Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

stealth.modeAvatar border
TS
stealth.mode
Kisah WNI di Antara Kaum Nasrani dan Yahudi di Paris


Selama ini berkembangan anggapan yang tidak pas terkait sekularisme di Prancis. Seolah kehidupan beragama, khususnya kaum muslim terkekang dan mengalami banyak diskriminasi. Tapi Mahmud Syaltout yang pernah enam tahun menimba ilmu di Universitas Sorbonne, Paris, memberikan kesaksian berbeda.

"Saya salat bebas saja ke masjid-masjid di sekitar Paris. Ibu mertua saya pun tak ada gangguan meski berjilbab," kata doktor bidang Hukum, Manajemen, dan Hubungan Internasional itu kepada detik.com, Minggu (1/11/2020).

Hubungan ia dan isterinya, Sheika Rauf, dengan orang-orang non muslim, baik yang Nasrani maupun Yahudi berlangsung harmonis. Bahkan dia mengaku pernah diselamatkan dari ancaman hidup menggelandang ketika isterinya hamil muda.

"Saat diketahui isteri saya hamil, pengelola asrama di kampus mengusir kami. Ketika kami tak tahu harus ke mana karena bekal terbatas, Prof Franck Lavigne menampung kami selama sebulan lebih," kata Mahmud Syaltout.

Sebagai pribadi, dia menyebut peneliti Gunung Samalas (bagian dari Gunung Rinjani) yang meletus pada 1257 sebagai seorang Nasrani yang baik hati. Ahli gunung api kenamaan di dunia dari University Panth on-Sorbonne itu pula yang menjadi penjamin pribadi ketika Mahmud mencari tempat tinggal baru.

"Setiap akhir pekan setelah anak pertama kami, Zola, lahir, kami pasti diminta dating ke rumah beliau dan menginap," ujar Mahmud Syaltout.

Selain itu ada Prof Muriel Charras yang bersedia menjadi ibu angkat Mahmud saat awal tiba di Paris pada 2004. Muriel Charras yang tinggal di biara tempat penitipan anak Katolik itu yang menjadi penjamin beasiswa S2 dan S3 Mahmud.

Lain lagi dengan Solomon, orang Yahudi tetangganya yang berdagang souvenir di Paris. Bila diketahui wisatawan berasal dari Indonesia, dia pasti memberikan harga lebih murah.

https://news.detik.com/berita/d-5237...ahudi-di-paris

Seyogyanya, kasus Charlie Hebdo ga perlu ditanggapi berlebihan. Protes sewajarnya saja. Mengingat Prancis adalah negara Eropa yg paling welcome sama pengungsi muslim. Ga percaya liat aja timnas Prancis.
0
994
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan