Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

uray24Avatar border
TS
uray24
[COC Reg. Papua] Jejak Perang Pasifik di Bumi Cendrawasih
Assalamualaikum, Salam Sejahtera, Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan
Berjumpa lagi dengan Nubie di Gebyar CoC akhir tahun, melalui partisipasi dengan trit-trit sederhana dan semoga berkenan

Papua sebagai provinsi terluas yang terletak di pulau terbesar, menyimpan banyak pesona yang luar biasa indahnya, dengan keberagaman suku dan adat istiadat, pegunungan jayawijaya yang pernah menyimpan salju abadi, dan balutan hutan alam yang masih perawan dan eksotis, flora dan fauna yang masih menunggu untuk dieksplorasi keunikannya, dan beragam keindahan lainnya.

[COC Reg. Papua] Jejak Perang Pasifik di Bumi Cendrawasih

Namun siapa sangka, Papua yang dulunya dikenal tenang dan hening, pernah menjadi bagian dari rentetan pertempuran pada Perang Dunia II tepatnya front pasifik yang menjadi ajang duel Sekutu (didominasi AS) melawan Imperial Jepang dari rentang 1942 hingga 1944 termasuk bagian dari strategi lompat katak yang melibatkan Jenderal Douglas MacArthur, dan meninggalkan banyak cerita dan peninggalan bersejarah di wilayah Papua.

Pendaratan Jepang di Papua

Pasca memporak-porandakan Pearl Harbour Hawai pada 7 Desember 1941, Jepang melanjutkan semangat perluasan imperial dengan ambisi menguasai Asia yang ditandai pendaratan gelombang pasukan dari IJN dan IJA ke berbagai negara asia termasuk Indonesia, yang tersebar di beberapa titik mulai dari Riau, Banten, Kaltim, Jawa Tengah, Sulawesi, termasuk Papua.

Pada 19 April 1942, armada laut Jepang mendarat di Kawasan Teluk Humboldt, Vim, dan Abepantai di wilayah utara Jayapura dengan jumlah diperkirakan dua resimen infanteri dan satu resimen marinir, serta segera mendirikan lapangan terbang di Sentani yang berkekuatan 350 buah pesawat tempur termasuk membangun pertahanan di Pulau Biak

Spoiler for Ilustrasi Pendaratan:


Serangan Sekutu Terhadap Pertahanan Jepang di Papua

Dalam kaitan membebaskan asia dari Imperial Jepang, pasukan sekutu dikomandoi AS melakukan operasi lompat katak untuk membersihkan pasukan Jepang yang tersebar di asia kepulauan berbatasan pasifik, termasuk di pulau Papua setelah menghantam Rabaul, Guadalcanal, dan New Guinea, sekutu bergerak ke Jayapura dengan Sandi Operasi Reckless

Dalam operasi ini sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas MacArthur dibantu panglima perang lainnya dari atas kapal Nashville, pada 22 April 1944 mendarat di Pantai Hamadi, dan terlibat pertempuran dengan pasukan Jepang hingga 6 Juni 1944, yang dalam pertempuran ini Jepang dari 11.000 pasukan kehilangan 3000 lebih pasukan sedangkan Sekutu membawa 30.000 pasukan dengan korban hampir 200 pasukan.

Spoiler for Sekutu Mendarat di Hollandia - Jayapura:


Dalam pertempuran ini pasukan Jepang yang terdesak melarikan diri dan banyak yang bersembunyi menyebar ke pesisir dan pedalaman Papua, dan Sekutu pun menggelar Operasi Wakde-Sarmi untuk mengejar Jepang di Pulau Wakde melalui resimen 163 dan merebut Bukit Pohon Tunggal di pesisir Sarmi (bagian utara Papua) melalui resimen 158.

Sekutu setelah mendarat kemudian mendirikan base di Jayapura sebagai Base-G serta membangun dermaga dan dok untuk persiapan bantuan operasi lompat katak ke wilayah pasifik lainnya, dan di sebuah daerah ketinggian di wilayah Ifar Gunung, dibangun markas pasukan Sekutu dan Jenderal Douglas MacArthur tercatat pernah bermukim di markas ini dari September 1944 hingga Maret 1945


Spoiler for Tugu Yang Menandakan MacAthur pernah Bermarkas di Jayapura:


Sisa-sisa pasukan Jepang yang terdesak di Jayapura diantaranya melarikan diri ke kampung Kuay yang sekarang terletak di Distrik Sentani Timur, namun nahas sisa pasukan Jepang ini pun konon dihabisi oleh pasukan Sekutu tanpa meninggalkan tawanan, sehingga di Kampung Kuay pernah terdapat tulang-belulang tentara Jepang yang berserakan namun pada 2011-2013 telah dikumpulkan oleh pihak Jepang untuk dibawa ke Kuil Yasakuni


Spoiler for Tugu Penanda Jepang di Kampung Kuay:


Serangan Sekutu Ke Pulau Biak

Setelah menaklukan pesisir utara dan Hollandia - Jayapura, pasukan sekutu bersiap melanjutkan pertempuran dan menginvasi pulau Biak yang berlangsung hingga 17 Agustus 1944 melalui pendaratan besar-besaran sebanyak 12.000 pasukan Sekutu untuk menumpas pasukan Jepang yang masih bertahan dengan 11.000 pasukan di bawah pimpinan Kolonel Kuzume Naoyuki

Dalam pertempuran Biak, Jepang menerapkan strategi melepas pantai dan membiarkan sekutu masuk hingga ke pedalaman yang terbuka sehingga rencana akan disergap dan dihujani artileri, namun karena kekuatan yang tidak seimbang pada akhirnya Jepang berhasil dikalahkan oleh Sekutu hingga pertempuran Biak meluas ke Pulau Numfor dan Pulau Owi, dan kedahsyatan pertempuran di ketiga pulau tersebut terlihat dari jejak dan peninggalan kedua pihak termasuk gua-gua pinggir pantai tempat pasukan Jepang bersembunyi diantaranya Gua Binsari dan Gua di Desa Mokmer

Spoiler for Jejak Pertempuran Biak:



Spoiler for Gua Tempat Persembunyian Jepang Saat Palagan Papua:

Demikian rentetan kisah pertempuran Jepang melawan Sekutu di Papua yang menjadi bagian penting dari operasi Lompat Katak sekutu, yang menyusuri pesisir utara Hollandia, hingga merangsek ke Pulau Biak, hingga akhirnya Papua saat perang pasifik dijadikan basis sekutu untuk melancarkan bantuan serangan ke Philipina dan juga ke Sulawesi dalam rangka membersihkan pasukan Jepang yang masih bercokol termasuk ke Morotai.

Pertempuran di tanah Papua meninggalkan kekalahan telak termasuk pembantaian pasukan Jepang oleh Sekutu, sehingga untuk memperingati pertempuran tersebut di bangun monumen-monumen sebagai tanda perdamaian sekaligus memperingati gugurnya tentara Jepang, diantaranya Monumen di Kampung Kwase Distrik Nimboran dan Tugu Yamagata di daerah Sarmi yang dibangun pada 1994.

Spoiler for Tugu Peringatan Pertempuran Jepang-Sekutu di Papua:

Selain tugu dan monumen, masih banyak peninggalan lain yang masih bisa ditemukan di Papua sebagai saksi daerah tersebut pernah menjadi bagian dari perang pasifik pada perang dunia II sekaligus pernah dijadikan Base G oleh Jenderal Douglas MacArthur, diantaranya bangunan-bangunan, dan rongsokan kendaraan peninggalan perang.

Spoiler for Monumen Peringatan dan Peninggalan Perang di Biak:



Itulah sekelumit ulasan sederhana nan singkat mengenai Perang Pasifik yang pernah berkobar di pesisir utara Hollandia sekarang Jayapura, yang juga merambah ke pertempuran di daerah Sarmi, Wakde, Pulau Owi, Pulau Biak, dan Pulau Numfor, sebagai strategi sekutu untuk mendukung operasi lompat katak.

Mudah-mudahan berkenan dan tetap Jasmerah dan mudah-mudahan pengurus bangsa ini juga peduli dalam merawat sisa-sisa peninggalan bersejarah untuk bisa dinikmati dan dipelajari generasi mendatang mengenai bahaya perang.

Sekian dan Terima  Kasih


Sumber: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Diubah oleh uray24 21-11-2020 03:21
anjaultrasAvatar border
anna1812Avatar border
lianasari993Avatar border
lianasari993 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
572
5
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan