

TS
husnamutia
Tradisi Mendatangkan Hujan dari Berbagai Daerah di Indonesia

Kemarau panjang membuat para petani kesusahan untuk bercocok tanam. Berawal dari sinilah kemudian muncul tradisi-tradisi unik dan mistis untuk mendatangkan hujan.
Assalamu'alaikum
Agan, sista apa kabar? Selamat datang di thread ane. Kali ini ane ingin membahas tentang tradisi mendatangkan hujan dengan cara unik berbau mistis misti.
Masihkah ada tradisi itu di daerah agan, sista? Mari kita berbagi informasi di kolom komentar.
Saat kemarau panjang melanda dan sawah-sawah mulai kering. Warga pedesaan terutama yang berprofesi sebagai petani akan merasakan langsung dampaknya. Untuk mengakhiri masa kemarau ini, banyak tradisi yang dilakukan untuk memanggil hujan. Ada beberapa tradisi unik dari begerapa daersh di Indonesia. Berikut ini beberapa tradisi tersebut:
1. Bentha-Benthi di daersh Cilacap dan sekitarnya.

Mungkin bagi orang dulu, ritual ini dianggap mistis, tetapi untuk generasi sekarang tidak semua menganggapnya demikian. Semua ini kembali pada kepercayaan masing-masing individu.
Terlebih lagi ritual Bentha-Benthi ini tidak diajaran dalam agama Islam. Untuk meminta hujan, Islam mengajarkan untuk shalat Istisaqo.
Pada awalnya saya tidak percaya jika ada ritual ini, tetapi setelah tanya-tanya sana-sini, ternyata Bentha-Benthi ini memang ada. Termasuk ayah saya sendiri membenarkan, hanya saja ritual ini sudah sangat langka.
Agan, sista tentu tak asing dengan Boneka Jaelangkung. Nah boneka Bentha-benthi mirip dengan boneka Jaelangking, yaitu terbuat dari tempurung kelapa. Sementara badan, kaki dan tangannya terbuat dari jerami pohon padi (Oman). Kemudian boneka Bentha-benthi dibentuk menyerupai manusia. Wajah Bentha-benthi dilukis menggunakan kapur sehingga menyerupai wajah manusia.
Biasanya Ritual selepas Maghrib. Lamanya upacara ini sekitar satu jam. Ritual ini dipimpin oleh seorang pawang hujan. Diiringi dengan musik gamelan Jawa, serta nyanyian serupa mantera yang berbunyi sebagai berikut:
Bentha-benthi aja lali-lali laki
Ana gandrung lurung-lurung
Si lurung imana santri
Turunaken udan, ta ruwag riyag kewes
Ta ruwag riyeg pantes
Serengseng sabuke medhang
Sukma rendeng, aja rendeng-rendeng ingsun
Ingsune ka ma nira
Luthung-luthung dha ngilo
Dha ngilo si banyu udan
Genjretan pangreyetan
Selain menggunakan Boneka, ritual ini juga dilengkapi dengan Baskom berisi air dan tiga macam bunga.
Baskom inilah tempat Boneka ini menari, sambil diiringi musik gamelan dan nyanyian atau mantera Bentha-benthi. Setelah selesai berarti air dalam baskom habis. Boneka ini kemudian akan terbang / dilempar. Jika jatuh pada tempat yang berair artinya hujan akan segera turun. Akan tetapi jika jatuh pada tempat yang kering artinya hujan masih lama turunnya.
Bentha-benthi ini termasuk dalam warisan budaya non benda.
2. Tradisi Ojung di Madura

Ritual ini konon sudah ada sejak abad 13 M. Sudah lama sekali ya gansis?
Ritual Ojung ini diawali dengan tarian Topeng Kuna dan Rontek Singo Wulung. Setelah itu ada serangkaian tradisi lsin yang dilakukan. Namun puncak dari ritual ini adalah dua orang pria bertelanjang dada memegang rotan lalu menyabetkannya satu sama lain diiringi musik. Mungkin kayak perang gitu ya gan sist.
Pada perkembangannya tradisi ini menjadi pertandingan olah fisik para pria dengan satu lawan satu. Untuk keamanan, para pemain mengenakan pelindung kepala (Bhukot), sarung pendek (Bunchot) dan pelindung tangan (tangkes). Pertandingan ini juga dipsndu seorang wasit yang disebut Bhabuto.
3. Ritual Ujungan, Banjarnegara

Ritual ini berkembang di daerah kademangan-Banjarnegara. Ritual ini tidak semata-mata dilakukan untuk mendatangkan hujan. Pada perkembangannya ritual ini dilakukan sebagai pertunjukan untuk menarik wisatawan. Dengan kemasan yang artistik dan masif untuk melestarikan budaya lokal daerah.
Ujungan dilakukan oleh dua orang pria dewasa yang saling adu pukul dengan sebilah rotan dengan aturan tertentu. Adu pukul ini ditengahi seorang wasit. Tradisi ini merupakan gabungan dari seni musik, tari dan beladiri. Meskipun adu pukul dilakukan secara bebas tetapi tetap seportif dengan mengikuti aturan.
4. Ritual Manten Kucing di Tulungagung

Betul banget, seperti dalam pikiran gansis. Kata manten ini memang berarti pengantin. Jadi ritual ini adalah proses pemandian sepasang kucing. Pemandian ini sama seperti proses pemandian yang dilakukan pada manusia, hanya saja dalam ritual ini yang menjadi pengantin adalah sepasang kucing. Hingga disebut manten kucing.
Namun karena adanya beberapa faktor yang dianggap tidak relevan karena disinyalit mengandung unsur penistaan agama ritual ini tidak dilakukan lagi. Ketaatan terhadap agama-Nya membuat masyarakat enggan berperan dalam ritual ini.
Menurut agan sista, perlukan tradisi ini dilakukan lagi untuk memperkaya warisan budaya? Silahkan jawab di kolom komentar.
5. Ritual Gebuk Ende di Bali

Hampur sama dengan Ojung dan Ujungan ritual ini juga melibatkan dua orang pria yang saling beradu ketangkasan menggunakan tongkat pemukul dan perisai untuk menangkis serangan lawan.
Kedua peserta ini bukan hanya saling menyerang tetapi mereka melakukannya dengan menari sebagai lupan kegembiraan. Meskipun badan sakit terkena pukulan, mereka rela melakukannya demi mendatangkan hujan.
Sama seperti tradisi lain. Ritual ini pun menarik para, wisatawan untuk melihatnya. Terlebih Bali sebagai kota wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan domestik dan asing.
Nah, itu tadi ukasan ane tentang Rituan Mistis untuk mendatangkann hujan. Semoga tukisan ini bisa menambah informasi dan wawasan. Mohon masg atas segsla kekurang dan terima sudsh mampir.
Jangan lupa, rate, cendol, komen dan share-nya. Sampai jumpa di thread yang lainnya.
Tulisan sendir dari sumberreverensisatu
0
2.3K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan