Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iffahku99Avatar border
TS
iffahku99
Punya Gaji Tapi Kesulitan Nabung? Mending Gak Usah...


Katanya sih, Menabung itu pangkal kaya,  makanya sejak kecil kita diajarkan untuk menabung. Dengan berhemat menyisihkan uang jajan, Maka terkumpullah uang sampai kita bisa membeli sesuatu yang kita inginkan. 

Waktu zaman sekolah semuanya terasa begitu simpel. Kalau kita mau sesuatu, kita tinggal nabung sampai beberapa bulan akhirnya kita bisa membeli barang yang kita mau atau membeli tiket konser yang kita impikan.

Sebetulnya mindset ini bagus banget diterapkan ketika masa sekolah, kita dilatih untuk mengendalikan diri mendapatkan yang kita inginkan, istilah kerennya itu "delay gratification".

Sayangnya mindset ini ternyata nggak cukup untuk bisa kita terapkan ketika masuk ke dunia kerja.

Masuk ke dunia kerja banyak, orang yang masih berpikir dengan mindset yang sama. Tidak sedikit yang berusaha mati-matian menyisihkan pemasukan mereka untuk bisa mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan ketika dewasa, entah itu modal buat nikah, buat beli mobil, Beli rumah atau untuk naik haji dan lain-lain.

Tetapi kenyataannya ketika di dunia kerja, dunia tidak lagi sesimpel ketika jaman sekolah dulu. Memasuki dunia kerja ternyata ada banyak hal nggak terduga yang baru aja kita ketahui.

Ternyata harga semua barang dan kebutuhan itu naik terus setiap tahun karena inflasi, belum lagi ada aja kebutuhan nggak terduga yang bikin kita makin susah buat nabung, tiba-tiba sakit lah, dompet kecopetan, HP jatuh, laptop kesiram air.

Makanya nggak jarang, banyak generasi milenial yang mengeluh "duh udah umur segini belum punya tabungan. Tabungan ku kok habis terus ya, kalau ngumpulin duit dari gaji doang kapan bisa beli rumah, kapan bisa beli mobil, kapan bisa punya modal buat nikah atau kalaupun ada yang bisa mati-mati yang berhemat menyisihkan pemasukan, setiap tahun uang yang terkumpul juga ujung-ujungnya Enggak seberapa".

Berapa banyak sih uang yang bisa ditabung karyawan baru atau orang yang baru merintis dunia usaha?

Paling-paling 1-1,5juta perbulan atau sekitar 12 sampai 18 juta per tahun. Masih jauh banget lah untuk bisa beli mobil, apalagi beli rumah.

Kebayang nggak sih perlu waktu berapa lama tuh nabung supaya duitnya terkumpul buat bisa beli rumah, padahal katanya menabung itu pangkal kaya.

Tapi coba deh sekarang kita merenung aja sejenak, orang-orang yang status ekonominya di atas kita apakah mereka bisa mencapai itu dari hasil nabung?

Saya yakin pasti mereka yang bisa mencapai kualitas hidup yang lebih baik dari kita bukan karena tabungannya, tapi karena pemasukannya yang besar aja.

Entah itu karena gajinya gede, bisnisnya makin berkembang atau dagangannya laku.

Jadi jangan-jangan sebetulnya menabung itu bukan jawabannya, jangan-jangan mindset kita untuk rajin menabung dari zaman sekolah dulu itu udah nggak relevan lagi di dunia kerja, jangan-jangan selama ini kita salah fokus.

Harusnya kita bukan fokus menyisihkan pemasukan kita tapi fokus untuk nambahin pemasukan kita sambil menjaga gaya hidup yang wajar dan mengendalikan pengeluaran kita pada hal-hal yang menunjang pengembangan diri untuk menambah pemasukan kita

Daripada duitnya kita tabung, mungkin lebih baik kita pakai saja untuk mengupgrade diri kita, beliin buku, ikutin pelatihan, belajar ilmu baru, belajar bahasa asing, supaya kita segera naik level dan ujung-ujungnya punya pemasukan yang lebih besar

Dan salah satu ilmu yang menurut saya penting banget tapi sayangnya jarang dilirik adalah literasi keuangan atau pengetahuan untuk mengelola keuangan.

Padahal, Literasi keuangan itu adalah pondasi yang penting banget buat ningkatin kualitas hidup kita.

Tahu nggak, sebetulnya banyak loh supir truk barang antar kota itu bisa bawa duit lebih banyak daripada karyawan berdasi di Jalan Sudirman Jakarta?

Tapi karena nggak memiliki literasi keuangan yang baik, Banyak supir ini yang enggak bisa mengelola keuangannya, ujung-ujungnya uangnya selalu habis setiap bulan, bahkan sampai ngutang kesana kemari.

Tidak sedikit juga orang baik yang dengan lugunya ketipu dengan tawaran tawaran investasi palsu yang nawarin jaminan keuntungan yang besar, eh ternyata di balik semua itu ada praktek manipulasi keuangan, sampai investasinya rugi puluhan persen atau bahkan lenyap dibawa lari

Coba aja kita lihat di tahun 2019 Berapa banyak tuh asuransi yang gagal bayar ke nasabahnya, Berapa banyak reksadana yang ditutup oleh OJK. Padahal kalau aja kita punya literasi keuangan yang baik, hal seperti ini sebetulnya bisa dicegah atau seenggaknya diminimalisir.

Dengan literasi keuangan yang baik, pengelolaan uang kita tidak lagi hanya sebatas pada menabung dan berhemat saja, tapi kita juga jadi bisa tahu kapan saat yang tepat untuk berinvestasi pada instrumen-instrumen yang lain, bagaimana sebaiknya kita memecah aset kita jadi beberapa bagian dan kapan saat yang tepat bagi kita untuk mengalihkan aset kita dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

Literasi keuangan yang baik akan memudahkan kita dalam mencapai tujuan hidup kita, sebab Uang bukanlah tujuannya tapi kendaraan kita untuk terus bertumbuh.

Lalu, Bagaimana mekanisme berbagai instrumen investasi dari mulai Reksadana, obligasi saham, emas, valuta asing dan lain sebagainya dari sudut pandang yang sehat akurat dan mendidik?

Akan saya bahas pada tulisan berikutnya.
Semoga bermanfaat ya gan/sist
danQeAvatar border
danQe memberi reputasi
1
264
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan