Tiada orang yang lebih tulus dibanding orang tuaku sendiri. Mereka hanya memberi dan tak harap kembali, bagai sang surya yang menyinari dunia. Itulah pandangan hidup yang selalu kupegang teguh. Jika ada kebaikan yang patut dibalas, maka aku akan lebih memilih untuk membalas kebaikan orang tuaku terlebih dahulu.

Jika harus menceritakan sosok pahlawan yang berjasa dalam hidupku, aku akan membahas tentang Ayahku. Dia adalah pahlawan yang sangat berarti dan perjuangannya sangat mulia untuk keluarga.

Ayah dan Ibu memang memberikan kasih sayang yang sama untukku. Namun perjuangan Ayahku terasa lebih berat baginya. Hal itu karena ia menderita suatu penyakit tulang sejak tahun 2004 lalu diakibatkan oleh sebuah tragedi.

Tragedi itu berawal sejak kecelakaan yang dialami Ayahku di tahun 2004. Ia mengalami kecelakaan yang cukup parah, motornya adu jangkrik dengan sebuah mobil sampai menyebabkan Ayahku jatuh terpental dan patah tulang.

Setelah kecelakaan Ayahku langsung dilarikan ke RS dan dioperasi. Namun Ayahku membuat sebuah keputusan fatal bagi masa depannya, ia memilih menghentikan perawatan di RS dan memilih berobat secara tradisional. Segala jenis pengobatan yang Ayahku jalani ternyata hasilnya kurang memberikan hasil yang memuaskan.

Penyakit tersebut dari tahun ke tahun semakin parah dan membuat Ayahku kehilangan kekuatan untuk berjalan. Iya, Ayahku perlahan lumpuh, salah satu kakinya perlahan mengecil dan kaku tidak bisa diluruskan. Ada dokter yang mendiagnosis penyakit ini adalah osteoporosis dini dan hampir tidak bisa disembuhkan. Kini ia hanya bisa berjalan dengan bantuan dua buah tongkat di kanan dan kirinya.


Dokpri

Aku merasa kagum dengan sosok Ayahku. Meskipun diberikan cobaan yang berat dengan segala keterbatasannya, tetapi Ayahku tetap menjalankan kewajibannya menafkahi keluarga. Ayah dan Ibuku berwirausaha warung nasi dan Ayahku sebagai juru masaknya. Beruntung Ayahku punya bakat dan kemampuan untuk memasak makanan yang sedap.


Dokpri

Berkat kerja kerasnya selama ini, Ayahku berhasil menyekolahkanku sampai lulus S1. Aku sangat beruntung memiliki Ayah yang hebat yang menjadi sosok pahlawan bagi keluarga. Aku hanya berharap semoga Ayahku dan seluruh keluargaku diberikan umur panjang dan kesehatan supaya aku dapat membahagiakan mereka kini hingga seterusnya.

Sekarang aku sudah bekerja, meski penghasilannya standar setidaknya beban Ayah sudah tidak terlalu berat lagi. Aku juga bertekad untuk menabung sedikit demi sedikit untuk membahagiakan keluarga kelak. Adikku juga sedang berkuliah sambil bekerja, kini beban Ayah sudah mulai ringan. Semoga kami selalu diberi rejeki yang cukup untuk membahagiakan Ayah dan juga Ibu.


Sumber gambar



Sumber: kisah pribadi