foto - allkpop

Member 'Blackpink' baru-bau ini menunjukkan interaksi dengan panda bernama Fubao, bayi panda pertama yang lahir di Korea Selatan dalam reality show  '24/365 with Blackpink'. Dalam video pratinjau acara tersebut, para member 'Blackpink' tampak melakukan interaksi menggemaskan dengan Fubao. Jennie bahkan diberi kesempatan untuk memeluk dan memangku bayi panda imut tersebut. Video pratinjau ini mungkin bakal membuat kita merasa gemas, namun hal itu tak berlaku bagi publik China. Mereka justru mengecam aksi para member 'Balckpink' tersebut karena dianggap membahayakan si bayi panda.



Sebagi informasi, meski Fubao lahir di Korea Selatan, dia secara legal bukanlah milik negri ginseng tersebut. Pasalnya, hak atas kepemilikan panda telah dipatenkan negara China, jadi siapapun di dunia ini yang memiliki panda termasuk para kebun bintang hanya meminjam mereka dari China. Sehingga, para kebun binatang yang memiliki panda di dalam kandang mereka harus membayar biaya sewa panda dengan nilai sekitar 1 juta dollar AS per tahun dengan kontrak 10 tahun. Dan harus membayar pajak tambahan senilai 400 ribu dolar AS untuk setiap bayi panda yang lahir dalam perawatan kebun bintang mereka. Jadi, secara hukum, semua panda di dunia ini milik negara China, termasuk Fubao. Hal inilah yang membuat publik China merasa berhak mengecam aksi member 'Blackpink' dalam video tersebut.

Meski sekilas tampak tak berbahaya, namun kontak fisik dengan bayi panda secara sembarangan bisa membahayakan hidup mereka. Berdasarkan aturan yang ada, masyarakat umum non-profesional yang artinya bukan penjaga kebun binatang yang terlatih tidak boleh sembarangan menyentuh panda dan melakukan kontak dekat dengan mereka. Pasalnya, aksi itu akan meningkatkan risiko penularan infeksi yang zoonois yang membahayakan si panda. Selain itu, orang yang memiliki hewan peliharaan seperti para member 'Balckpink' juga diharapkan tidak melakukan kontak dengan panda semi mencegah penularan penyakit dari hewan peliharaan mereka ke panda. Kalau kalian penggemar 'Blackpink, kalian tentu paham jika para member memiliki hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.

Jika kalian berpikir aturan tersebut terlalu mengada-ngada, pada faktanya, sebuah kasus terjadi pada tahun 2015 menunjukkan jika pada bisa mati karena terinfeksi virus anjing yang ditemukan pada anjing peliharaan. Aturan-aturan itu dibuat untuk melindungi panda yang terancam punah. Pemerintah China sendiri mengutamakan kesejahteraan panda untuk meneruskan populasi mereka.Video Klip pratinjau miliki 'Blackpink' itu pun kini ramai di China dan ditonton lebih dari 25 juta kali dalam kurun waktu 15 jam dan mendapatkan beberapa komentar kritikan di sosial media China, Weibo.

"Memberikan bayi panda yang lemah kepada orang-orang yang memakai riasan dan parfum… kebun binatang dan agensi keduanya mati," komentar salah satu netizen.

"Bersikaplah rasional saat kamu mengidolakan para selebriti ini, oke? Mereka menyentuh panda, apa maksudmu 'tidak ada hubungannya dengan mereka'? Ini membuatku tertawa terbahak-bahak, bagaimana kalau aku menamparmu dan mengatakan itu tidak ada hubungannya denganku? Memang benar BLACKPINK tidak tahu, dan memang benar pengurusnya adalah penyebab utamanya, tapi jika hal ini mengakibatkan panda jatuh sakit, BLACKPINK juga tidak bisa lepas begitu saja. Mereka menyentuh panda, jadi jangan beri mereka hak khusus hanya karena mereka selebriti. Apakah Anda akan mengatakan hal yang sama jika ini terjadi pada non-selebriti?" kritik yang lain di Weibo.

Gak cuma sampai di tangan para netizen aja, video ini rupanya bakal berbuntut panjang. Menurut laporan berita, Pusat Penelitian & Konservasi Panda Raksasa China sekarang sedang dalam proses menyelidiki insiden tersebut. Jika benar-benar diselidiki dan terbukti bersalah, maka kebun binatang Everland yang menyewa panda tersebut dan YG Entertainment selaku agensi 'Blackpink' bisa tersandung masalah hukum. Demi mencegah hal itu semkain parah, penggemar 'Blackpink' di China meminta agar YG Ent menarik dan tak menanyangkan video tersebut secara lengkap di Youtube.

Sumber