Sebagai event planner, ada satu kejadian yang tak akan saya lupakan. Saat itu, saya ada tamu untuk kegiatan 3 hari 2 malam di Puncak, Bogor. Awalnya semua berjalan sesuai rencana. Total crew 6 orang dibagi menjadi 2 team. 3 orang sebagai trainer dan 3 orang team teknis yang menghandle peralatan dan perlengkapan.

Team teknis berangkat tengah malam, agar bisa setting area pagi-pagi sekali sebelum tamu tiba di lokasi. Bahkan sebelum tamu berangkat dari Jakarta. Team trainer berangkat pagi-pagi sekali, 3 jam sebelum bus peserta berangkat. Dan saya kebagian menjadi guide sekaligus bagian dokumentasi. Jadi saya berada di bus tamu selama perjalanan.

Saya baru selesai memasukkan kamera ke dalam tas, dan memasang battery pada toa. Rencananya untuk segera mandi dengan air hangat, saat ada telpon dari team teknis yang sudah berangkat tengah malam. Biasanya sih mereka kasih kabar sudah sampai di mana, atau mengabarkan kondisi traffic menuju lokasi.

Tapi kali ini lain, mereka kecelakaan di tol jagorawi! Mobil berisi perlengkapan dan peralatan (termasuk tas berisi pakaian saya juga ada di sini) di tabrak mobil lain dari samping-belakang oleh pengemudi yang mengantuk!

Mobil peralatan sempat 2 kali terguling dan terhenti dengan posisi miring.

Mendapat kabar musibah ini tentu saja saya shock bukan main. Apa yang harus saya lakukan? Saya belum pernah mengalami ini. Dan kalau boleh, saya juga tidak berencana akan mengalami kejadian ini.

Di lain sisi, saya harus memikirkan 3 orang crew yang kecelakaan. Tapi di lain sisi, saya harus tetap profesional. Client sudah lunas dan mereka tetap harus mendapatkan apa yang menjadi hak mereka sesuai dengan kesepakatan. Sementara, saya harus berada di bus client. Intinya, semua harus tetap berjalan sesuai rencana meskipun team teknis mengalami kecelakaan.

Beruntunglah, ada crew saya bernama Iman, seorang trainer yang sangat-sangat membantu saya melalui semua ini dari awal sampai dengan selesai. Yang percaya tidak percaya, meski kondisi peralatan dan perlengkapan bisa dikatakan hancur, acara tetap berjalan sesuai rencana. Meski saya harus kehilangan 3 crew yang batal ikut kegiatan karena harus mendapatkan perawatan di puskesmas/klinik terdekat dari posisi kecelakaan.

Berkat Iman pulalah, saya tetap dapat menemani client di bus peserta, juga selama 3 hari kegiatan di hotel.

Perencana kegiatan pun bisa saja mengalami kejadian tidak terencana seperti yang saya alami. Yang dibutuhkan adalah seseorang yang secara teknik dapat mengatasinya. Agar semua dapat berjalan sesuai rencana. Dan untunglah, saya memiliki seorang Iman. Meski secara finance kami merugi, yang terpenting acara dapat berjalan sesuai rencana.

Orang-orang seperti Iman ini, memang dapat diandalkan dalam keadaan darurat dan krisis seperti sekarang ini. Tidak hanya hidup saya, dalam kehidupan sehari-haripun hidup tetangga-tetangga Iman menjadi lebih mudah karena keberadaan dia. Jika ada bencana, Iman-lah salah satu yang terdepan dalam memberi bantuan. Entah mendirikan posko bencana, dapur umum, bahkan bisa menjadi guru dadakan bagi para pengungsi. Beruntung sekali saya mengenal dia.