- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Penyambut Tahun Baru


TS
metalbee
Penyambut Tahun Baru

Quote:
Sebagai pembuka, perkenalkan gue adalah pribadi yang ngga percaya sama hal-hal mistik, walaupun terdengar keren di telinga gue sebagai orang Indonesia awam.
Kejadian ini gue sebut sebagai "Penyambut Tahun Baru". Kala itu 31 Desember 2018. Ya, bener, malam tahun baru. Gue bersama temen gue, sebut aja Pinon. Kita ini seorang pelajar kelas 11 di salah satu Sekolah Swasta di Kota Jambi.
By the way, Pinon ini anak silat. Udah rahasia umum kalo anak silat pasti ada juga dekat dengan hal-hal berbau mistik. Kebetulan juga Pinon adalah anak "spesial" karna dia bisa merasakan dan sesekali juga bisa melihat sosok itu.
Kabarnya dia ini dapat mustika dari Kakeknya hingga dia bisa kaya sekarang. Sialnya, karna itu, di manapun dia. Pasti ada aja yang ngikutin dan kita yang ngga ngelihat juga ikutan ngelihat.
Back to the topic, malam tahun baru itu temen-temen semua pada pulang kampung. Otomatis, sepilah jadinya. Ngga ada yang ngumpul, ngga asiklah. Gue dan Pinon cuma berdua keliling Kota aja.
Sampai pada akhirnya kita capek. Dan ya kebetulan di rumah gue rame karna keluarga pada ngumpul.
Kita ke Rumah gue deh. Kita sampai dan ternyata udah sepi. Keluarga udah pulang, tumben banget sih. Terus sampai di situ kita duduk di teras. Kebetulan Rumah gue menghadap sebuah kebun sepetak gitu. Di sana rimbun sama pohon pisang.
Udah jam dua malam, kita duduk ngobrolin santai aja. Lalu di sini momennya.
Si Pinon selalu ngelirik kebun. Matanya selalu melihat ke sana. Gue pribadi lumayan risih tapi juga penasaran.
Lalu dia mulai berdiri. Tangannya menunjuk ke arah depan. Gue ikut nengok. Alhasil gue ngga mendapatkan apa-apa.
Tatapan seriusnya membuat gue makin penasaran. Hawa semakin dingin, ngga bohong. Tiba-tiba Pinon lari ke arah kebun. Tanpa alas kaki. Gue kejar dan dia mukul-mukul daun pisang.
Gue kaget. Langsung balik lagi dengan kaki lesu. Dia bilang begini, "Keduanya selalu merhatiin kita, Met" lanjutnya, "Mereka punya tangan. Ngga nyentuh tanah."

Ini adalah foto tempat si Pocong yang dimaksud Pinon berdiri. Dari situ gue mulai percaya bahwa hantu itu ada.
Karna apa?
Karna ketika Pinon nyuruh gue menoleh. Dua sosok Pocong berdiri di ujung kegelapan. Gue langsung mati rasa. Gue awalnya ngga yakin dengan apa yang gue lihat.
Tapi mereka bergerak! Dan Pinon lari lagi untuk memastikan itu bukan kiasan cahaya atau semacam kain. Yang benar aja, ngga ada apa-apa lagi.
Kita balik duduk. Sial banget, itu Pocong muncul lagi. Gue dan Pinon terus memperhatikan gerak-gerik si Pocong. Mereka kaya mencoba untuk berkomunikasi. Entah apa itu tapi yang gue lihat kalo mereka itu sedang "joget".
Kita ngga bisa tidur dan memilih untuk bergadang dari malam sampai pagi. Dan di sinilah puncak kekacauannya. Pukul empat dini hari, Pinon batuk darah. Ngga banyak tapi cukup buat gue kaget karna dia ini orangnya sangat sehat.
Gue bergegas mengambilkan minum buat dia. Gue lihat sendiri mulutnya Pinon bergerak seperti mengucapkan sesuatu dengan cepat. Kaya baca mantra.
Lalu suara Adzan Shubuh berkumandang. Pinon langsung melihat ke arah gue dan merampas minuman itu. Dia berulang kali mengucapkan istighfar.
Akhirnya kita duduk terus di situ. Karna Pinon ngga mau pindah masuk ke dalam. Gue ikutin apa yang dia lihat. Paginya ketika hari udah terang. Semuanya hilang.
Pocong itu hilang. Ngga ada di tempatnya. Gue dan Pinon selalu menceritakan hal itu setiap nongkrong.
Kejadian ini gue sebut sebagai "Penyambut Tahun Baru". Kala itu 31 Desember 2018. Ya, bener, malam tahun baru. Gue bersama temen gue, sebut aja Pinon. Kita ini seorang pelajar kelas 11 di salah satu Sekolah Swasta di Kota Jambi.
By the way, Pinon ini anak silat. Udah rahasia umum kalo anak silat pasti ada juga dekat dengan hal-hal berbau mistik. Kebetulan juga Pinon adalah anak "spesial" karna dia bisa merasakan dan sesekali juga bisa melihat sosok itu.
Kabarnya dia ini dapat mustika dari Kakeknya hingga dia bisa kaya sekarang. Sialnya, karna itu, di manapun dia. Pasti ada aja yang ngikutin dan kita yang ngga ngelihat juga ikutan ngelihat.
Back to the topic, malam tahun baru itu temen-temen semua pada pulang kampung. Otomatis, sepilah jadinya. Ngga ada yang ngumpul, ngga asiklah. Gue dan Pinon cuma berdua keliling Kota aja.
Sampai pada akhirnya kita capek. Dan ya kebetulan di rumah gue rame karna keluarga pada ngumpul.
Quote:
Kita ke Rumah gue deh. Kita sampai dan ternyata udah sepi. Keluarga udah pulang, tumben banget sih. Terus sampai di situ kita duduk di teras. Kebetulan Rumah gue menghadap sebuah kebun sepetak gitu. Di sana rimbun sama pohon pisang.
Udah jam dua malam, kita duduk ngobrolin santai aja. Lalu di sini momennya.
Si Pinon selalu ngelirik kebun. Matanya selalu melihat ke sana. Gue pribadi lumayan risih tapi juga penasaran.
Lalu dia mulai berdiri. Tangannya menunjuk ke arah depan. Gue ikut nengok. Alhasil gue ngga mendapatkan apa-apa.
Tatapan seriusnya membuat gue makin penasaran. Hawa semakin dingin, ngga bohong. Tiba-tiba Pinon lari ke arah kebun. Tanpa alas kaki. Gue kejar dan dia mukul-mukul daun pisang.
Quote:
Gue kaget. Langsung balik lagi dengan kaki lesu. Dia bilang begini, "Keduanya selalu merhatiin kita, Met" lanjutnya, "Mereka punya tangan. Ngga nyentuh tanah."

Ini adalah foto tempat si Pocong yang dimaksud Pinon berdiri. Dari situ gue mulai percaya bahwa hantu itu ada.
Karna apa?
Karna ketika Pinon nyuruh gue menoleh. Dua sosok Pocong berdiri di ujung kegelapan. Gue langsung mati rasa. Gue awalnya ngga yakin dengan apa yang gue lihat.
Tapi mereka bergerak! Dan Pinon lari lagi untuk memastikan itu bukan kiasan cahaya atau semacam kain. Yang benar aja, ngga ada apa-apa lagi.
Kita balik duduk. Sial banget, itu Pocong muncul lagi. Gue dan Pinon terus memperhatikan gerak-gerik si Pocong. Mereka kaya mencoba untuk berkomunikasi. Entah apa itu tapi yang gue lihat kalo mereka itu sedang "joget".
Kita ngga bisa tidur dan memilih untuk bergadang dari malam sampai pagi. Dan di sinilah puncak kekacauannya. Pukul empat dini hari, Pinon batuk darah. Ngga banyak tapi cukup buat gue kaget karna dia ini orangnya sangat sehat.
Gue bergegas mengambilkan minum buat dia. Gue lihat sendiri mulutnya Pinon bergerak seperti mengucapkan sesuatu dengan cepat. Kaya baca mantra.
Lalu suara Adzan Shubuh berkumandang. Pinon langsung melihat ke arah gue dan merampas minuman itu. Dia berulang kali mengucapkan istighfar.
Akhirnya kita duduk terus di situ. Karna Pinon ngga mau pindah masuk ke dalam. Gue ikutin apa yang dia lihat. Paginya ketika hari udah terang. Semuanya hilang.
Pocong itu hilang. Ngga ada di tempatnya. Gue dan Pinon selalu menceritakan hal itu setiap nongkrong.
Quote:
Diubah oleh metalbee 23-10-2020 22:59


indrag057 memberi reputasi
1
340
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan