Kaskus

Entertainment

Rebek22Avatar border
TS
Rebek22
Jika bakat adalah omong kosong, berjuang keras jauh lebih omong kosong...
Jika bakat adalah omong kosong, berjuang keras jauh lebih omong kosong...

Kisah kelinci dan kura-kura, siapa yang tidak mengenal dogeng itu? Kisah lawas yang sekarang sudah banyak di adaptasi menjadi serial kartun bagi anak-anak. Sebuah kisah yang begitu sarat akan makna jika kita mentelaahnya secara mendalam.

Saya akan menceritakannya secara singkat karena apa yang kita bahas tidak akan jauh dari pembelajaran yang dapat di ambil dari dongeng tersebut.

Alkisah, di sebuah hutan hidup kah kelinci dan kura-kura. Kelinci adalah pelari tercepat di hutan sementara itu, sebagai mana yang kita ketahui kura-kura merupakan yang paling lamaban di antara hewan-hewan lainnya di hutan.

Suatu ketika kura-kura menantang si kelinci untuk lomba lari, hal itu jelas membuat seisi hutan kaget, bagaimana pun hewan yang jalannya paling lambat di hutan menantang kelinci untuk balap lari, sementara gelar pelari tercepat masih di sandang olehnya.
Singkat cerita lombapun di mulai, karena meremehkan kura-kura, kelinci memilih beristirahat di bawah pohon yang letaknya tidak jauh dari garis finish, kelinci pada akhirnya tertidur, dan lomba lari itu di menangkan oleh si kura-kura yang tetap gigih untuk berlari.

Nah, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari cerita tersebut? Semua pasti akan menjawab dengan jawaban yang kurang lebih bermakna sama yaitu jangan pernah meremehkan orang lain, terus berjuang sampai titik darah penghabisan, jangan sombong, dan lain sebagainya.

Baik lah, sekarang kita masuk ke bagian kedua dari cerita tersebut. Memangnya ada? Ada, karena saya lah yang membuatnya. Apa kalian bisa menemukan pembelajaran yang saya sematkan dalam kisah ini?
Kelinci sadar dirinya terlalu meremehkan kura-kura. Dia menyesal karena saat perlombaan dirinya malah tertidur. Gelar pelari tercepat buka lagi di pegang oleh si kelinci. Karena tidak menerima hasil pertandingan, kelinci menantang kembali kura-kura untuk lomba lari, dan di perlombaan kedua itu, kura-kura kalah telak, karena kelinci berlari dengan serius dan tidak lagi meremehkan kura-kura.

Nah, untuk yang ini, pelajaran apanya nh sekiranya bisa kita ambil? Jawaban saya sebagai si pembuat adalah kenyataan pahit dalam hidup ini, loh kok gak nyambung?
Anggap lah si kelinci adalah orang yang memiliki bakat namun tidak berjuang keras untuk memanfaatkan bakatnya tersebut. sementara si kura-kura adalah pengibaratan dari orang yang tidak memiliki bakat namun berjuang sangat keras agar dapat menandingi para pemilik bakat.

Jika keduanya di pertemukan dalam sebuah kompetisi, menurut kalian siapa yang sekiranya akan menang? Semua pasti akan menjawab, pemenangnya adalah orang yang tidak memiliki bakat namun mau berjuang mati-matian, dengan kata lain si kura-kura. Saya pun setuju dengan hal itu, bagaimanapun kerja keras tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Sekarang kita mencoba untuk berkiblat pada cerita kedua, si kelinci telah sadar kalau dia tidak berjuang keras seperti si kura-kura, kesombongan yang di miliki nya berhasil di robohkan oleh kekalahan yang di alaminya dari hewan terlambat di hutan. Maka dari itu di perlombaan kedua dia berjuang dengan keras hingga hasil yang seharusnya dirinya dapat. Menang telak dari si kura-kura.

Seribu kali di ulang perlombaan itu, maka hasilnya akan selalu sama, kelici lah yang akan jadi pemenangnya dan Ini lah kenyataan pahit dari dunia, orang berbakat yang tidak berjuang keras memang akan kalah dengan orang yang berjuang keras tapi tidak memiliki bakat, namun apa kah orang yang tidak berbakat namun berjuang keras bisa mengalah kan orang berbakat yang juga berjuang sama kerasnya?
Sekeras apa pun kura-kura berjuang untuk memenangkan lomba, tetap saja dirinya tidak akan menang, karena dia telah membuat sadar si kelinci jika bakat saja tidak cukup untuk menjadi pemenang, jika kita realisasikan ke dalam kehidupan ini apa kah wajar jika ada orang-orang yang akan berkata " Dunia ini tidak adil? "

Nah, kita sedikit keluar dari topik si kelinci dan kura-kura, dan masuk ke cerita tentang. Saya suka membaca, dan salah satu buku yang pernah saya baca adalah buku " Negeri lima menara " Karangan A. Fuadi, di situ ada kata mutiara dalam bahasa Arab yang saya yakin hampir semua orang tau, " Man jadda, wa jada ", barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapat lah ia.

Saya terinspirasi dengan kata-kata tersebut dan mulai merealisasikannya dalam kehidupan, saat SMA, saya mulai menggeluti dunia musik, dan mencoba untuk bersungguh-sungguh hingga menjadi pemusik yang handal. Namun yang saya jumpai malah sebuah kenyataan pahit, saya bisa bermusik, namun sekuat apapun saya berjuang, kemahiran saya hanya mentok di situ-situ saja, sekedar bisa tanpa pernah meraih tahap luar biasa apa lagi menakjubkan.

Guru saya pernah berkata " Dunia ini tidak butuh orang yang bisa segala hal, yang dunia ini butuh kan adalah orang yang menakjubkan dalam satu bidang ". Saya ingin seperti itu, menjadi sosok yang di butuhkan dunia, tetapi rasanya sangat sulit karena kemampuan bermusik saya hanya sekedar bisa.

Saya mulai mempertanyakan kebenaran dari kata-kata mutiara tersebut. Rasanya saya sudah berjuang secara sungguh-sungguh, namun hasil memuaskan belum juga saya temui. Curhat lah saya kepada guru, dan langsung di marahi. Beliau berkata " Kalau baca, jangan setengah-setengah makanya ". Lah...?

Ternyata ada dua kata mutiara lain yang menyertai kalimat " Man jadda wa jadda ". Dan semuanya adalah sebuah kesatuan yang di pakainya tidak boleh di lereng kaya rokok. Ada " Man shabara, zhafiro " Barang siapa yang bersabar, maka beruntung kah ia. Lalu yang terakhir " Ma sa'ra ala darbin wa salah " Barang siapa yang berjalan pada jalannya maka dapat lah ia.
Kata mutiara pertama dan kedua sudah saya jalani, berjuang keras dan bersabar. Tinggal yang ketiga, dan itu membuat saya ber tanya-tanya, apa saya sudah berjalan pada jalan yang tepat?. Nah, Kalimat ini lah yang berhubungan erat dengan bakat.

Semua manusia merupakan sosok spesial, Masing-masing kita di karunia sebuah bakat yang pastinya berbeda anatara satu dengan yang lainnya, sekalipun itu kembar identik. Allah menitip kan bakat tersebut untuk kita manfaatkan sebaik mungkin agar mampu menjadi sosok yang berarti bagi dunia ini.

Sayangnya, di negeri kita sedikit sekali orang yang memperhatikan masalah bakat, dan jauh lebih mempercayai kalau berjuang dengan keras lah yang akan membuat kita bisa meraih apa yang kita mimpikan. Kalimat tersebut tidak lah salah, yang salah adalah jika prinsip itu di pukul rata kepada semua orang.

Perumpamaan nya seperti orang mencoba untuk Mengajari monyet berenang, jika kita bersungguh-sungguh, dan konsisten dalam mengajari si monyet berenang, saya yakin pada akhirnya monyet tersebut bisa melakukannya. Setelah berhasil dengan monyet, orang itupun mencoba mengajari ikan cara memanjat, karena beranggapan " monyet yang ahli memanjat pun bisa berenang jika di ajari secara sungguh-sungguh? Saya yakin ikan yang ahli berenang pun bisa ahli memanjat, yang penting sungguh-sungguh "
Setelah di nasehati guru, saya pun menjadi tau di mana letak kesalahan saya. Bakat saya adalah public speaking, merangkai kata dan menulis. Saya mengabaikan semua itu karena menganggap bakat yang saya miliki tidak keren, dan malah sok-sok an, masuk ke dunia musik. Apa yang saya lakukan berikutnya? Saya tetap main musik, tapi hanya sekedar hobi, tanpa mencoba untuk menjadi luar biasa. Saya asah bakat yang sudah allah karuniai pada diri ini, dan alhamdulillah, sekarang saya menjadi pengusaha dan dengan bakat merangkai kata yang saya miliki ini, saya jadi cukup ahli merayu konsumen untuk membeli produk saya, dengan bakat menulis saya, promosi di sosial media menjadi mudah dan luar biasa karena story telling yang saya buat menarik

Semua itu serupa dengan bagian akhir dari kisah si kelinci dan kura-kura. Karena kura-kura tau dia tidak bisa mengalahkan kelinci dalam lomba lari, akhirnya dia menantang rivalnya itu untuk lomba berenang, dan hasilnya adalah si kura-kura selalu jadi pemenang, walau pun kekinci sudah berjuang dengan sangat keras.
Bakat bukan omong kosong, begitu juga dengan berjuang dengan keras. Kenali lah diri kalian sendiri agar bisa segera menapaki jalan yang tepat, kenali diri kalian sendiri, apa bakat yang kalian punya, jangan abaikan itu, dan terus lah menghasahnya. Agar kita bisa menjadi sosok yang bermanfaat bagi dunia.
Diubah oleh Rebek22 05-11-2020 02:12
0
984
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan