Dalam suratnya, ia turut mengaku sebagai anak bunda dari Ani Yudhoyono, Rhoma Irama hingga Kapolsek Jatinegara.
Dari isi suratnya yang terkesan mengada-ada, Budi kemudian menduga bahwa emak-emak tersebut mengalami gangguan jiwa.
"Kita juga sebenarnya, saya melihat itu bahasa yang gak baik. (Strukturnya) gak bagus. Dan itu memang bahasa asal dan gak jelas itu surat apa. Karena dia menyatakan bahwa beliau itu, di bahasanya suratnya mau minta duit ke Bank DKI karena dia punya uang di Bank DKI, terus karena dia mewakili polsek-polsek. Seperti itu, jadi ngaco," kata Budi kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).
"Terus dia jadi pemimpinnya dan Rhoma Irama jadi wakilnya, bahasanya gak jelas. Jadi bahasanya ngaco," sambung Budi.
Ngaku Dianiaya Tentara
ILUSTRASI EMAK-EMAK
Budi menceritakan saat kejadian pihak Balai Kota sempat mengamankan emak-emak tersebut karena diduga tidak waras. Namun belakangan diketahui, emak-emak tersebut justru melaporkan salah seorang personel TNI ke Pomdal karena dinilai melakukan penganiayaan. Budi yangmengetahui laporan tersebut tidak benar kemudian mengklarifikasi kejadian sebenarnya.
Akibat dari pelaporan tidak benar yang dibuat emak-emak kepada Pomdal, Budi yang awalnya menduga wanita tersebut sakit jiwa justru balik melapor ke Polsek Gambir.
"Saya sudah bersurat ke Polsek Gambir, melaporkan bahwa ibu itu melakukan, mengancam pengrusakan aset pemerintah, dan mencemarkan nama baik. Tadinya kita berpikir itu dia sakit jiwa, tapi kok bisa melaporkan hal itu. Karena memang dari suratnya aneh," ujar Budi.
SUMBER