ahmadsofwan455Avatar border
TS
ahmadsofwan455
Alam Selalu Jadi Korban Nafsu dan Keinginan Manusia Untuk Bahagia.
KISAH SUKSES, sukses di Indonesia sesekali naik haji, namun tertipu oleh pedagang arab yang setiap musim naik haji.
Diketahui bapak H Muhammad Sjamsi adalah pemilik PT ANEKA BUSANA, sebuah perusahaan Produsen Topi songkok haji bermerek ALIF BATA di Lombok barat. Pasaran songkok hajinya menembus seputaran wilayah dalam dan luar negeri, sebab kuatnya mitra bisnis nya dalam perdagangan topi songkok haji, pasaran topi songkok haji itu bukan hanya seputaran wilayah Lombok saja, namun juga menembus wilayah Bali, Jabar (Cirebon dan Bandung), Jatim (Surabaya, Malang dan bangil), Jateng (semarang), D I Yogyakarta, DKI Jakarta, Riau, Pekan baru, Banjar Masin, Makasar, Ambon dan Irian Jaya. Dari wilayah dan kota inilah topi songkok haji tersebut di ekspor keluar negeri menembus pasar Brunai Darussalam, Malaisya, Thailand, Singapura, Arab Saudi, Irak, Iran dan Pakistan.
Bapak H.M Sjamsi mendirikan PT Aneka Busana dimulai dari tahun 1975, dimulai dari topi songkok haji, dia pun berdagang hampur keseluruh penjuru nusantara dengan memanfaatkan mitra dagang, teman dan para saudaranya. Modal awal dia memulai usaha tsb senilai Rp 4000 di gunakan untuk membeli meja potong dan menyewa mesin jahit dengan harga sewa (Rp 50/bulan), satu guntung dan sedikit kain, enam bulan setelah memulai usahanya keuntungan yang di terimanya mampu membeli 4 mesin jahit dan memperkerjakan 6 orang perkerja.
Dikisahkan bahwa kondisi keadaan desa yang kering dan gersang serta sedikitnya lahan pekerjaan yang mengakibatkan banyaknya pengangguran menjadi alasan untuk beliau mendirikan dan menekuni usaha tersebut, bagi beliau berkeluh kesah dan pasrah pada keadaan tidak akan menghadirkan solusi, namun berbuat dan berkarya akan melahirkan solusi dengan memanfaatkan pengetahuan yang ada serta jaringan yang dimilikinya, beliau juga berprinsif bahwa menyerah pada keadaan bukan jalan keluar, Sebab Allah akan merobah nasib kita, asal kita ma uterus berusaha merobah nasib kita sendiri.
Selain memanfaatkan produk ciptaannya sendiri bapak H.M Sjamsi Juga membeli produk dari daerah sekitar untuk memenuhi kebutuhan mitra dagangnya akan produk Topi Songkok Haji dari perusahaannya, dengan sebuah perjanjian dengan para perajin daerah tsb untuk menjaga kualitas topi Songkok haji yang di jual padanya.
Setelah tiga tahun menjalankan usaha Pak H.M Sjamsi Menilai bahwa pecinya cendrung disenangi oleh para konsumen sehingga berepek pada tingginya permintaan produk Topi songkok Haji nya, hingga pada Tahun 1978 beliau keputusan untuk melakukan peminjaman pada BNI 1946 senilai 5 juta yang digunakan untuk membeli mesin bordil, untuk kecepatan produksi H.M Sjamsi Merekrut Tenaga Kerja yang ditugaskan di beberapa bagian produksi yaitu menjahit, membordir, memotong bahan baku, serta memfacking produk yang akan dipasarkan.
Selera konsumen yang bermacam – macam memaksa H.M Sjamsi untuk berpikir keras membuat desain baru, hal tersebut membuat beliau sering mencari ketenangan dipantai dengan membawa pensil dan buku untuk merancang desain – desain baru bagi para konsumen, bahkan H.M Sjamsi terkadang mengambar dipasir tepi pantai dengan desain yang akan dirancangnya, setelah itu beliau merealisasikan rancangannya didepan mesin jahit dan border, beliau selalu mengkombinasikan warna dan menyesuaikan warna yang digunakannya dalam desain – desainnya, selain itu beliau juga akan melakukan tes pada topi songkok haji yang di buat nya dengan memcuci topi songkok haji tsb agar beliau mengetahui ketahanan kain dan warna bila hasil produksinya sudah pas dan memiliki kualitas baik beliau barulah menyerahkan nya pada para pekerja untuk diperbanyak dan dipasarkan, hingga pada tahun 1999 desain topi songkok haji bermerek Alif Bata sudah beredar 26 desain dipasaran baik didalam Negara maupun diluar Negara.
Meskipun berhasil membangun usahanya hingga maju pesat hal itu tidak membuat H.M Sjamsi sombong dan lupa daratan, dia tetap membiarkan kios kecil tepat dia berjualan untuk konsumen yang berada di dalam wilayah dengan harga yang relative murah.
Pernah saat H.M Sjamsi berangkat menunaikan ibadah haji, sewaktu akan berangkat ke mekkah arab Saudi beliau menggunakan peci sebagai penutup kepalanya, sesampainya di mekkah Arab Saudi beliau mengganti pecinya dengan membeli topi songkok haji tampa melihat merek topi songkok haji tsb, setelah musim haji hamper berakhir dia memborong songkok haji dari pedagang tempat beliau membeli topi songkok haji pengganti pecinya sebagai buah tangan dan oleh – oleh dari masjidil haram untuk para tamu yang akan menyambutnya setiba ditanah air nanti, sebab hal itu sudah menjadi kebiasaan setiap jamaah haji Indonesia pulang membawa oleh – oleh yang dibelinya di makkah. Sepulangnya dari mekkah, Arab Saudi beliau tetap mengenakan songkok haji tsb, sesampainya dirumah tamu dan para tenaga kerja berkumpul menyambutnya, para pekerja merasa heran kenapa beliau mengenakan topi songkok haji padahal keseharian sebelum naik haji menggunakan peci sebagai mahkota penutup kepala, setelah beramah tamah dan bertutur sapa iseng pekerja bertanya, “kenapa pak Haji mengenakan topi songkok haji, padahal kebiasaan beliau menggunakan peci” sembari iseng salah seorang tenaga pekerjanya juga berkomentar, “nampaknya pak haji sengaja mempromosikan topi songkok haji buatan kita di masjidil haram”. Sontak pak haji menjawab. “pas saya berangkat kemekkah, saya menggunakan peci, sesampainya disana hamper tidak ada yang mengenakan peci, jadi saya beli songkok haji ini disana sebagai pengganti peci saya” menjelaskan kenapa beliau menggunakan songkok haji tsb. Salah seorang pekerjanya berkomentar “kok topi songkok hajinya mirip dengan buatan kita pak haji”. Sontak pak haji merasa terkejut dan tampa bicara beliau langsung membuka dan melihat merek topi songkok haji yang digunakannya, saat beliau membaca dan melihat logo merek dari songkok haji yang beliau gunakan, Nampak mukanya kesal dan sedikit jengkel, sambil bicara “di Indonesia aku sukses karena wirausaha topi songkok haji, di mekkah aku terjebak memborong habis topi songkok haji buatan perusahaan ku sendiri” Nampak dari corak wajahnya sedikit ada kekecewaan. Tak berapa lama beliau sedikit tersenyum, sembari berkata “aku sukses di Indonesia sesekali naik haji, namun tertipu oleh pedagang arab yang setiap musim naik haji” sembari tertawa. Terlihat keceriaan dan kekecewaan berbaur di wajahnya menjadi satu kesatuan yang sulit diucapkan.
Namun kekecewaan dia tak seberapa di bandingkan dengan kekecewaan para tamu yang dari pagi menunggu kepulangannya dengan harapan dapat oleh – oleh dari Mekkah, Arab Saudi. Ternyata oleh – oleh yang mereka dapatkan adalah songkok haji yang di produksi dari daerah mereka sendiri.


Diubah oleh ahmadsofwan455 26-10-2020 20:46
0
223
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan