Tentang sastra jawa, geguritan, novel, jawa, cerkak

Membicarakan sastra tak banyak yang minat ingin belajar. Apalagi sastra jawa. Banyak alasan yang membuat tidak tertarik di kalangan generasi muda. Bilang sulit lah. Nggak kekinian lah. Kuno. Alasan yang sangat beragam.

Namun, di tengah kegersangan peminat karya sastra Jawa, terutama ada sosok yang tekun belajar untuk mengenal dan mempelajari sastra warisan nenek moyang. Kartika, namanya.

Ia sosok generasi muda yang aktif bergabung dengan paguyuban yang memberinya ruang untuk mengasah sastra Jawa. Bergabunglah ia di dalam komunitas yang berbasis sastra Jawa yang bernama PSJB Paramarta.



Dengan berbekal dengan ketekunan niat yang kuat dan kerja keras di sana, ia terus mengasah kemampuan dalam mendalami dan mengasah bakatnya dalam sastra Jawa

Lama kelamaan ane yang menjadi 'sopirnya' dibujuk dan dirayu untuk ikut bergabung dalam mendalami sastra Jawa. Istilahnya sambil menyelam minum air. Dari pada mengantar, nunggu di luar mending ikutan belajar.

Dan, sosok yang menjadi pahlawan sastra jawa versi ane ialah Kartika, istri ane, Gansist. Ane pun lama-lama jadi tertarik belajar tentang sastra Jawa ini. 'Tresna saka kulina', cinta karena terbiasa.

Ya, terbiasa mengantar istri kalau ada pertemuan di komunitas, paguyuban akhirnya ane ikut ambyur di dalam sastra Jawa.

Berkat dukungan istri dan doa serta semangat, ane pun aktif belajar dan mencoba menulis puisi Jawa, istilahnya geguritan.



Ternyata, setelah ikut bergabung di dalam paguyuban ternyata mengasyikan belajar sastra Jawa. Ane bisa berkenalan dengan para senior pegiat sastra Jawa yang rata- rata usianya sudah sepuh, tua-tua.

Hampir dua tahun ini ane belajar tentang dunia sastra Jawa, tetapi untuk saat ini ane masih dalam tahap bikin puisi Jawa, geguritan.

Di sastra Jawa banyak pula ragam sastranya, seperti di sastra Indonesia. Sastra Jawa pun mengenal novel Jawa, carita cekak, dll. Carita cerkak kalau dalam sastra Jawa di sebut cerita mini atau cerita pendek.

Dan, alhamdulillah berkat bergabung di paguyuban, ada karya ane yang lolos seleksi dan dibukukan dalam sebuah antologi geguritan.



Memang, sebetulnya rada prihatin juga, banyak generasi muda yang kurang tertarik dengan sastra Jawa, yang banyak memuat tentang budaya dan tradisi dari nenek moyang. Malah lebih senang budaya luar negeri, sebut aja K-Pop.

Akhirnya, berkat sastra Jawa yang pada awalnya ane nggak begitu tertarik ane bisa mengukir sejarah. Yaitu tidur di hotel berbintang. Sebab karya ane lolos seleksi dalam sebuah event yang diadakan oleh Kundha Kabudayan DIY. Tentu berkat dukungan kuat dan doa restu dari sang istri.

Terimakasih pahlawanku, yang telah menjerumuskan suami ke dalam sastra Jawa, sehingga kita bisa ber-honey moondi hotel bintang 5.



Yah, begitulah sosok pahlawan versi ane yang mengajari, mendukung, dan mendorong ane untuk cinta terhadap sastra Jawa. Sastra warisan dari nenek moyang terdahulu.

Sekian thread dari ane, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Akhir kata, wassalamu'alaikum.

Penulis: @dalledalminto
Tulisan: opini pribadi
Ilustrasi: dokumen pribadi