- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Merasakan Hikmah Jangka Panjang dari Sosok Pahlawan Pendidikan Islam Versiku


TS
ElviHusna
Merasakan Hikmah Jangka Panjang dari Sosok Pahlawan Pendidikan Islam Versiku

Pahlawan tak hanya sebatas mereka yang berjuang melawan penjajah, tapi juga mereka yang ada di dekat kita, yang selalu ada saat dibutuhkan, serta memberikan pengaruh baik yang perlu diikuti.
Bismillah ....
Halo, sahabat Kaskuser! Semoga sehat-sehat selalu ya. Semoga selalu bahagia di mana pun Gansist berada.
Hari ini, ane akan menulis tentang seorang pahlawan versi ane, yang sangat ane sayangi juga hormati. Seseorang selain orang tua ane, karena ane yakin setiap orangtua adalah pahlawan bagi anak-anaknya.
Pahlawan versi ane adalah sang ustadz. Dalam bahasa Aceh dipanggil Teungku.

Sebagai anak kampung, dari kecil ane dibekali dengan pengajian di balai-balai terdekat. Masih kentara di ingatan bagaimana emak mengantar ane pada hari pertama pergi mengaji, hehe. Jadi nostalgia masa kecil.
Nah, sejak kecil memang ane sudah bisa baca huruf-huruf Arab, dari iqra' hingga Al-Qur'an dan kitab-kitab Jawi lainnya. Ane dan teman-teman mengajinya sudah lancar.
Waktu berjalan begitu cepat, hingga ane kuliah di sebuah perguruan tinggi. Sejak tamat SMA, ane sudah keluar dari tempat ane mengaji di masa kecil, dan di waktu ini ane putus mengaji karena satu dan lain hal. Salah satunya karena di tempat itu sudah tak ada lagi yang ngaji seusiaku. Hanya tinggal anak-anak saja.
Sebenarnya ane rindu rutinitas itu, sehingga ane ikut emak untuk mengaji di salah satu balai pengajian di kampung.
Ane begitu bersemangat meskipun belajarnya bareng ibu-ibu dan nenek-nenek. Hal ini lebih baik dari putus mengaji sama sekali.
Cara mengaji di sana cukup sistematis. Meskipun jamaahnya sudah tua, tapi tak menyurutkan semangat Teungku untuk mengajar sebagaimana mestinya.

Waktu itu pengajian bacaan shalat, di mana setiap jamaah akan dites bacaannya, termasuk ane.
Ane bingung saat selesai membaca, Teungku bertanya kepada jamaah lain tentang di mana letak kesalahan bacaan ane. Sistemnya memang mereka saling mengoreksi dipandu oleh Teungku. Ya, satahu ane bacaan ane itu sudah benar. Salahnya di mana?
Salah satu dari nenek itu menjawab, bahwa ada kalimat yang seharusnya dibaca panjang tapi ane tak membacanya. Juga beberapa kesalahan lain yang mereka katakan setelah menyimak.
Teungku membenarkan apa yang jemaah katakan. Tentu sesuai dengan ilmu dan penjelasan.
Dalam hati ane malu sekaligus tersentil saat menyadari bahwa selama ini ane baca bacaan shalat seperti itu. Terus-menerus membaca dengan kesalahan tanpa tajwid yang benar.
Setelah dikoreksi, ane perlahan memperbaiki. Dan ... tak mudah memperbaiki sesuatu yang sudah melekat sejak lama. Namun, ane sangat berbahagia saat menyadari ada yang salah pada bacaan ane, dan ada yang mau mengoreksi dengan ikhlas. MaasyaAllah ... ane terharu waktu itu.
Mulai hari itu, ane selalu berangkat ngaji bersama emak sebelum magrib tiba. Kadang kami belajar membaca Al-Qur'an. Yang ane maksud di sini adalah belajar memperbaiki bacaan sesuai dengan tajwid. Karena kalau dibaca seperti itu (tanpa tajwid) semua jamaah bisa. Namun, Teungku menginginkan kami bisa mengetahui hukum bacaan, mad, waqaf, qalqalah dan lain sebagainya.
Dalam thread ini, ane ingin mengucapkan beribu terimakasih kepada sosok pahlawan, yang telah membuka pikiran ane dari kebodohan. Hingga sekarang, ane sudah tahu bagaimana membaca Al-Qur'an yang sesuai dengan tajwid dan makharijil huruf, meskipun tidak terlalu sempurna. Terimakasih Teungku.
Sosok itu bernama Teungku Marzuki.

Semoga Allah melimpahkan Rahmat kepada Teungku dan sekeluarga. Aamiiiin ya Allah.
Quote:
Sangat besar pengaruh yang Teungku berikan untuk ane. Ane bisa bacaan shalat dengan benar, membaca Al-Qur'an dengan benar, bisa mengerti ilmu tajwid, juga mengerti hukum-hukum Islam yang sebelumnya ane gak mengerti.
Hal-hal itu membawa pengaruh jangka panjang dalam hidup ane. Shalat setiap hari, bayangin jika yang kita lakukan ternyata tidak sesuai dengan ajaran? Begitu juga mengaji. Bagaimana jika mengaji tapi salah bacaan, sementara kita tak lagi belajar?
Ini jangka panjang sekali. Terimakasih lagi-lagi ane ucapkan untuk Teungku Marzuki.
Dari pengalaman itu, ane menyimpulkan bahwa merasa memiliki cukup ilmu adalah kesalahan besar!
Alhamdulillah, Allah memberi hidayah melalui Teungku.
Oke, Gansist. Sekian thread ane kali ini. See you babay

Ditulis oleh @ElviHusna
Opini pribadi
Gambar : Dokumen pribadi
Diubah oleh ElviHusna 10-11-2020 21:48




Baarish dan darmawati040 memberi reputasi
2
305
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan