Kaskus

Story

kutilkuda1202Avatar border
TS
kutilkuda1202
Menyesal telah Mencari Muka Demi Posisi, Hingga Menjegal Sahabat Sendiri
Note: Thread ini adalah kisah nyata narasumber. komentar akan dibalas narasumber dalam waktu 24 jam setelah thread di up.

Harta.. Tahta.. Renatta..
eh, maksud saya harta, tahta dan wanita. Tiga kata yang selama ini menjadi slogan oleh banyak orang untuk menggambarkan impian dan bahkan godaan bagi mayoritas pria. Mengapa tiga hal ini menjadi sesuatu yang sangat menggoda? Jawaban mudahnya, karena ketiga hal itu sangat "menarik" dan memberikan kebahagiaan serta kenyamanan bagi seseorang. Tidak salah bila ketiga kata tersebut menjadi suatu impian dan bahkan tujuan dari banyak orang hidup.

Banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan ketiga hal yang menarik tersebut. Yang pertama, Harta. Saya teringat dengan pelajaran ekonomi ketika saya masih SMA. Harta merupakan segala bentuk kekayaan, baik berwujud maupun tidak. Harta tersebut dapat dihitung dalam mata uang, sehingga dapat menentukan seberapa besar kekayaan yang dimiliki.

Ingat tidak dengan film Jojo yang diperankan oleh Joshua Suherman waktu ia masih kecil. Ia saat itu berperan sebagai anak gelandangan miskin. Ia dan temannya bermain bersama dan bernyanyi sambil berjalan jalan dipinggir jalanan ibukota. Seingat saya seperti ini liriknya:
duh enaknya jadi orang kaya
beli apa juga bisa
pergi kemana saja bisa
bisa kaya gak kita ya?

Memang benar lagu itu. Saya pun juga ingin kaya, dengan banyak uang. Ingin beli gadget terbaru yang harganya mahal, misalnya iphone 12 pro maxxxx atau samsung note 20+ataupun handphone yang bisa dilipat kekanan kekiri bisa langsung beli. Beli rumah di area termahal, tinggal beli. Beli pesawat atau jet pribadi, tinggal beli. Pakaian mahal hingga pakaian dalam pun yang termahal juga tinggal beli. Sungguh enaknya. Tidak salah bila harta menjadi kata pertama dalam slogan tersebut.

Selanjutnya, tahta. Saat pertama kali saya mendengar kata tahta, saya langsung teringat dengan film film jaman dahulu yang menceritakan kisah kerajaan. Mereka berjuang untuk mendapatkan posisi, dan saling menjatuhkan satu sama lain. Saya teringat dengan film korea yang sangat menyemangati saya kala itu, berjudul "Jewel In The Palace". Film yang menceritakan kisah Dae Jang Geum, seorang anak yatim piatu yang berjuang menjadi sukses di kerajaan untuk memperbaiki nama baik dari almarhum ayah, ibu dan juga dayang yang mengajarinya. Film itu benar-benar menunjukkan betapa jahatnya seseorang bila sudah memiliki ambisi keras dalam mendapatkan sebuah "tahta".

Tahta berhubungan dengan harta. Semakin tinggi tahta, maka harta seseorang pun akan meningkat. Bila kita tarik di masa kini. Seorang pemilik toko pasti memiliki pendapatan lebih tinggi daripada karyawan tokonya, bukan? Seorang atasan pasti memiliki gaji lebih tinggi daripada bawahannya. Hal ini menunjukkan keterkaitan dari tahta dan harta.

Apakah kisah itu hanya ada di dalam film saja? TIDAK. Karena hal itupun terjadi di masa kini. Kisah perebutan tahta demi harta yang terjadi di masa kini juga terjadi pada kisah salah seorang sahabat dari TS kutilkuda. Ia mengalami proses dalam hidupnya yang memaksa dia melakukan tindakan yang menyebabkan ia menyesal di kemudian hari. 

Beginilah ceritanya:

Panggil saja namaku Rumi. Aku seorang wanita berusia 32 tahun. Aku bekerja disebuah perusahaan retail yang produknya cukup dikenal masyarakat. Aku sudah bekerja di perusahaan ini lebih dari 8 tahun. Posisiku sebelum saat ini adalah staff. Selama aku bekerja, aku selalu melakukan yang terbaik sebisaku. Aku mengatur waktuku, membuat jadwal pribadi sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik. 

Di kantorku, aku memiliki seorang sahabat. Ia adalah Ismy. Ismy dan aku sama sama berada pada kantor yang sama, posisi yang sama dan divisi yang sama. Kita berteman dengan baik. Kedekatan kamipun semakin erat karena kami selalu membahas hal hal yang bisa dibilang "aneh" bagi kami yang terjadi di kantor. Dimulai dari curahan hati hingga membahas orang orang yang kelakuannya seperti iblis di kantor. Ismy menjadi satu satunya teman yang bisa kuandalkan. 

Pada tahun 2019 lalu, atasan kami memutuskan mengundurkan diri. Ia berencana membuka bisnis baru diusianya yang ke 45 tahun. Mundurnya beliau dari posisi ini, memberikan jalan bagi staff staff bawahannya untuk mengisi posisi kosong tersebut. Setelah penilaian kerja dari HRD dan manajemen, akhirnya aku dan ismy terpilih menjadi kandidat calon kepala divisi. 

Awalnya kami masih berteman biasa, bahkan Ismy berkata bahwa ia rela menyerahkan posisinya demi aku. Akupun begitu, aku rela melepas posisi itu demi Ismy. Tetapi berjalannya waktu, kami mulai berambisi. Kami mulai bertanding secara sehat dalam hal pekerjaan demi posisi ini. Kami yang dulunya asyik bercerita dan bercanda, mulai jarang bercengkrama lagi. Kami mulai sibuk dengan proyek kami dan mencari cara agar prestasi kami lebih baik lagi.

Suatu ketika, pikiran jahatku mulai berkeliaran dan mencari cara menjatuhkan Ismy. Aku sudah gelap hati dan aku berambisi. Aku ingin segera mendapatkan posisi itu. Aku pun membuat suatu siasat jahat bagi ismy. Aku mulai membuat fitnah yang buruk mengenai Ismy. Kala itu ismy sedang makan siang dengan HRD, dan aku pun mulai membuat gosip bahwa dia selingkuh dengan HRD.

Aku mulai membuat tim Ismy mulai membenci Ismy. Aku sampaikan hal buruk mengenai Ismy dan juga kalimat kalimat saat dulu Ismy menjelekkan seseorang atau curhat tentang seseorang. "eh, dulu bu Ismy kan juga sering lho jelek-jelekin kamu, dulu sih itu tapi gak tau sekarang..."

Makin hari makin banyak yang membencinya. Dan suatu ketika, aku pun berakting pura-pura menjadi korban atas kesombongan Ismy. Aku membuat jadwal yang ketat untuk proyek Ismy, lalu aku menjelaskan dengan nada yang tidak enak dan memancing amarah Ismy. Akhirnya Ismy pun membentakku, dan dia meluapkan emosinya. Saat itulah trik jahatku berjalan. Aku pura pura menjadi korban. Aku menangis di depan tim, dan juga manajemen. Aku berpura-pura seolah aku lah yang jadi korban. PLAYING VICTIM.

Dan akhirnya di awal tahun 2020, aku menjadi pimpinan di divisi tersebut. Ismy tetap menjadi staff. Aku merasa menang dan berhasil. Rasanya, mimpi itu menjadi nyata. Posisi naik, gajipun ikut naik. Indahnya...

Tetapi, ternyata karma itu berjalan dengan cepat. Covid-19 melanda Indonesia. Aku ditekan dengan keras dari atasan untuk meningkatkan produksi dan target. Aku membuat cara untuk divisiku maju, tetapi disaat itulah Ismy membalas apa yang telah kulakukan. Ismy menghasut teman satu divisi, dan membuat semua proyekku gagal. Sungguh tega apa yang dia perbuat. 

Akupun mulai sadar. 
Harta dan tahta memanglah penting. Jabatan dan gaji yang tinggi juga menjadi impianku. 
Tetapi, akan lebih baik bila aku tidak menjatuhkan sahabatku. 

Benar kata pepatah:
Naiklah tanpa menjatuhkan orang lain, Berhasil lah tanpa menjegal orang lain.


Sekian.
Rumi, Jakarta.
p.a.c.o.lAvatar border
annaonymusAvatar border
sormin180Avatar border
sormin180 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
721
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan