- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenang Jasa Simbah Kakungku...


TS
brunofernandes
Mengenang Jasa Simbah Kakungku...

Simbah Kakung (Dokumen Pribadi)
Mungkin setiap orang, memiliki pahlawan masing-masing baik yang masih hidup maupun telah tiada. Pahlawan yang telah sangat berjasa pada kita. Mungkin lebih dari satu malah.
Gue sendiri punya banyak pahlawan dalam kehidupan gue. Salah satunya adalah kakek gue. Yang biasa gue panggil Simbah Kakung. Maklum, kakek ini ayah dari bapak yang asli dari Jawa Tengah.
Saat kedua orang tua berpisah karena perceraian, simbah lah yang menampung dan merawat gue dan adik di Jawa Tengah. Dari gue TK hingga gue kelas 1 SMA. Kelas 2 SMA barulah gue kembali ke Jakarta.
Selama tinggal dan dirawat simbah, gue dan adik sekolah dan mengaji tak jauh dari rumah. Setiap pagi kami pergi sekolah dengan berjalan kaki. Begitupun pulang sekolah. 6 tahun jalan kaki membuat kami sehat. Baru setelah gue SMP, karena jauh jadi gue dibelikan sepeda. Malam hari gue dan adik pergi mengaji. Keseimbangan dunia dan akhirat yang belum tentu kami dapatkan jika kami tinggal di Jakarta.
Merawat 1 anak bukan perkara mudah, apalagi simbah merawat 2 cucu. Tanpa dibayar dan tanpa mengeluh. Ada kejadian yang kalau gue inget, gue jadi sangat kangen sama simbah.
Sebulan sekali, simbah akan membonceng dengan sepeda gue ke pasar untuk potong rambut. Dan pulangnya kita akan mampir ke rumah makan nasi rames. Hal mewah saat itu makan di rumah makan. Dan sebelum makan, simbah akan bertanya ke gue mau makan pake ayam atau telur. Karena sehari-hari, nunggu ada yang hajatan atau dapet nasi berkat kami baru bisa makan dengan ayam atau telur.
Suatu saat gue memilih makan dengan telur. Tapi ada perasaan menyesal. Namanya masih anak-anak. Ayam sepertinya enak. Sehingga gue niat dalam hati, bulan depan gue akan memilih makan pake ayam.
Sebulan kemudian gue dibonceng ke pasar lagi untuk potong rambut. Tapi abis potong rambut langsung pulang karena uang simbah pas-pasan. Panen di sawah gagal. Jadi simbah nggak punya uang cukup untuk mengajak gue makan di rumah makan.
Saat gue sudah di Jakarta, simbah pernah datang berkunjung. Gue dan simbah mengenang momen ini. Dan saat dia gue tanya mau makan pake ayam atau telur, dia ketawa dan memeluk gue terharu.
Kini simbah sudah tenang di sisi Tuhan untuk selama-lamanya. Selamat jalan, Simbah... Salah satu pahlawan dalam hidup gue.
Diubah oleh brunofernandes 15-11-2020 00:00
0
447
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan