- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
12 Bulan Lagi Malapetaka Ancam Dunia, Mega Tsunami 524 M Diprediksi Datang dari .....


TS
masramid
12 Bulan Lagi Malapetaka Ancam Dunia, Mega Tsunami 524 M Diprediksi Datang dari .....
12 Bulan Lagi Malapetaka Ancam Dunia, Mega Tsunami 524 M Diprediksi Datang dari Alaska, Ini Sebabnya
Lusi Nafisa

Tsunami /
Zonajakarta.com- Pandemi corona yang melanda dunia masih menyibukkan banyak negara.
Siapa sangka, ancaman lain yang menjelma bak malapetaka bagi dunia kini menanti di depan mata.
Dikutip Zonajakarta.com dari Science Alert, Tsunami raksasa yang dahsyat di Alaska yang dipicu oleh longsoran batu yang tidak stabil setelah gletser mencair kemungkinan besar akan terjadi dalam dua dekade mendatang.
Dan kini para ilmuwan khawatir hal itu bisa terjadi dalam 12 bulan ke depan.

Foto Film Tsunami Haeundae. Berikut ini cara antisipasi tentang Tsunami dan apa yang harus dilakukan jika ada gelombang Tsunami seperti riset ITB yang mengatakan akan ada gelombang tsunami setinggi 20 meter mengancam pantai selatan pulau Jawa.
Meski potensi risiko tanah longsor semacam itu sangat serius, masih banyak hal yang tidak diketahui tentang bagaimana atau kapan bencana ini bisa terjadi.
Yang jelas adalah gletser di Prince William Sound mengalami kemunduran, di sepanjang pantai selatan Alaska, tampaknya berdampak pada lereng gunung di atas Barry Arm, sekitar 97 kilometer (60 mil) di timur Anchorage.
Analisis citra satelit menunjukkan bahwa saat Gletser Barry mundur dari Barry Arm karena terus mencair, goresan batu besar yang disebut lereng curam di permukaan gunung di atasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa tanah longsor yang bertahap dan bergerak lambat sudah terjadi di atas fjord, tetapi jika permukaan batu tiba-tiba lepas, konsekuensinya bisa mengerikan.
Meski terpencil, kawasan ini adalah kawasan yang sering dikunjungi oleh kapal komersial dan kapal rekreasi, termasuk kapal pesiar.
"Awalnya sulit untuk mempercayai angka-angka itu," ujar salah satu peneliti, yang merupakan ahli geofisika Chunli Dai dari Universitas Negeri Ohio mengatakan kepada NASA Earth Observatory.
"Berdasarkan ketinggian endapan di atas air, volume tanah yang longsor, dan sudut kemiringan, kami menghitung bahwa keruntuhan akan melepaskan 16 kali lebih banyak puing dan 11 kali lebih banyak energi daripada longsor Teluk Lituya di Alaska tahun 1958 dan mega-tsunami", ujarnya
Jika kalkulasi tim benar, hasil seperti itu tidak mungkin terpikirkan, karena peristiwa longsornya Teluk Lituya di Alaska tahun 1958 oleh para saksi mata disamakan dengan ledakan bom atom.
Dan jika kalkulasi tim benar, maka hal ini seringkali dianggap sebagai gelombang tsunami tertinggi di zaman modern, mencapai ketinggian maksimum 524 meter.
Peristiwa longsoran lereng yang jauh lebih baru pada tahun 2015 di Taan Fiord di sebelah timur menghasilkan tsunami setinggi 193 meter.
Gempa Susulan Skala 7.5 Guncang Alaska dari Skala 7.8, Picu Peringatan Tsunami.

Gempa Susulan Skala 7.5 Guncang Alaska dari Skala 7.8, Picu Peringatan Tsunami. Pexels
Dan para peneliti mengatakan longsoran ini dapat disebabkan oleh berbagai sebab.
"Lereng seperti ini dapat berubah dari lambat merayap menjadi tanah longsor yang bergerak cepat karena sejumlah pemicu yang mungkin terjadi," jelas laporan yang diterbitkan bulan Mei lalu.
"Seringkali, hujan lebat atau hujan yang berkepanjangan menjadi faktor penyebabnya. Gempa bumi biasanya juga memicu longsoran. Cuaca panas yang mendorong pencairan permafrost, salju, atau es gletser juga bisa menjadi pemicunya".
Sejak laporan ini dirilis awal tahun, analisis longsor berikutnya menunjukkan sedikit atau tidak ada pergerakan massa tanah di lereng, meskipun hal itu sendiri tidak memberi kita cukup informasi, karena penelitian menunjukkan bahwa permukaan batuan telah bergeser setidaknya sejak 50 tahun yang lalu.
Meski potensi risiko tanah longsor semacam itu sangat serius, masih banyak hal yang tidak diketahui tentang bagaimana atau kapan bencana ini bisa terjadi'***
https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...a-ini-sebabnya
Lusi Nafisa

Tsunami /
Zonajakarta.com- Pandemi corona yang melanda dunia masih menyibukkan banyak negara.
Siapa sangka, ancaman lain yang menjelma bak malapetaka bagi dunia kini menanti di depan mata.
Dikutip Zonajakarta.com dari Science Alert, Tsunami raksasa yang dahsyat di Alaska yang dipicu oleh longsoran batu yang tidak stabil setelah gletser mencair kemungkinan besar akan terjadi dalam dua dekade mendatang.
Dan kini para ilmuwan khawatir hal itu bisa terjadi dalam 12 bulan ke depan.

Foto Film Tsunami Haeundae. Berikut ini cara antisipasi tentang Tsunami dan apa yang harus dilakukan jika ada gelombang Tsunami seperti riset ITB yang mengatakan akan ada gelombang tsunami setinggi 20 meter mengancam pantai selatan pulau Jawa.
Meski potensi risiko tanah longsor semacam itu sangat serius, masih banyak hal yang tidak diketahui tentang bagaimana atau kapan bencana ini bisa terjadi.
Yang jelas adalah gletser di Prince William Sound mengalami kemunduran, di sepanjang pantai selatan Alaska, tampaknya berdampak pada lereng gunung di atas Barry Arm, sekitar 97 kilometer (60 mil) di timur Anchorage.
Analisis citra satelit menunjukkan bahwa saat Gletser Barry mundur dari Barry Arm karena terus mencair, goresan batu besar yang disebut lereng curam di permukaan gunung di atasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa tanah longsor yang bertahap dan bergerak lambat sudah terjadi di atas fjord, tetapi jika permukaan batu tiba-tiba lepas, konsekuensinya bisa mengerikan.
Meski terpencil, kawasan ini adalah kawasan yang sering dikunjungi oleh kapal komersial dan kapal rekreasi, termasuk kapal pesiar.
"Awalnya sulit untuk mempercayai angka-angka itu," ujar salah satu peneliti, yang merupakan ahli geofisika Chunli Dai dari Universitas Negeri Ohio mengatakan kepada NASA Earth Observatory.
"Berdasarkan ketinggian endapan di atas air, volume tanah yang longsor, dan sudut kemiringan, kami menghitung bahwa keruntuhan akan melepaskan 16 kali lebih banyak puing dan 11 kali lebih banyak energi daripada longsor Teluk Lituya di Alaska tahun 1958 dan mega-tsunami", ujarnya
Jika kalkulasi tim benar, hasil seperti itu tidak mungkin terpikirkan, karena peristiwa longsornya Teluk Lituya di Alaska tahun 1958 oleh para saksi mata disamakan dengan ledakan bom atom.
Dan jika kalkulasi tim benar, maka hal ini seringkali dianggap sebagai gelombang tsunami tertinggi di zaman modern, mencapai ketinggian maksimum 524 meter.
Peristiwa longsoran lereng yang jauh lebih baru pada tahun 2015 di Taan Fiord di sebelah timur menghasilkan tsunami setinggi 193 meter.
Gempa Susulan Skala 7.5 Guncang Alaska dari Skala 7.8, Picu Peringatan Tsunami.

Gempa Susulan Skala 7.5 Guncang Alaska dari Skala 7.8, Picu Peringatan Tsunami. Pexels
Dan para peneliti mengatakan longsoran ini dapat disebabkan oleh berbagai sebab.
"Lereng seperti ini dapat berubah dari lambat merayap menjadi tanah longsor yang bergerak cepat karena sejumlah pemicu yang mungkin terjadi," jelas laporan yang diterbitkan bulan Mei lalu.
"Seringkali, hujan lebat atau hujan yang berkepanjangan menjadi faktor penyebabnya. Gempa bumi biasanya juga memicu longsoran. Cuaca panas yang mendorong pencairan permafrost, salju, atau es gletser juga bisa menjadi pemicunya".
Sejak laporan ini dirilis awal tahun, analisis longsor berikutnya menunjukkan sedikit atau tidak ada pergerakan massa tanah di lereng, meskipun hal itu sendiri tidak memberi kita cukup informasi, karena penelitian menunjukkan bahwa permukaan batuan telah bergeser setidaknya sejak 50 tahun yang lalu.
Meski potensi risiko tanah longsor semacam itu sangat serius, masih banyak hal yang tidak diketahui tentang bagaimana atau kapan bencana ini bisa terjadi'***
https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...a-ini-sebabnya




extreme78 dan tepsuzot memberi reputasi
2
1.8K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan