Pulau Bali, yang dikenal dengan pulau Dewata ini memang tak diragukan lagi keindahan. Bali menjadi destinasi wisata yang digandrungi baik turis asing maupun wisatawan domestik.

Tak hanya wisata alam yang dikelola, misalnya pantai Kuta, pantai yang menjadi tujuan objek wisata andalan di pulau Bali. Pun, berbagai macam adat, budaya, dan tradisi pun dikemas menjadi objek wisata yang sangat diminati wisatawan. Berbagai macam tarian, upacara adat dilestarikan untuk menunjang sektor pariwisata di Bali.

Masyarakat Bali memang luar biasa, kesadaran akan pariwisata sungguh pun patut dicontoh oleh kota lain. Dengan majunya sektor pariwisata berarti mampu mengangkat kesejahteraan harkat hidup masyarakatnya.

Btw, dari sekian banyak Kaskuser, adakah yang pernah ke Bali? Hayo, angkat tangannya! Kalau TS sih, pernah, saat duduk di SMA. Dulu TS beli oleh-oleh salak Bali dan kaus Bali. Piknik kalau nggak beli buah tangan, rasanya kurang afdol.

Nah, di thread kali ini TS, ingin membicarakan salah satu oleh-oleh yang khas banget dari Bali. Oleh-oleh khas ini hanya pun khusus diperuntukan bagi kalangan 18++. Apakah itu?



Adalah Arak Bali, oleh-oleh yang bisa ditemui hanya di Bali dan pembuatannya juga di Bali. Tepatnya di kabupaten Karangasem. Kabupaten Karangasem menjadi sentra pembuatan arak Bali ini.

Setelah diterbitkannya peraturan gubernur no 1 tahun 2020 tentang tata kelola pembuatan minuman tradisional khas Bali yakni arak. Para produsen pun sedikit lega dan tidak merasa was-was lagi karena adanya payung hukum yang menaungi mereka. Meskipun ijin peredaran minuman ini belum diresmikan oleh pemerintah.

Sebenarnya, arak Bali itu seperti apa dan bagaimana pembuatannya? Yuk, disimak thread sederhana dari TS.

Bahan baku dari arak Bali

Bahan baku pembuatan arak Bali adalah nira. Nira dihasilkan dari sadapan bunga pada kepala, aren, ataupun lontar. Ketiga pohon cukup banyak ditemukan di Bali. Lontar dan janur kelapa sering dijadikan hiasan untuk upacara adat di Bali. Air nira bila direbus terus-menerus akan mengental akan menjadi gula merah.

Proses pembuatan arak Bali

Air nira yang telah disadap tadi dicampur dengan sabut kelapa untuk difermentasi selama 2-3 hari. Fermentasi ini menghasilkan air nira yang berasa kecut. Hasil dari fermentasi ini, bisa langsung dikonsumsi, namanya tuak.

Agar terbentuk menjadi arak Bali yang khas, nira yang sudah difermentasi tersebut dilakukan dengan cara penyulingan. Penyulingan yaitu dengan melakukan perebusan air nira sehingga menghasilkan uap-uap yang akan dialirkan ke dalam penampungan berupa tetesan-tetesan air yang disebut arak.



Ciri dan tingkat kualitas arak Bali

Hasil daripada penyulingan, menghasilkan arak Bali, dengan kualitas yang berbeda. Untuk kualitas yang pertama yakni arak Bali dengan kadar alkohol sebesar 45%. Adapapun cirinya adalah saat didekat dengan api akan menyala berwarna biru, kayak nyala api kompor elpiji gitu, gansis. Arak ini sering disebut arak api. Ciri lain bila dikocok di dalam botol timbul banyak busa.

Tingkatan yang kedua yaitu dengan kadar alkohol sebesar 30%. Juga akan terbakar dan menyala bila kena api, tetapi warna apinya kekuningan. Bila dikocok di dalam botol juga agan timbul busa tetapi tak sebanyak arak api.

Arak Bali pada tingkat ketiga dengan kadar alkohol sebesar 20%. Arak Bali ini bisa dijadikan bahan tambahan sebagai sprit atau campuran untuk membuat koktail.

Sedangkan tingakatan yang ke-empat, yakni arak Bali dengan kadar alkohol sebesar 5-10%. Arak ini biasa dipakai untuk sesajen atau untuk keperluan acara upacara adat dan keagamaan.

Nah, begitulah sekilas tentang thread ane yang membahas sekilas tentang arak Bali. Jadi bagi gansis bila pergi ke Bali jangan lupa beli arak Bali. Namun, sebaiknya jangan dikonsumsi, ya, bisa mabuk, teler.
Jadikanlah sebagai barang kenang-kenangan dan pajangan di rumah.

Sekian thread dari ane, semoga bermanfaat. Sampai ketemu di thread ane selanjutnya. Bye!

Referensi tulisan dan gambar: sini dan ini
Penulis: @dalledalminto