Biacara tentang alat transportasi, kita tak bisa melupakan  kereta api. Bagaimana tidak? Banyak orang memilih kendaraan bergerbong ini dikarenakan efektif, cepat (kereta cepat), nyaman, anti macet, dan yang paling penting murah. 

Namun, dalam perjalannya, kereta api tak hanya menoreh cerita manis, tetapi ada beberapa tragedi yang menciptakan kenangan kelam bagi setiap orang.

Ada banyak kecelakaan kereta api yang sudah terjadi. Beberapa di antaranya tidak terlalu parah. Akan tetapi, beberapa lainnya terbilang sangat dahsyat yang bahkan menciptakan trauma pada para korban (penumpang, masinis dan jajaran) juga orang-orang yang menjadi saksi atas tragedi itu.

So, itulah yang akan kita bahas kali ini. 



1. Tragedi Bintaro 



Tragedi ini terjadi di negara kita sendiri, Indonesia. Tepatnya di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Hari itu, pada 19 Oktober 1987 dua kereta api--kereta api Patas Merak jurusan Tanah Abang--Merak yang berangkat dari Stasiun Kebayoran bertabrakan dengan kereta api Lokal Rangkas jurusan Rangkasbitung--Jakarta yang berangkat dari Stasiun Sudimara. 



Buntut dari tabrakan ini, 139 penumpang dinyatakan tewas dan 254 orang lainnya mengalami luka berat. Selain itu, proses evakuasi korban yang amat penuh tantangan--mengingat yang terjadi adalah tabrakan head to head--menambah sisi pilu dari tragedi ini. 



2. Matara Express 



Tragedi ini terjadi di Sri Langka pada 24 Desember 2006. Tidak terjadi karena tabrakan, melainkan oleh tsunami. 

Pagi itu, hari Minggu ketika liburan Natal, penumpang Matara Express membludak. Ada 1.500 penumpang berbayar dan sejumlah lain yang menebeng--memiliki tiket perjalanan (seasons). Kereta dengan jurusan Kolombo--Galle ini memang memiliki rute yang membentang di sepanjang pantai barat daya Sri Langka (sekitar 200 meter dari laut).



Sebetulnya,  ketika gempa terjadi, stasiun pemantau seismik Sri Langka tidak menemukan adanya tanda-tanda tsunami. Itulah mengapa beberapa kereta yang terjadwal hari itu tetap diizinkan beroperasi. Namun rupanya perkiraan itu meleset. Tsunami dahsyat pun terjadi. Menyikapi hal itu, pihak stasiun segera menghentikan delapan kereta yang akan beroperasi. Namun kereta Matara Express gagal diberhentikan sebab sudah kadung melaju.

Akhirnya, pukul 09:30 waktu Sri Langka, ketika melintas di desa Peraliya, gelombang raksasa pun menghantam. Seketika kereta pun berhenti diikuti oleh lautan manusia yang berlarian menuju kereta, memanjat, dan bersembunyi di belakang kereta. Mereka menganggap bahwa transportasi raksasa itu mampu membelah ombak. Namun, lagi-lagi perkiraan yang salah terjadi lagi. 

Kereta dengan delapan gerbong itu dihalau ombak sejauh 100 meter. Orang-orang yang berdiri di belakangnya hancur tergilas, yang berdiri di atasnya tersapu ombak, dan ribuan penumpang yang terjebak di dalam gerbong mati tenggelam, sebab  pintu kereta tak dapat dibuka karena terhalang air. 

Tercatat 900 jiwa ditemuka tewas. Namun, diprediksi lebih dari 1.700 jiwa yang tewas, mengingat yang benar-benar dinyatakan selamat hanya 150 orang dan sisanya tidak ditemukan. 



3. Tragedi El-Ayyat 

Sekarang kita flashbackke Mesir. Pada 20 Februari  2002, kereta api El Ayyat jurusan Kairo-Luxor terbakar di perjalanannya. Sebuah tabung gas meledak di dapur kereta yang terletak di gerbong lima. Api menjalar hingga membuat tujuh gerbong menjadi abu. 

Faktor yang memperparah tragedi ini adalah, tidak adanya saluran telekomunikasi antara masinis dan gerbong belakang, sehingga masinis beserta petugas di gerbong utama tidak tahu bahwa terjadi kebakaran. Setidaknya, dua jam berlalu, barulah orang-orang di gerbong utama menyadari kebakaran ini. 



Tercatat ada 383 jiwa penumpang yang tewas. Namun, diperkirakan ada ratusan korban lain yang sudah menjadi abu. Mereka tidak terdeteksi sebab tidak adanya data penumpang di stasiun. 



4. Tragedi Balvano

Bukan karena tabrakan juga kebakaran. Akan tetapi karena keracunan karbon monoksida yang menyebabkan 500 orang tewas keracunan gas dalam satu  malam.

Malam itu, pada peralihan dari tanggal 2 Maret ke tanggal 3 tahun 1944, kereta Balvano, Italia, melaju dari Battipaglia menuju Metaponto. Kereta barang dengan massa 520 ton diduga kelebihan muatan sebab membawa banyak penumpang ilegal. Maklum, itu adalah masa perang yang menyebabkan segala sesuatunya dilakukan diam-diam. 

Bencana terjadi ketika kereta berbahan bakar batu bara itu lajunya melambat ketika melintasi Terowongan Armi yang curam. Akibatnya gas karbon monoksida menguar dan membunuh sekitar 500 penumpang yang tengah tidur. 

Kabarnya, para penumpang ini hanya dikuburkan begitu saja tanpa adanya ritual agama atau kepercayaan di pemakaman Balvano, sebab Italia yang saat itu dilanda kemiskinan akibat krisis perang. 



5. Tragedi Chengdu-Kunming



Cerita kelam terakhir datang dari sejarah perkeretaapian Cina. Terjadi pada 9 Juli 1981 yang menyebabkan 200 lebih jiwa penumpang melayang dan 146 luka parah. 

Pada pukul 01:30 dini hari, telah terjadi longsor di sungai Liziyida, anak dari Sungai Dadu, di mana longsor ini menyebabkan hancurnya jembatan Liziyida setinggi 17 m. Pukul 01:41, kereta penumpang nomor 442--DF3--dengan 13 gerbong berangkat dari  Stasiun Niri menuju Chengdu. 



Pukul 01:45 kereta memasuki Terowongan Nainaibao dengan laju 40 km/jam. Setelah melewati terowongan ini, barulah masinis menyadari bahwa jembatan Liziyida yang akan mereka lewati telah runtuh. Masinis pun mencoba untuk membuat pemberhentian darurat, akan tetapi gagal dikarenakan rel yang curam. Akibatnya, dua lokomotif diesel, gerbong bagasi, dan satu gerbong penumpang tercebur ke sungai. Dua gerbong penumpang lain tergelincir ke pinggir sungai dan satu gerbong lain terguling di depan pintu  terowongan. 


Nah, gimana tuh, Gansis, dahsyat dan memilukan semua, kan? Begitu banyak korban yang nyawanya melayang. Semoga mereka yang tewas waktu tragedi tersebut, arwahnya tenang, ya, Gansis. Aamin.

Sekarang, perlengkapan di kereta api sudah cukup memadai. Seperti adanya pemecah kaca di setiap jendela, adanya tabung hidrogen, sambungan telekomunikasi antar gerbong, sistem rem yang baik, dan lain-lain sebagainya. 

Semoga kecelakaan kereta api tidak terjadi lagi, ya, Gansis. Aamiin. 

Sekian

A thread by : serbaserbi.com
Gambar : Google image
Narasi : opini pribadi
Sumber : 1, 2, 3, 4