sumber gambar
Pembahasan tentang kuliner khas ibu pertiwi memang ngga bakal ada habisnya dibahas. Beragam adat budaya, suku bangsa, pastinya akan tercipta resep-resep legendaris warisan nenek moyang.

Ane mau sedikit berbagi cerita, ni, GanSist. Sebelum ane terdampar dan memiliki kehidupan di tanah Jawa, ane pernah merasakan kehidupan masa anak-anak di tanah Borneo, tepatnya di Sambas, Kalimantan Barat. Ane menyelesaikan sekolah dasar di sana. Hingga akhirnya ane mau nggak mau harus ikut orangtua merantau ke tanah Jawa. Makanan favorite ane banyak banget, GanSist, cuma yang paling ane kangenin Bubur Pedas.

Ini kuliner sampai ane sudah punya anak tiga belum ane jumpai lagi, karena emang ane ngga bisa masaknya. Berhubung salah satu bahan utama memang susah untuk didapat di daerah lain. Pernah ane bikin cuma sensasi rasanya beda banget sama memori tentang bubur pedas di dalam kenangan ane.

Bubur pedas sendiri merupakan campuran beragam jenis sayuran yang diolah dengan beras yang ditelah ditumbuk kasar. Beras ini sebelumnya diberi beragam rempah kemudian digongso hingga kecoklatan. Jadi meskipun memakai nama pedas bukan berarti bubur ini harus dimasak memakai cabai atau lada yang memiliki rasa pedas.

Nah, salah satu daun yang wajib ada adalah daun kasum. Daun ini tumbuh subur di pekarangan depan rumah warga. Harum dari daun ini yang menjadikan kuliner khas Kalimantan Barat ini menjadi khas dan beda. Baunya unik banget dan menyengat. Campuran bubur pedas biasanya diberi irisan daging, sayur mayur berupa pakis, kacang panjang, wortel, irisan daun kunyit, irisan daun kasum dan lain-lain. Semua dicampur menjadi satu kesatuan. Diaduk merata, disajikan dengan tambahan bawang goreng, ikan teri asin yang digoreng, kacang tanah goreng. Untuk penyedapnya bisa ditambahi dengan kecap manis, sambal cabe bagi yang suka pedas, dan sedikit perasan jeruk limau.

Daun kasum ini penting banget dalam pembuatan bubur pedas. Aroma yang tercipta dari daun ini yang menjadikannya selalu terkenang dalam memori ane, GanSist. Konon menurut cerita yang pernah ane dengar, semacam dongeng untuk anak-anak Sambas, daun kasum adalah nama yang diberikan oleh raja.

Pada zaman dahulu kala, seorang raja sedang terbaring sakit. Namanya orang sakit pasti nggak doyan makan. Semua hidangan mewah dan enak-anak tidak ada yang menggugah selera sang raja. Kejadian ini membuat para pelayan dan juru masak istana panik. Semua menu didaur ulang hingga ada salah satu pelayan yang berhasil menemukan masakan baru. Masakan ini pun disukai sang raja, terbukti makanan tersebut habis dilahap sang raja tanpa tersisa sedikitpun.

Sang raja yang heran dan senang kemudian memerintahkan ajudannya untuk memanggil pelayan tersebut. Setelah menghadap sang raja, pelayan tersebut ditanya bahan apa yang telah dicampurkan ke dalam masakan hingga menciptakan rasa nikmat yang luar biasa.

Pelayan menjawab apa adanya, bahwa ia menemukan tanaman yang entah apa namanya, kemudian mencampurkannya ke dalam masakan sang raja. Sang raja kemudian bertanya, siapakah nama pelayan tersebut. Dengan cepat pelayan tersebut menyebut sebuah nama "Kasum". Kemudian sang raja menitahkan memberi nama tanaman tersebut sesuai nama sang pelayan.

Dimulainya event regional Kalimantan Barat membuat ane terkenang kembali dengan bubur pedas dan dongeng daun kasum. Semoga ane bisa kembali merasakan kuliner favorite ane. Selain bubur pedas, ada juga cincalok, choi pan, tempoyak, ikan masak gulai nanas, sambel terasi mangga muda, dan masih banyak yang lain ampe bikin ane ngeces ngebayangin bisa menikmatinya kembali suatu hari nanti.

Sekian curhatan ane, GanSist, moga suatu saat kita bisa berwisata kuliner bareng di tanah borneo.


Sumber : Pengalaman pribadi