Sejak tahun 2000, sudah mulai banyak warnet yang menyediakan video game untuk para pelanggan. Dengan harga sewa 2.500 - 3.500 Rupiah per/jam, terasa mahal bagi sebagian orang. Karena dengan harga segitu, sudah cukup untuk makan kenyang di kantin sekolah. Bisa saja itu sudah sesuai dengan biaya menjalankan warnet karena harga komputer mahal, ditambah biaya langganan internet di ISP yang sok jual mahal.
Tidak jarang, sejak saat itu banyak keluhan yang disampaikan dari mulut ke mulut oleh anak warnet. Keluhan itu diantaranya ialah...
Spoiler for Komputer Usang:
Warnet kumuh seringkali menghemat biaya secara berlebihan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Komputer usang tidak segera diganti, asalkan masih jalan meskipun di rata kiri, biarkan saja. Sialnya, komputer seperti ini sudah banyak makan korban, pelanggan pun mengatakan hal yang tidak baik ke warnet ini. Maka warnet ini akan dihindari oleh pelanggan lain. Kalau tidak, komputer usang itu tidak akan dipilih pelanggan. Entah karena keyboard dan mouse rusak, speaker rusak, monitor rusak, dan komputer itu yang rusak.
Untuk warnet bersih dan warnet mewah, komputer akan selalu dirawat. Jarang ada komputer usang yang dipaksakan untuk dimainkan. Permukaan komputer juga selalu bersih. Setidaknya selalu bisa lancar di rata tengah sampai ke rata kanan. Pemilik warnet juga cepat tanggap kalau ada masalah seperti di komputer atau di jarungan.
Spoiler for Internet Jelek:
Jaringan internet jelek selalu jadi bahan keluhan di kalangan anak warnet. Jadinya mengganggu kesenangan mereka dalam bermain game online. Boleh jadi, inilah asal mula munculnya pemain berbisa. Menang sombong, kalah mengamuk. Ini hasil perbuatan ISP yang sok jual mahal dan gemar main monopoli. Jaringan internet lancar juga menjadi penentu kepuasan pelanggan.
Kata mantan anak warnet, internet jelek di warnet karena warnet itu berlangganan paket termurah untuk dipakai di puluhan komputer yang ada di dalam ruko.
Spoiler for Bocah-bocah Berisik:
Di tahun 2000, warnet-warnet banyak didatangi oleh mahasiswa dan mahasisa, serta orang-orang dewasa berusia 21 tahun keatas. Kemudian di tahun 2003 sejak Ragnarok terkenal, rata-rata anak-anak SMA yang bermain.
Namun, kalau sedang sial, ada bocah-bocah berisik yang memperhatikan kita di belakang. Kadang-kadang datang berkerumun. Kalau tidak, mereka suka mengganggu dengan pertanyaan yang tidak jelas.
Ada pula anak SMP yang ikut bermain hanya sekedar untuk bisa berteman dengan orang dewasa. Misalnya dengan anak SMA atau orang kantoran.
Kalau sedang sial, ada saja anak SD dan SMP yang bermain dengan suara berisik. Kalau bukan teriak, ya speaker diputar sampai max.
Spoiler for Warnet Penuh:
Ketika banyak sekolah yang sedang libur, biasanya warnet penuh. Di hari Minggu juga yang datang bukan hanya anak SMA. Tetapi juga orang-orang yang sudah bekerja. Jadwal bermain bersama teman-teman harus ditunda dulu.
Kalau bukan hari libur, warnet yang sedang memberi potongan harga juga sering penuh. Jadinya berebut.
Spoiler for Bau Rokok:
Di warnet tertentu ada saja orang yang suka merokok. Tidak memandang apakah itu warnet kumuh atau warnet mewah. Pokoknya ada yang suka merokok. Bahkan sampai mengotori meja. Dan yang lebih oarah lagi, di warnet 24 jam ada orang yang tidur sembarangan tanpa mandi.
Spoiler for Warnet Curang:
Warnet yang dicurigai main curang juga ada. Misalnya saja kita main 1 jam, tapi ditagih untuk membayar 90 menit. Atau kecepatan internet yang diperlambat agar kita tidak bisa cepat keluar dari sana. Kan sial kalau game itu ada pembaruan, kita harus menunggu lebih lama di warnet yang main curang.
Spoiler for Pemain Musiman:
Kita sudah tahu warnet mana saja yang menyediakan game kesukaan kita. Sudah pasti kita lebih memilih warnet terdekat dari rumah kalau warnet itu bagus. Namun, pemain musiman meruntuhkan kesenangan ini.
Warnet lebih memilih pemain musiman daripada pelanggan setia. Game-game yang dianggap sudah bukan musimnya dibisrkan tanpa pembaruan bahkan dihapus dengan alasan HDD mai penuh. Sedangkan para pelanggan digiring untuk pindah ke permainan yang baru beredar atau sedang musim.
Begitulah sekelumit cerita tentang keluhan anak warnet.
Kini, para mantan anak warnet sudah memiliki komputer sendiri di rumah lengkap dengan langganan internet. Lalu banyak warnet gulung tikar karena game online di ponsel. Yang tersisa hanyalah warnet game biasa dan warnet mewah.
Warnet seperti itu akan tetap ada kalau mereka menjaga mutu pelayanan. Tidak mustahil akan kembali ramai seperti dahulu. Pemain juga ada masa bosan kalau main sendirian di rumah tanpa ada teman yang duduk di sampingnya.