ilustrasi
Assalamualaikum

Pahlawan tanpa tanda jasa, bukan hanya isapan jempol belaka buat ane. Beliau bukan seorang guru, bukan pula orang yang mengeyam pendidikan tinggi, bahkan untuk urusan duniawi pun beliau bukan termasuk golongan mampu.

Nenek Soyinah ane memanggilnya, seorang perempuan tua tanpa anak dan suami. Beliau termasuk orang yang kurang beruntung hingga tidak pernah merasakan bangku sekolah. Meskipun Nenek Soyinah buta huruf, tapi mata hati beliau terang benderang. Tak pernah beliau mengeluh dengan segala kekurangan yang beliau miliki.

Sehari-hari beliau mengandalkan warung nasi uduknya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Setiap hari, Nenek Soyinah menyisihkan keuntungan yang diperolehnya untuk beliau sedekahkan. Jika nasi uduknya tidak laku, maka beliau akan
membagikan nasi uduknya kepada para tetangga atau orang-orang yang mau menerima nasi bungkusnya. Bukankah sedekah dalam keadaan terhimpit adalah sebaik-baiknya sedekah. Dimana kita harus menahan ego dan napsu kita untuk kemudian membagi kebahagiaan dengan orang lain.

ilustrasi
Bagaimana ane bisa mengenalnya? Keluarga ane adalah salah satu orang yang mendapatkan kebaikan hati beliau. Di saat baru menjejakkan kaki di tanah Jawa, dengan maksud mengadu nasib di perantauan, beliaulah orang pertama yang mengulurkan tangan. Kala itu dalam keadaan tanpa saudara dan makanan, kami sekeluarga ditampung dan dianggap sebagai keluarga beliau.

Ane masih berusia 10 tahun, serasa mendapatkan sosok seorang nenek yang pengasih, ane menerima pelukan hangat pertama dari seseorang yang bergelar nenek. Senang luar biasa, karena memang ane sampai detik ini tidak pernah mendapatkan pelukan dari seorang nenek, selain dari Nenek Soyinah.

Jangan tanya bagaimana perasaan ane terhadap beliau, bagi ane beliau adalah pahlawan yang mengajarkan arti cinta dan kasih. Pahlawan yang selalu memikirkan kepentingan orang lain daripada kepentingannya sendiri. Di saat ia menerima rezeki berlebih, pasti rezeki tersebut diberikan lagi ke orang lain yang lebih membutuhkan.

Walaupun raga beliau sudah tidak bisa ane peluk lagi, tapi ajaran beliau tetap bersemayam di hati ane. Ilmu tentang kehidupan, ilmu tentang bersyukur dengan apa yang telah diraih, ilmu tentang berbagi ke sesama, dan ilmu tentang welas asih kepada sesama. Maafkan ane belum bisa membalas sedikit pun kebaikan nenek. Berbahagialah di keabadian malaikat tanpa sayapku.

Tenanglah di Surga-Nya Nenek Soyinahku, nikmatilah buah kebaikan yang telah nenek tanam di dunia.