Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bruce12345Avatar border
TS
bruce12345
Idolamu Ikut Menbentuk Siapa Kamu


Setiap kita tentunya memiliki seseorang yang kagumi, idolakan bahkan menjadi role-model dan dari merekalah kita belajar sesuatu. Mungkin inilah alasan terbesar mengapa kita mengidolakan seseorang. siapapun yang kita kagumi itu adalah pilihan sadar kita mengapa dan untuk apa kita mengidolakan mereka. Sebagian kita mungkin pernah mendengar nama Ted Williams yang kisahnya akan saya tuliskan. secara pribadi saya sangat menganguminya karena keputusannya dan kejujurannya, berikut kisahnya.

Ted Williams adalah seorang pemain Baseball yang terkenal. Dikisahkan bahwa ketika Ted Williams berusia 40 tahun dan akan mengakhiri karirnya dengan tim Boston Red Sox, ia sedang menderita sakit saraf terjepit di lehernya. Keadaannya begitu buruk bahkan ia berkata " Aku hampir tidak dapat memutar kepalaku untuk melihat si pelempar bola" keadaaan ini membuat performanya makin menurun dan untuk pertama kali dalam karirnya ia memukul kurang dari persentase 300.

Singkat cerita ia merupakan pemain yang di gaji tertinggi untuk tahun itu yaitu sebesar Rp 125.000.000 dan di tahun berikutnya Red Sox menyodorkan kontrak yang sama padanya, ketika ia menerimanya ia mengirimkan kembali dengan satu catatan bahwa ia tidak akan pernah menandatanganinya sebelum mereka menurunkan bayarannya sampai jumlah yang patut diterimanya.

Lebih lanjut ia berkata aku tidak pernah mempunyai masalah dengan mereka tentang uang tapi sekarang mereka menawarkan kepadaku suatu kontrak yang tidak patut kuterima dan aku hanya menginginkan apa yang sepatutnya aku terima.

Apa yang bisa kita pelajari dari kisah ini?


Kisah Ted Williams di atas mengajarkan kita untuk menikmati apa yang seharusnya kita nikmati dan menerima apa yang seharusnya kita terima. Ini merupakan hal yang sangat sulit dalam hidup jika kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki dan apa yang kita terima. Ada waktunya kita akan jatuh ke dalam jebakan di mana kita meminta lebih tapi kontribusi kita sangat minim.

Ted menyadari betul bahwa ketika kontribusinya mulai berkurang iapun patut menerima bayarannya yang sepantasnya sesuai dengan kontribusinya bukan malah sebaliknya. Keputusan itu ia buat dengan penuh kesadaran, nuraninya menjadi hakim pengambilan keputusannya.

Jika ia berpikir bahwa tawaran bayaran sebesar itu tidak datang dari dirinya tetapi merekalah yang ingin membayarnya dengan bayaran tetap seperti ketika ia masih sehat, ia bisa saja menerimanya tapi ia membohongi nuraninya.

Pertanyaan refleksi untuk kita semua. Bagaimana jika anda dan saya di pihak Ted Williams apa yang akan kita lakukan? akankah kita mengucap syukur kepada Allah atas gaji yang kita terima? Jika kita menerimanya dapatkah kita mengucap syukur atas apa yang tidak seharusnya kita terima? atau mungkin kita berpikir ah ini rejekiku yang sebenarnya kita sedang menipu nurani kita.

Siapapun yang anda kagumi hari ini secara tidak sadar ikut membentuk siapa kamu nantinya.
Diubah oleh bruce12345 16-11-2020 05:46
0
312
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan