Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

masramidAvatar border
TS
masramid
Uji Klinis Vaksin Sinovac di Brazil Dijeda, Epidemiolog: Rantai Manajemen Harus .....
Uji Klinis Vaksin Sinovac di Brazil Dijeda, Epidemiolog: Rantai Manajemen Harus Diperbaiki


   Uji Klinis Vaksin Sinovac di Brazil Dijeda, Epidemiolog: Rantai Manajemen Harus .....

Foto: Antara/REUTERS/Thomas Peter

WE Online, Jakarta -

Uji klinis tahap III vaksin Sinovac di Brazil dihentikan sementara karena ada relawan yang meninggal dunia. Peristiwa ini sedang diinvestigasikan oleh otoritas sempat.

Kabar ini tentu langsung menjadi sorotan di Indonesia mengingat Sinovac juga melakukan uji klinis tahap III di Tanah Air. Epidemiolog Ansariadi mengatakan bahwa penghentian sementara itu biasa dilakukan ketika ditemukan efek samping dari calon vaksin.
"Makanya, biasanya diinvestigasi. Ini meninggalnya karena apa? Apakah karena (calon) vaksin yang diujicobakan atau faktor lain," ujar Dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu saat dihubungi SINDOnews, Jumat (13/11/2020).

Belakangan, beredar kabar penyebab relawan meninggal karena bunuh diri. Namun demikian, semua pihak masih menunggu hasil lengkapnya. Ansariadi menerangkan bahwa setelah ditemukan efek samping, tim etik penelitian akan turun untuk melihat pelaksanaan pengujian calon vaksin tersebut.

Tim etik inilah yang akan menentukan apakah uji coba bisa dilanjutkan atau tidak. Pertanyaannya muncul, calon vaksin yang sama berbeda efek samping antara satu orang dan wilayah dengan lainnya.

Penyuntikan vaksin Sinovac terhadap para relawan di Bandung sudah selesai. Sekarang tinggal memantau efikasi (khasiat dalam melindungi dari virus). Ansariadi menjelaskan bahwa perbedaan efek samping itu terjadi karena beberapa hal, seperti kondisi, genetik, dan lain-lain. Itulah pentingnya calon vaksin diuji coba di banyak tempat.

"Dalam uji coba itu pengawasannya harus ketat. Kalau ada efek samping, sama seperti kita minum obat, ada mual atau sebagainya, itu (nanti) dievaluasi. Misalnya, ada efek samping berat, biasa, atau sedikit, itu bisa diterima atau bagaimana?" tuturnya.

Pemerintah sendiri mewacanakan vaksinasi pertama dilakukan pada Desember atau awal tahun depan. Ansariadi mengatakan, hal itu tergantung dari hasil uji klinis vaksin, terutama efikasinya. Dia mengingatkan, setelah vaksin ada, jangan dibayangkan semuanya selesai. Namun, banyak hal yang harus dipersiapkan pemerintah pusat dan daerah.

"Banyak rantai manajemen yang harus diperbaiki. Bagaimana menyediakan dan mengirim vaksin. Bagaimana ketersediaan orang yang melakukan vaksinasi. Itu sangat menentukan program ini," pungkasnya.

https://m.wartaekonomi.co.id/berita3...rus-diperbaiki
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
165
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan