Hal yang agak mistis terjadi ketika saya menjalani diklat di sekolah dulu. Hal ini tidak bisa saya lupakan sampai sekarang hingga saya agak ngeri kalau balik ke sekolah diatas jam 6 malam.

Seperti banyak ekstrakulikuler sekolah pastinya ada diklat-diklat untuk meresmikan posisi kita sebagai anggota dan semua laki-laki tidur di satu kelas yang sama ketika sedang mengobrol setelah kegiatan hari pertama ada benda jatuh.

Ardian : Apa itu
Saya : gak tau
Rincing : sek tak cek

Ternyata ada helm yang jatuh tetapi hebatnya helm tersebut jatuh lumayan jauh dari meja dan biasanya kalau glundung (atau bahasa Indonesianya bergulir mungkin) pasti helm jatuh tersebut bunyi kletak-kletak tetapi bunyi helm jatuh tersebut hanya duk dan posisinya masih berdiri. Karena kita gak berpikir aneh-aneh mungkin kita hanya berfikir lupa naruh dan benda lain yang jatuh.



Setelah kejadian tersebut kita memilih tidur dan pada tengah malam akhirnya saya terbangun kebelet buang air. Tetapi sampai depan pintu kamar mandi saya merasa agak merinding semakin dekat saya dengar suara dug-dug seperti orang memukul-mukul pintu. Karena takut akhirnya saya,lari balik lagi ke tempat saya tidur tetapi ketika di jalan balik ada yang teriak "Dinda kesurupan, Dinda kesurupan" yang membuat banyak peserta bangun.

Karena saya dekat tempat tidur para cewek saya sempat melihat Dinda sedang kesurupan tersebut dia dengan pose merangkak seperti macan dan uniknya dia berbicara bahasa kromo inggil padahal saya tahu sendiri Dinda tidak bisa berbicara bahasa Kromo.

Akhirnya pak Zainal datang menyembuhkan Dinda yang sedang kesurupan tersebut hingga dia di beri minum dan tertidur. Kayaknya sih salah satu metode rukyah yang dilakukan oleh pak Zaenal Tersebut.

Setelah itu ternyata kesurupan belum kelar malah pindah agak jauh di dekat ruangan UKS tetapi disini saya udah ga melihat karena disuruh pindah ke ruang kelas dan kita diwajibkan mengaji bersama.

Tetapi menurut cerita yang beredar Mbak Dian di uks tau-tau bengong dan di panggil-panggil gak nyaut bahkan sempat nangis keluar air mata sendiri tanpa suara dan akhirnya kembali di sembuhkan oleh pak Zainal. Akhirnya kita semua di kumpulkan di tengah lapangan dengan penerangan yang terang benerang serta ngaji bersama hingga subuh.

Akhirnya kita gak pernah lagi mengadakan diklat-diklat yang sampai nginep hingga sekarang saya sendiri ngeri jika harus ke sekolah malam-malam.