Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional mengingatkan masyarakat di wilayah yang menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi untuk tidak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan 3M.

Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Pemerintah untuk Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa masa PSBB transisi yang diterapkan oleh pemerintah daerah tidak menandakan bahwa daerah tersebut sudah sepenuhnya terbebas dari Covid-19.

Satgas menjelaskan bahwa PSBB transisi diterapkan karena daerah tersebut mengalami perkembangan penanganan ke arah yang baik, yang terlihat dari sejumlah indikator. Namun demikian, wabah masih berlangsung.

"PSBB transisi didasarkan pada perkembangan penanganan yang sudah lebih baik, tercermin dari menurunnya kasus positif, meningkatnya angka kesembuhan dan angka kematian yang dapat ditekan," ujar Wiku sebagaimana dikutip dari laman resmi #SatgasCovid19, Sabtu (14/11).

Dia menegaskan bahwa pada tahap PSBB transisi, kegiatan masyarakat harus tetap berpedoman pada protokol kesehatan 3M serta ketentuan lainnya yang bertujuan memutus mata rantai penularan Covid-19.

Sebagaimana diketahui, protokol kesehatan 3M yakni #pakaimasker dengan benar, #jagajarak aman minimal 1 meter dan #cucitangan dengan sabun di bawah air mengalir.

Satgas Covid-19 daerah juga diminta mempertimbangkan pembukaan sektor-sektor tertentu, khususnya yang berisiko menciptakan kerumunan.

"Tahap PSBB transisi masyarakat tetap harus berpedoman pada 3M serta ketentuan lainnya yang bertujuan memutus mata rantai penularan. Oleh karena itu, tahapan prinsip pembukaan sektor berdasarkan Covid-19 ini, perlu sangat hati-hati serta terus dievaluasi keadaannya di lapangan," jelas Wiku.

Penularan kasus Covid-19 yang tinggi dalam suatu daerah, juga mencerminkan masyarakat yang masih lengah dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Satgas Covid-19 juga berharap masyarakat jangan egois dengan tidak berkerumun. Pasalnya, kerumunan di masa pandemi ini justru dapat membawa malapetaka.

"Masyarakat harus menghindari kerumunan karena menyulitkan untuk menjaga jarak. Apalagi tidak menggunakan masker. Maka risiko penularan menjadi sangat besar," kata Wiku.

link


"Masyarakat harus menghindari kerumunan karena menyulitkan untuk menjaga jarak. Apalagi tidak menggunakan masker. Maka risiko penularan menjadi sangat besar," kata Wiku.