itu hilang semenjak pilkada DKI yang buat orang garang karena kasus Calon Gubernur yang di framing menghina kitab suci salah satu agama dan pastinya dianggap sakral, hingga menghasilkanlah angka cantik Wiro Sableng, sang cagub pun tak berdaya di balik jeruji besi.

Apakah Indonesia aman dan damai?

Ternyata tak cukup sampai disitu persaingan pilpres pun terjadi hal yang sangat kotor, sangat hardcore cara bersaingnya mirip dengan yang terjadi di Amerika saat ini, perpecahan di arus bawah sengaja dipelihara untuk kepentingan golongan tertentu.

Lantas terbitlah rekonsiliasi, kedamaian pun tercipta. Tapi nampaknya kata damai mulai terusik sudah seminggu ini hawa-hawa panas kembali bergolak ketika seorang artis yang memang suka dengan huru hara mengeluarkan lontaran tukang obat, ya ente dah paham lah tukang obat keliling ini kan biasanya identik agar dagangannya laku, ia cuap-cuap di kerumunan orang.



Kadang kalau kita lihat tukang obat keliling zaman jadul, wuaduh bisa tahan itu cuap-cuap ampe 2 jam. Perkara obatnya laku apa kagak, yang penting nomor satu adalah marketing dan promonya tersampaikan.

Tapi tukang obat modern lebih baik endorse selebgram, jualan online, ga banyak ucap tapi dagangan laku karena yang dijualnya memang obat manjur. Yang menarik semua tukang obat memberikan garansi bahwa produk yang dijualnya selalu nomor satu, bukan nomor dua apalagi tiga.

Dari ocehan tukang obat tadi ada yang tersinggung dong, maklum saja si artis menunjuk sosok orang yang cukup dikultuskan oleh sebagian orang. Sosok yang dicintai oleh banyak pendukungnya, ada yang marah-marah hingga meradang dan urat pun menegang.



Menarik memang ketika sosok yang disebut tukang obat, membalas sosok yang menyindirnya sebagai pramuria di depan banyak orang. Nampaknya profesi tukang obat itu adalah hinaan berat yang ia terima hingga berhak untuk ditangkap. Lalu ia pun menghina orang itu dengan sebutan pramuria, waw sungguh ane terkesima ketika kedua sosok ini saling berbalas pantun.

Tapi biarkanlah mereka berseteru, ane yakin keduanya saling membutuhkan. Bila tukang obat jualan viagra atau pil kb pastinya penggunanya lebih banyak dari mereka yang berprofesi pramuria.

Walau oleh sebagian orang profesi pramuria dianggap profesi yang rendah dan hina, namun itu membuktikan bahwa negara ini kemakmuran tidak merata, cari kerja susah, cari suami yang baik itu berat, apalagi yang setia dan bertanggung jawab.



Kenapa ada para penjaja cinta karena ada pembelinya, dan mereka sebenarnya sering juga dengar tukang obat dagang, bahkan ada yang mengikuti anjuran yang diucapkan tukang obat.

Sayang tukang obat tidak bisa menyembuhkan secara langsung hanya pintar cuap-cuap, tetap saja mau sehat yah harus punya duit caranya? Terpaksa jadi pramuria.




Yo weslah daripada nih trit makin kagak jelas, ane pamit undur diri. Saya c4punk see u next thread.






"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google