

TS
andifirmansy808
Bagaimana Seharusnya Kita Menderita?

Penderitaan adalah fakta universal. Penderitaan juga melampaui batas horizon waktu, ia ada sejak zaman dahulu kala sampai sekarang dan juga di masa mendatang.
Penderitaan adalah fakta yang tidak hanya universal, tetapi juga "seolah-olah" abadi. Justru karena itulah, berbicara mengenai penderitaan merupakan hal yang menarik, paling tidak bagi orang yang punya keprihatinan dan mau berkontemplasi tentang kehidupan.
Sekarang, saya akan membawakan berita buruk untuk Anda: Penderitaan manusia itu seperti permainan Whac-A-Mole(permainan di mana tikus-tikus bermunculan, dan pemain harus menggebuk satu demi satu untuk mendapatkan poin, Anda pasti pernah memainkannya sewaktu kecil atau remaja di Timezone).
Setiap kali Anda menggebuk satu jenis penderitaan, penderitaan lainnya akan muncul. Dan semakin cepat Anda menggebuknya, semakin cepat pula penderitaan lainnya datang kembali.
Penderitaan itu mungkin menjadi semakin mendingan, barang kali berubah jenisnya, barangkali semakin bisa dihadapi hari demi hari. Namun, dia selalu ada. Penderitaan adalah bagian dari kita.
Pada kenyataannya, tidak ada akhir dari penderitaan. Semakin cepat Anda menumpasnya, semakin cepat pula mereka datang lagi. Seperti cecunguk yang ada dalam lemari baju Anda.
Saya teringat dengan apa yang pernah dikatakan oleh Dr. Viktor E. Frankl
Quote:
Ya, pembaca! Dalam situasi paling menyakitkan dan tidak manusiawi sekali pun, penderitaan pasti lah memiliki makna. Dan karenanya, hidup pun masih bisa memiliki makna. Kita tidak bisa memilih situasi yang menimpa kita, tetapi kita selalu bisa menentukan sikap atas situasi yang sedang dialami.
Andai kata saya harus mati dihukum gantung. Haruskah saya mati sambil menjerit-jerit dan menangis? Atau tangan dan kaki saya harus dirantai agar diam tidak bergerak? Haruskah saya menggerutu dan mengeluh setiap detik? Adakah yang bisa menghentikan saya untuk menjalaninya dengan senyuman dan tetap tenang?
Tidak ada kemerdekaan yang benar-benar hilang, bahkan dalam situasi yang tampak sudah sangat gelap sekali pun.
Pada saat-saat seperti itu, kita menjadi saksi tentang adanya potensi manusia yang unik dalam bentuknya yang terbaik, yang bisa mengubah tragedi pribadi menjadi kemenangan, mengubah kemalangan seseorang menjadi keberhasilan.
Saat kita tidak lagi bisa mengubah situasi---bayangkan penyakit kanker yang tidak bisa lagi dioperasi---kita ditantang untuk mengubah diri kita sendiri.
Setiap penderitaan memang sangat menyakitkan dan menyebalkan. Karena itu juga, kita sering kali tidak paham, bahwa pengalaman buruk tersebut bisa menjadi momen paling krusial dalam hidup kita. Siapa yang akan menyangkal hal tersebut?
Dengan demikian, kita sendiri yang harus memberi makna pada setiap penderitaan. Dan ini sangat tergantung pada persepsi atau sikap diri sendiri atas setiap pengalaman penderitaan. Jelas, makna dari setiap penderitaan tidak bisa ditentukan secara universal, karena penderitaan setiap orang memiliki nilai yang berbeda pada kehidupannya.
Tetapi---dan ini perlu saya tegaskan---bukan berarti Anda harus selalu menderita dalam upaya mencari makna. Saya hanya mengatakan, bahwa setiap penderitaan harus memiliki makna, asalkan penderitaan itu jelas tidak dapat dihindari. Jika penderitaan itu bisa dihindari, maka hal yang harus Anda lakukan adalah menghilangkan penyebab penderitaan tersebut, baik yang bersifat psikologis, biologis, atau politis.
Menderita secara tidak perlu bukan bentuk kepahlawanan, melainkan menyakiti diri sendiri. Bagaimana pun juga, mencari makna dari setiap penderitaan tidak lah mudah. Tapi Anda harus melakukannya, untuk mencari secercah harapan.
Ada situasi-situasi yang membuat seseorang tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan pekerjaannya atau untuk menikmati hidupnya; tetapi yang tidak bisa diatur adalah tidak terhindarnya penderitaan.
Dengan menerima tantangan untuk menderita dengan berani, penderitaan pasti lah memiliki makna sampai detik yang terakhir, dan mempertahankan makna ini, praktis sampai akhir. Dengan kata lain, makna penderitaan adalah sesuatu yang tanpa syarat, karena, dia juga mencakup potensi-potensi yang berbentuk penderitaan yang tidak terhindarkan.
Pada akhirnya, kita harus siap menderita, dengan syarat bahwa, setiap penderitaan memiliki makna. Sebab bagaimana pun juga, kita harus mulai berhenti untuk menolak penderitaan dan justru, memeluknya.
Apa yang saya tulis di sini hanyalah sedikit gambaran dari isi buku "Peluk Hangat Penderitaanmu". Dengan slogannya yang aneh sekaligus ironis: Sebuah Pendekatan tentang Bagaimana Seharusnya Kita Menderita, membuat buku ini sangat diperlukan setiap orang. Karena alasan yang jelas, setiap orang selalu menderita, tetapi mereka sering kali menderita secara tidak perlu dan tidak bisa mengambil makna apa pun dari penderitaannya.
Buku ini sangat istimewa dan saya akan memberikannya sebagai hadiah kepada setiap orang. Resensinya bisa dilihat di sini.

Diubah oleh andifirmansy808 01-11-2020 20:00
0
547
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan